Terjebak Kobaran Api Karhutla Kaltim, Sepasang Orangutan Ditemukan Mengenaskan di Atas Pohon

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orangutan ditemukan dalam kondisi mengenaskan

TRIBUNMATARAM.COM - Terjebak kobaran api kebakaran hutan di Kaltim, sepasang orangutan ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Kebakaran hutan dan lahan / karhutla yang terjadi di wilayah Kalimantan dan Sumatera turut merusak habitat orangutan sebagai satwa endemik.

Sepasang orangutan yang terjebak di atas pohon pun ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan menyelimuti beberapa wilayah di Indonesia.

Sejumlah titik api dilaporkan tersebar luas di wilayah hutan Kalimantan dan Sumatera.

Bebby Fey Blak-blakan Ceritakan Hotman Paris Minta Foto Seksinya, Begini Reaksi Pengacara Senior Ini

4 Seleb Ini Terlihat Awet Muda, Ini Rahasia Mereka Agar Wajahnya Tak Berubah Sejak Dulu Hingga Kini

Cerita Dokter Mangku Sitepoe, Cuma Patok Rp 10 Ribu per Pasien, Ditipu saat Buka Pengobatan Gratis

Viral Video 2 Wanita Lakukan Flying Fox Motor, Lokasi Terungkap di Riau, Faktanya Memprihatinkan

Melansir Tribunnews, hasil deteksi hotspot (titik api)BMKG Kaltim menunjukkan terdapat 57 titik panas yang berpotensi terbakar berkisar 81-100 persen.

Selain itu, ada 53 titik panas yang potensi kebakaran berkisar antara 71-80 persen di 10 kabupaten atau kota hingga Senin (9/9/2019).

Bencana kebakaran hutan dan lahan ini pun menyebabkan dampak yang besar pada ekosistem alam dan makhluk hidup.

Salah satu dampak terbesar yang dirasakan adalah hancurnya ekosistem yang ada di dalam hutan dan kebun.

Sudah beberapa kali media memberitakan tentang para hewan atau satwa langka yang tinggal di belantara hutan Kalimantan dan Sumatera menjadi korban Karhutla.

Sebelumnya diberitakan seekor ular langka yang tinggal di belantara Tanah Dayak ditemukan tewas dalam keadaan gosong.

Kini yang menjadi korban selanjutnya adalah satwa dilindungi khas pulau Kalimantan, Orangutan.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, sepasang orangutan berhasil diselamatkan dari Balai Konservasi Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat.

Diketahui, wilayah seksi konservasi 1 Ketapang milik BKSDA Kalimantan Barat rupanya ikut menjadi korban amukan api karhutla yang menyerah sejumlah wilayah di Kalimantan.

Akibatnya, sejumlah hewan konservasi BKSDA Kalbar seperti Orangutan pun ikut jadi korban korbaran api karhutla.

Bersama dengan Yayasan IAR Indonesia, sepasang Orangutan berhasil diselamatkan di Desa Sungai Awan Kiri, kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Senin (16/9/2019).

Adalah Arang dan Bara, nama sepasang Orangutan yang berhasil diselamatkan IAR Indonesia dari kobaran api karhutla yang melahap habis habitatnya.

Saat ditemukan, sepasang Orangutan ini terjebak di atas pohon yang berada di tengah lahan dengan kobaran api karhutla.

Terkepung di tengah asap tebal dan kobaran api kebakaran hutan, sepasang Orangutan ini gagal menyelamatkan diri.

Beruntung saat itu tim IAR Indonesia tengah berpatroli di antara habitat kedua satwa itu yang sudah habis dilahap api.

"Melihat kondisi hutan di sekitar orangutan yang sudah habis terbakar, IAR Indonesia memutuskan untuk segera mengevakuasi orangutan ini," kata Ketua Yayasan IAR Indonesia, Tantyo Bangun, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (18/9/2019).

Tim IAR Indonesia pun langsung mengevakuasi kedua Orangutan tersebut sebelum terjadi bencana yang lebih besar lagi.

Saat dievakuasi oleh tim IAR Indonesia, kondisi kedua Orangutan ini dikabarkan dalam keadaan yang cukup mengenaskan.

Kedua Orangutan bernama Arang dan Bara ditemukan dalam kondisi dehidrasi dan tubuh yang lemas karena menghirup terlalu banyak asap.

Bahkan dari salah satu orangutan tersebut ditemukan sebuah peluru senapan angin.

Diduga hal tersebutlah yang membuat Orangutan ini tak memiliki tenaga untuk menyelamatkan diri.

Dokumentasi IAR Indonesia via Kompas.com
Kondisi salah satu Orangutan yang berhasil diselamatkan IAR Indonesia dari kobaran api Karhutla.

