TRIBUNMATARAM.COM - Kronologi lengkap Nira Damayanti, paskibraka hilang setelah upacara penurunan bendera sejak Sabtu (17/8/2019) silam.
Seorang paskibraka asal Kecamatan Jepon, Blora, Jawa Tengah menghilang secara mendadak setelah upacara penurunan bendera HUT Kemerdekaan RI ke-74 yang lalu.
Sang ayah pun mengisahkan kronologi awal putrinya menghilang hingga kini.
Nira Damayanti (15), anggota Paskibra dari SMK Bhina Mulya menghilang usai menurunkan bendera sejak Sabtu, 17 Agustus lalu.
• 4 Makanan yang Bisa Kempeskan Kantung Matamu yang Bengkak, Mudah Didapat Harga Terjangkau!
• 4 Pengakuan Luna Maya yang Tak Mau Tipu Diri Sendiri, Jodoh dan Hubungannya dengan Ariel Noah
• Dapat Suntikan Dana untuk Bisnis, Gibran Rakabuming: Sebenarnya Saya Dalam Posisi Serba Tidak Enak
• Menikah Siri Diam-diam dengan Ammar Zoni, Irish Bella Ungkap Usia Kehamilan yang Sebenarnya!
Ayah Nira, Sudiran, mengungkapkan kronologi awal hilangnya putri kesayangannya itu kepada Kompas.com, Rabu (28/8/2019) malam.
Sudiran mengatakan, awalnya Nira pamit untuk menjadi anggota Paskibra yang bertugas menaikkan bendera pada upacara HUT Ke-74 Kemerdekaan RI di Stadion Kridaloka, Jepon.
Usai menaikkan bendera, Nira masih ada.
Bahkan ia bisa mengikuti upacara penurunan bendera pada sore harinya.
Namun usai mengikuti upacara penurunan bendera, Nira sudah menghilang.
"Sekitar jam 6 petang saya ditelepon dan disuruh jemput oleh gurunya, tapi sesampainya di sana Nira sudah tidak ada.
Bahkan saya tunggu sampai jam 9 malam juga tak ada kabar," tutur Sudiran saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Menurut Sudiran, Nira tidak memiliki masalah di keluarga.
Hanya saja, ia termasuk anak yang cukup bandel karena sering bergaul dengan anak jalanan.
Kebiasaan itu kerap dilakukan sejak Nira duduk di bangku SMP.
Bahkan pernah suatu hari, Nira tidak pulang ke rumah selama tiga hari.
• Ruben Onsu Singgung Farhat Abbas Pakai Akun Bodong untuk Buktikan Hotman Paris Bersalah, Benarkah?
• 5 Fakta YouTuber Angga Candra, dari Penjual Es Kelapa, Pengamen hingga Punya Puluhan Juta Subscriber
• Sejarah Superhero Gundala Putra Petir dan Fakta Menariknya, Film Gundala Tayang 29 Agustus 2019
• Tega Menghabisi Suami & Anak Tirinya karena Masalah Ekonomi, Ternyata Segini Besarnya Utang Pelaku
Namun kali ini, siswa kelas I SMK itu sudah menghilang selama dua minggu.
Sudiran mengaku ia mendengar kabar bahwa Nira berada di Jawa Timur, tepatnya di Grobogan.
Ia berharap kepolisian segera menemukan Nira dan dalam keadaan selamat serta sehat.
"Semoga kepolisian bisa segera menemukan anak saya.
Kami semua kanget dan khawatir," ucap Nira.
Bolos sekolah
Sementara itu, guru SMK Bhina Mulya, Blora, Sugiono, mengatakan, Nira sudah membolos sejak Senin (19/8/2019) atau dua hari setelah menjadi petugas pengibar bendera.
Di bagian lain, kepolisian saat ini sedang melakukan penyelidikan atas kasus hilangnya gadis Paskibra itu.
Kapolsek Jepon, AKP Sudarno, mengatakan, polisi sudah disebar untuk mencari keberadaan Nira.
Polisi juga sudah memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui tentang Nira.
Namun hingga kini, gadis berusia 15 tahun itu belum juga ditemukan.
