Misteri Bocah SMP Meninggal setelah Dihukum Guru Lari di Halaman Sekolah, Tak Ada Riwayat Sakit

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah Fanli Siswa kelas IX SMP Kristen 46 Mapanget Barat, Manado

TRIBUNMATARAM.COM - Heboh siswa SMP meninggal dunia setelah dihukum guru untuk lari di halaman sekolahnya.

Penyebab kematian, Fanli, siswa SMP Kristen 46 Mapenget Barat, Manado maish menjadi misteri.

Fanli meninggal dunia setelah dihukum gurunya untuk berlari di halaman sekolah.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado angkat bicara soal siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang tewas setelah dihukum lari di halaman sekolahnya.

Siswa SMP tersebut bernama Fanli. 

8 Fakta Lagu Tik Tok Viral Entah Apa yang Merasukimu, Jadi Trending Topic hingga Penyanyi Asli

Ia kelas IX SMP Kristen 46 Mapanget Barat, Manado

Jenezah Fanli Siswa kelas IX SMP Kristen 46 Mapanget Barat, Manado (Tribun Menado/Jufri Mantak)
 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Manado Dahlan Walangitan mengaku menyesalkan kejadian tersebut.

"Pernyataan saya pertama, bahwa hal itu sangat kita sesali terjadi.

Seharusnya tidak terjadi dalam layanan pendidikan," ujar Dahlan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/10/2019).

Data Terbaru 96 Perguruan Tinggi yang Memiliki Akreditasi A Nasional, Kampusmu Termasuk?

 

Ditanya soal langkah Disdik terkait kasus ini, Dahlan enggan berkomentar banyak.

"Peristiwa itu saat ini sudah ditangani oleh aparat yang berwenang. Selebihnya saya tidak bisa bicara banyak," kata dia.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw juga memberikan pernyataan terkait peristiwa ini.

Steven meminta agar publik tidak terlalu cepat menyalahkan guru piket berinisial CS yang memberikan hukuman lari kepada Fanli.

"Mungkin (siswa) ada sakit atau apa. Logikanya, masak cuma lari terus (meninggal). Koordinasi itu penting, jangan langsung vonis karena gara-gara gurunya," kata Steven saat diwawancarai di Kantor DPRD Sulut, Rabu kemarin.

Menurut dia, dalam kasus ini harus cari tahu dulu apa penyebabnya.

Data Terbaru 96 Perguruan Tinggi yang Memiliki Akreditasi A Nasional, Kampusmu Termasuk?

"Saya pribadi yakin gurunya tidak punya niat menyakiti, apalagi menghilangkan nyawa orang. Kasus ini sementara berproses di kepolisian. Polisi sementara menyelidiki," kata Steven.

Tak Punya Riwayat Sakit

Sebelumnya diberitakan, Fanli meninggal pada Selasa (1/10/2019), pukul 08.40 Wita.

Fanli tewas setelah menjalani hukuman lari keliling lapangan sekolah oleh guru piket berinisial CS.

Siswa kelas IX SMP Kristen 46 Mapanget Barat, Manado, itu sempat meminta izin istirahat karena kelelahan.

Namun, gurunya tidak mengizinkan Fanli istirahat.

Fanli pun terpaksa berlari dalam keadaan kelelahan dan jatuh pingsan.

Fanli Kemudian dilarikan ke RS AURI. Karena kondisinya sudah kritis, maka dirujuk ke RS Prof Kandou.

Namun, belum sampai di RS Kandou, Fanli sudah dinyatakan meninggal

Pihak keluarga dan Polsek Mapanget masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan RS Bhayangkara Manado guna memastikan penyebab kematian Fanli.

Namun, bagaimana lari bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian?

Menjawab pertanyaan itu, Kompas.com menghubungi dokter spesialis olahraga dr Michael Triangto, SpKO.

Michael mengatakan, ada beberapa hal yang bisa membuat seseorang meninggal setelah melakukan olahraga fisik, meski waktunya singkat.

Michael mengajak Kompas.com untuk membayangkan bagaimana jika seseorang dipaksa bekerja melebihi batas kemampuan, yang seharusnya 8 jam per hari menjadi hampir 24 jam.

"Coba bayangkan kalau harusnya kamu kerja 8 jam, diminta kerja 24 jam.

Bisa sakit tidak? Kalau sakit kelamaan bisa meninggal enggak?" kata Michael kepada Kompas.com Rabu (2/10/2019).

Bekerja yang terlalu diforsir akan menyebabkan lelah, hingga akhirnya sakit. Jika hal ini terus menerus terjadi, ada kemungkinan menyebabkan seseorang meninggal.

"Bisa jadi (siswa SMP meninggal) karena kelelahan," ujarnya.

Kondisi ini pun tidak bisa disamakan dengan kasus atlet marathon yang meninggal di arena lari. Ini merupakan dua hal berbeda.

Semua atlet harus menjalani pre preparation test untuk menilai kesehatan fisik dan mental atlet sebelum menjalani latihan atau kompetisi olahraga.

Hal ini untuk mencegah kemungkinan buruk yang terjadi.

Sementara dalam kasus Fanli, tentu guru atau pihak sekolah tidak melakukan tes terlebih dahulu.

"Karena gurunya beranggapan bahwa lari sesuatu yang biasa, semua anak juga melakukannya," kata Michael.

Oleh sebab itu, perlu diketahui seberapa lama anak tersebut berlari.

"Kalau memang larinya lima menit kemudian dia meninggal, kemungkinan anak tersebut sudah memiliki gangguan kesehatan di dalam tubuhnya," ujar Michael.

"Tapi kalau guru minta lari setengah jam, terus menerus tanpa henti karena dapat hukuman, itu bisa saja berlebihan. Jadi bisa disebut kelelahan," imbuh Michael.

Dalam laporan yang didapat polisi diketahui korban sempat meminta istirahat karena merasa lelah. Hal itu diungkap setelah dia berlari dua kali putaran. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul HEBOH Siswa SMP Meninggal Dunia Usai Dihukum Lari Guru Piket di Sekolahnya, Masih Ditangani Polisi, https://wartakota.tribunnews.com/2019/10/03/heboh-siswa-smp-meninggal-dunia-usai-dihukum-lari-guru-piket-di-sekolahnya-masih-ditangani-polisi?page=all.