Penyelamatan orangutan di tengah lahan yang terbakar ini menjadi bukti nyata bahwa kebakaran hutan dalan lahan dalam skala sebesar ini turut mengancam eksistensi keanekaragaman hayati.

Termasuk orangutan sebagai salah satu satwa asli pulau Kalimantan yang dilindungi.

Cerita Pria Asal NTT Berhenti Kuliah di Akhir Semester, Kini Sukses Ternak Babi Beromzet Milyaran

Berakhir Ricuh, Massa Rusak Gerbang dan Lempari Gedung Kanwil Kemenkumham NTB

BPJS Kesehatan Belum Bayar Utang Rp 60 Miliar ke PT Indofarma

Berjaya Lawan Mariana Utara, Timnas U-16 Indonesia Berhasil Menang Telak 15-1

"Orangutan, yang selama ini sudah menghadapi ancaman perburuan dan pembukaan lahan, sekarang harus juga menghadapi ancaman kebakaran," tambah Tantyo.

Saat ini kedua Orangutan tersebut masih menjalani observasi dan perawatan lebih lanjut di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Orangutan IAR Indonesia di Ketapang.

Pemeriksaan ini guna untuk memastikan kondisi kesehatan kedua orangutan tersebut.

"Kedua orangutan ini akan ditranslokasikan ke tempat yang lebih aman setelah lolos pemeriksaan kesehatan oleh tim medis IAR Indonesia," pungkasnya. (Sosok.id/Tata Lugas Nastiti)

Sumber : https://sosok.grid.id/read/411856853/terjebak-di-atas-pohon-dikepung-panas-api-karhutla-sepasang-orangutan-ditemukan-dalam-kondisi-mengenaskan?page=all

TRIBUNMATARAM.COM - Sebuah potret seorang prajurit TNI tengah khusyuk menunaikan sholat sambil beralaskan daun sawit viral di media sosial.

Rupanya, foto tersebut diambil ketika seorang prajurit TNI yang merupakan anggota Kodim 0913/Penajam Paser Utara tengah bertugas memadamkan api di tengah kebakaran hutan dan lahan.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Dandim 0913/PPU, Letkol Inf Mahmud, Senin 19 September 2019.

Dilansir dari laman resmi TNI AD pada Selasa (17/9/2019), Dandim mengungkapkan, prajurit TNI dimana pun berada dan bertugas, melaksanakan ibadah merupakan suatu kemutlakkan.

"Walaupun sedang bertugas di lapangan, ibadah merupakan prioritas, sebagai ungkapan syukur kepada Sang Khalik," ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi TNI AD.

• Barbie Kumalasari Miliki Lesung Pipi Baru, Istri Galih Ginanjar Ungkap Biaya dan Komentar Suami

• Tak Cuma Ruben Onsu Angkat Betrand Peto Jadi Anaknya, Deretan Seleb Lain Juga Miliki Anak Angkat

• ZODIAK CINTA BESOK Ramalan Zodiak Kamis 19 September 2019 Cancer Dapat Keajaiban, Pisces Bahagia!

• 5 Penyanyi Indonesia yang Sempat Gagal Dalam Ajang Indonesian Idol, Anji Hingga Via Vallen

Ia juga menambahkan, dengan beribadah memohon perlindungan Tuhan, tugas seberat apapun dapat dilaksanakan.

"Sebagai pimpinan, hal seperti ini selalu saya sampaikan kepada anggota, agar tugas yang kita kerjakan mendapat ridho-Nya," jelasnya.

Nasihat ini lah yang diterapkan oleh prajurit Kodim pada Minggu (14/6/2019).

Tepatnya saat melaksakan tugas pemadaman lahan gambut di RT 11 dan 12 di Kelurahan Petung, serta RT 03 di Desa Giripurwa.

Menggunakan alas seadanya, yakni daun sawit, para prajurit selalu menyempatkan diri untuk salat zuhur.

Walaupun hanya menggunakan daun sawit sebagai alasnya.

Di bawah pohon sawit dengan mengenakan seragam, prajurit dengan khusyuk menjalankan kewajibannya.

"Jelang waktu salat zuhur, anggota berhenti untuk beristirahat di sekitar lokasi," ujarnya.

Waktu istirahat itu, lanjutnya, digunakan prajurit untuk bersantai hingga menikmati singkong.

"Bagi anggota yang beragam islam melaksanakan salat zuhur di bawah pohon sawit, sudah merupakan rutinitas tiap hari," terangnya.

Mahmud juga menyampaikan, pemadaman sudah berhasil mencapai 80 persen di hari ke enam.