Polisi menduga Nira ikut anak-anak jalanan. (Puthut Dwi Putranto Nugroho)
Viral Perjuangan Paskibraka Morowali Utara, Baju Penuh Lumpur, Kaki Pembawa Baki Tertusuk Paku 7 cm
TRIBUNMATARAM.COM - Cerita perjuangan paskibraka Morowali Utara, kibarkan bendera di tengah lapangan berlumpur, hingga harus rela tahan sakit kaki tertusuk paku sepanjang 7 cm.
Seorang anggota paskibraka putri di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah harus rela menahan sakit selama prosesi upacara bendera peringatan HUT RI ke-74.
Dina Nursadilah Toadji ditugaskan sebagai pembawa baki bendera Merah Putih dalam upacara peringatan HUT RI ke-74 di Morowali Utara, Sulawesi Selatan.
Namun, saat bertugas di lapangan kantor Bupati Morowali Utara yang berlumpur, sebuah paku berukuran 7 cm menembus sepatu yang dikenakannya hingga melukai kaki Dina.
Awalnya, Dina mengira jika hanya batu yang ada di dalam sepatunya.
Tapi, rasa sakit yang semakin tak tertahankan membuatnya yakin jika kakinya tertusuk paku.
• Demi Lihat Anak di Upacara HUT RI di Istana Negara, Orangtua Paskibraka Manokwari Susul ke Jakarta
• Sepatu Jan Ethes di Upacara HUT RI ke-74 di Istana Merdeka Jadi Sorotan, Harganya Capai Rp 5 Juta
• Presiden Joko Widodo Beri Sepatu Bekasnya untuk Paskibraka Sulawesi Selatan, Ada Alasan Khusus?
• Zodiak Paling Cuek dan Bodo Amat dengan Omongan Orang Lain, Aquaris sampai Scorpio Masuk Nih
Sepatu khusus paskibraka yang dikenakan Dina tersebut tertusuk paku berkarat hingga menembus kaki sebelah kanannya.
Meski merasakan sakit, Dina berusaha menahannya dan tampil profesional.
"Dari depan tribun saya rasa sakit di kaki," terang Dina, dikutip TribunMataram.com dari TribunPalu.com, Minggu (18/8/2019).
Namun, Dina tetap bertahan.
"Saya tahan saja, karena saya pikir cuma batu," tandasnya.
Tapi lama-kelamaan rasa sakit kian menggangunya karena jarak dari tribun sampai ke tempat barisan awal cukup jauh.
Ia pun yakin bahwa yang diinjaknya bukan batu melainkan paku.
Dina berusaha tetap fokus, konsentrasi dan berusaha tidak menunjukkan rasa sakit kepada teman-temannya.
"Alhamdullilah tugas bisa saya tunaikan bersama teman-teman," jelas Dina.
Namun, usaha Dina untuk terus menahan sakitnya tertusuk paku akhirnya tumbang.
Ia akhirnya terjatuh dan membuka sepatunya ketika kembali ke posisi awal barisan.
Kepanikan merebak tatkala darah mulai mengucur dari kakinya hingga menembus kaus kaki yang dipakainya.
Untuk menghindari infeksi, Dina dibawa ke rumah sakit.
Pasalnya, paku yang menancap di sepatu Dina sudah cukup berkarat.
"Alhamdulillah sekarang lukannya tidak infeksi, saya mendapat perawatan yang baik," imbuhnya.
Potret patriotisme Dina dan kawan-kawan paskibraka Pabupaten Morowali Utara pun banyak bertebaran di media sosial Facebook.
Tampak para paskibraka tersebut tetap profesional meski tanah lapang dipenuhi lumpur yang nyaris mengotori seluruh seragam putih mereka.
Beberapa video yang menunjukkan sepatu Dina yang tertusuk paku pun tersebar.
Foto-foto Dina merintih menahan sakit juga terlihat dalam beberapa postingan.
"Kejadian salah satu anggota Paskibraka Kab. Morowali Utara tertusuk paku ditengah pelaksanaan Upacara HUT Republik Indonesia ke 74 hari ini (17/08/2019).
• Kisah Spesial HUT RI - Mat Kanon, Penari Kesayangan Soekarno, Masih Menari Meski Usia Telah Senja
• Ranking Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Versi Kemenristekdikti, Cek 17 Besar di Sini!
• Momen AHY & Annisa Pohan Foto bareng Jokowi, Jan Ethes & Gibran di Upacara HUT RI ke-74
Meskipun mengalami insiden tertusuk paku Paskibraka pembawa baki bendera merah putih ini tetap melanjutkan tugasnya hingga selesai.
Upacara juga dilaksanakan dalam kondisi lapangan yang kurang baik karena lapangan yang berlumpur," tulis akun Facebook Info Palu.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pemerintah Kabupaten Morowali Utara terkait insiden ini.
Kabupaten Morowali Utara adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.
Ibu kota kabupaten sekaligus pusat administrasi terletak di kota Kolonodale.
Morowali Utara merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Morowali yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 12 April 2013 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB)
Demi Lihat Anak di Upacara HUT RI di Istana Negara, Orangtua Paskibraka Manokwari Susul ke Jakarta
Perjuangan orangtua anggota Paskibraka Nasional asal Manokwari, Papua Barat, rela datang ke upacara HUT RI ke-74 di Istana Negara demi melihat putranya di barisan pengibar bendera.
Salah satunya adalah Rudolf Yan Karubaba dan Hermelina Rumbiat yang rela jauh-jauh datang dan merogoh kocek dalam demi menyaksikan putra mereka, Menno Asyopan Waray Karubaba.
Memiliki anak yang menjadi anggota paskibraka nasional merupakan kebanggaan bagi orangtua.
Jarak yang jauh dan biaya tiket yang mahal tak menyurutkan mereka untuk menyaksikan anaknya berbaris dalam pasukan pengibar bendera pusaka di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8/2019).
• Sepatu Jan Ethes di Upacara HUT RI ke-74 di Istana Merdeka Jadi Sorotan, Harganya Capai Rp 5 Juta
• Presiden Joko Widodo Beri Sepatu Bekasnya untuk Paskibraka Sulawesi Selatan, Ada Alasan Khusus?
• Zodiak Paling Cuek dan Bodo Amat dengan Omongan Orang Lain, Aquaris sampai Scorpio Masuk Nih
• 6 Zodiak yang Cenderung Berlebihan Mengungkapkan Perasaan, Leo hingga Gemini, Kamu Termasuk?
Hal itulah yang dirasakan oleh pasangan suami istri Rudolf Yan Karubaba dan Hermelina Rumbiat.
Demi menyaksikan putranya, Menno Asyopan Waray Karubaba berbaris di Istana, mereka rela datang jauh-jauh dari Manokwari, Papua Barat.
Keduanya berpisah dari Menno sejak 24 Juli. Saat itu, Menno sudah harus mengikuti karantina dan pelatihan paskibraka nasional di Jakarta.
"Mereka kan tanggal 25 (Juli) masuk ke Bumi Perkemahan Cibubur.
Kami tidak ada komunikasi dengan dia. Itu yang membuat kami ingin susul. Jadi, selayaknya (rasa sayang) orangtua kepada anak.
Kami harus susul ke sini (Istana), harus lihat dia," ujar Rudolf, di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu.
Rudolf mengungkapkan, datang ke Jakarta dengan merogoh kocek sendiri.
Ia bersama istri dan anak bungsunya berangkat ke Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Ia merogoh kocek Rp 2,9 juta untuk tiket tiga orang ke Jakarta dari Manokwari.
Namun, semuanya terbayar begitu melihat anaknya berada dalam barisan paskibraka nasional.
Mereka yang sehari-hari bekerja sebagai ASN di Manokwari merasa bangga.
Menno bertugas sebagai tim putih yang menurunkan bendera pusaka usai dikibarkan.
Sang ibu, Hermelina, tak menyangka anaknya bisa lolos seleksi paskibraka nasional, lantaran seleksinya berat.
Ia mengungkapkan, Menno mengikuti ekstra kurikuler paskibra di sekolahnya, SMAN 1 Manokwari.
"Ke depan kami berharap anak kami mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.
Apalagi, ini juga mewakili masyarakat Papua," kata dia. ((TribunMataram.com/ Salma Fenty/Kompas.com/ RAKHMAT NUR HAKIM)