Sementara, luas area yang terbakar diperkirakan mencapai 110 hektare.

"Namun, tidak menutup kemungkinan bisa muncul kembali asap pada pagi hari. Untuk itulah, prajurit Kodim selalu memantau dan berada di lapangan," jelasnya.

Sementara, kendala utama selama proses pemadaman adalah lambatnya peralatan Karhutla ke TKP.

Sebab, medan yang harus dilalui sulit dijangkau oleh kendaraan.

"Tapi kita tak menyerah, dengan semangat dan dukungan semua pihak, kita tetap upayakan sebisa mungkin proses pemadaman ini cepat selesai," tutupnya.

Kondisi terkini

Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (17/9/2019), karhutla di Kalimantan dan Sumatera telah menghanguskan 328.724 hektare dari 2.984 titik api.

Dilansir dari Kompas.com, jumlah tersebut terhitung sejak Januari hingga Agustus 2019.

Adapun dampak yang ditimbulkan dari bencana tersebut adalah kabut asap.

Baik di Sumatera maupun Kalimantan.

Kabut asap yang dihasilkan dari kebakaran bahkan juga menyebar hingga ke negara tetangga, yakni Singapura dan Malaysia.

Akibatnya, kualitas udara di daerah yang terkena dampak menjadi buruk.

Bahkan sudah memasuki level berbahaya.

Presiden Joko Widodo juga telah memberikan instruksi untuk menangani masalah ini.

Penajam Paser Utara & Kutai Kartanegara Terpapar Kabut Asap, Ini Nasib Calon Ibu Kota Baru Indonesia

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Timur ikut mencemari calon ibu kota baru Indonesia, yakni Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.

Menanggapi terpaparnya calon ibu kota baru Indonesia, ini penjelasan Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor.

Menurutnya, pihak TNI/Polri telah berusaha semaksimal mungkin untuk memadamkan api di beberapa titik lokasi.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Timur belum bisa teratasi hingga saat ini.

Titik api masih menyebar di semua kabupaten dan kota.

Dua kabupaten yang digadang-gadang sebagai lokasi pemindahan ibu kota negara pun terdampak api, yakni Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara.

• Rincian Ganti Rugi Elvy Sukaesih kepada Pemilik Warung yang Dirusak Anaknya, Tak Sampai Rp 1 Juta

• Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, Ibu Rio Febrian Meninggal Dunia, Sang Penyanyi Ungkap Penyesalan

• Terbaru, Ini Daftar Universitas Terbaik di Dunia Versi THE, Termasuk 6 Kampus dari Indonesia

• Ini Detik-detik Perdamaian Melaney Ricardo dan Elza Syarief yang Berakhir Pelukan Erat

Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor memerintahkan tim gabungan dari dinas terkait dibantu TNI/Polri berusaha memadamkan api di beberapa lokasi.

“Hingga kini tim sedang melakukan pemadaman dan menghalau api biar tidak meluas,” ungkap Isran di Kantor Gubernur Kaltim Samarinda, Senin (16/9/2019).

Berdasarkan laporan yang ia terima, kata Isran, titik api di Kaltim tidak sebanyak di provinsi lain di Pulau Kalimantan, seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, ataupun Kalimantan Selatan sehingga dampak kabut asap yang ditimbulkan pun belum menunjukkan memburuk atau masih kategori aman.

“Justru lebih banyak kita menerima kiriman asap.

Di beberapa kabupaten yang katanya asap menebal mulai menurun.

Kemudian, di beberapa daerah justru tidak terlalu tebal,” kata Isran.

Tebalnya kabut asap di Kaltim dipicu arah angin dari tenggara dan barat daya menuju Kaltim.

Gubernur Kaltim Isran Noor saat diwawancara awak media di Kantor Gubernur Kaltim Jalan Gajah Mada usai launching beasiswa Kaltim tuntas, Senin (16/9/2019).(KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)

Saat ini Isran masih menunggu laporan perkembangan penanganan di lapangan.

Tim gabungan masih bergerak mendeteksi timbul titik api seiring cuaca panas sekaligus upaya pemadaman.

“Kita evaluasi terus. Apakah nanti ditetapkan gawat darurat atau nggak, kita masih menunggu,” tutur Isran.

Sejauh ini, kata Isran, karhutla di Kaltim belum meluas dan masif sehingga tergolong aman dan bisa dikendalikan.

Kendati demikian, di beberapa kabupaten, seperti di Kabupaten Berau, sekolah dasar (SD) sudah meliburkan siswa karena kabut asap.

Dinas pendidikan Berau meliburkan SD hingga tiga hari sejak Senin hingga Rabu (18/9/2019). (TribunMataram.com/ Salma Fenty)