TRIBUNMATARAM.COM - Sebuah Suku yang bermukim di pulau kecil ini lambat laun dikenal sebagai manusia-manusia paling berbahaya di dunia.
Di pulau kecil ini pun sulit untuk dikunjungi oleh kaum pendatang alias manusia millenial zaman sekarang.
Untuk lebih jelas letak geografis pulau kecil ini silahkan buka Google Maps dimana pulau ini berada di wilayah Samudra Hindia.
Terlebih kalau diteliti lagi ternyata tak berada jauh dari ujung barat laut Indonesia, yaitu Pulau Sabang, Aceh.
Pulau ini berada di Teluk Benggala, India. Pulau ini termasuk dalam gugusan Kepulauan Andaman yang merupakan wilayah India.
• 5 Hal Mengerikan yang Mungkin Terjadi Saat Psikopat Jatuh Cinta, Bisa Memanipulasi Pasangan!
Namanya, Pulau Sentinel Utara, pulau yang disebut paling sulit dikunjungi di dunia.
Selama 60.000 tahun lamanya, penduduk asli pulau itu tak berinteraksi dengan dunia luar, hidup dengan caranya sendiri.
Penduduk asli Pulau Andaman sendiri menghindari perairan Pulau Sentinel Utara, mereka tahu bahwa Suku Sentinel menolak keras kontak dengan manusia luar.
Tercatat, pada 2006 lalu orang-orang Sentinel telah membunuh dua orang yang kedapatan berada di wilayah mereka.
Dua orang ini adalah nelayan India, Raj dan Pandit Tiwari yang tergoda untuk mencari kepiting lumpur di pulau tersebut.
• Ngeri! Demi Konten YouTube Pria Asal China Nekat Makan Tokek Hidup, Meninggal Dunia Saat Live
Meski mereka sebelumnya telah mendengar betapa 'kerasnya' orang-orang Sentinel, dan tahu jika hukum di India melarang untuk pergi ke sana, mereka tetap nekat pergi.
Satu dari sedikit foto yang memperlihatkan sekilas penduduk pulau Sentinel Utara, kepulauan Andaman, India. Suku asli pulau ini sudah menghuni tempat itu sejak 60.000 tahun lalu dan sejak saat itu mereka menolak modernisasi.
Malam itu, jangkar darurat mereka tidak berfungsi di perahu nelayan kecil mereka – mendorong mereka mendekat ke pantai terlarang itu.
Orang-orang Sentinel bahkan tak membiarkan petugas mengambil tubuh dua orang ini dan terus memanah helikopter yang mereka gunakan.
Akhirnya, suku Sentinel dibiarkan untuk hidup sendiri sekali lagi.
• Viral Video Lawas Mulan Jameela Nyanyi Lagu Nike Ardila, Hidung Istri Ahmad Dhani Justru Disorot!
Selama 12 tahun terakhir, suku tersebut tetap tidak terjamah.
Hasilnya, tidak banyak informasi yang dapat diketahui dari suku ini.
Bahkan untuk menentukan berapa populasi mereka saja sulit, para ahli hanya mengira-ngira jumlah mereka mulai dari 15 hingga 500 orang.
Seolah-olah, bumi tahu bahwa suku ini tidak ingin diganggu, kondisi alam di sana mendukung untuk itu.
Selain letaknya yang terpencil, pulau ini tidak memiliki pelabuhan alami, dikelilingi karang-karang yang tajam, dan hampir seluruh pulau tertutup hutan lebat.
Ini tentu membuat perjalanan ke pualu tersebut sulit, terlepas dari keberadaan suku Sentinel.
Para ahli juga tak yakin bagaimana suku ini bertahan hidup selama bertahun-tahun dalam keterasingan, terutama pasca bencana tsunami yang juga melanda Aceh tahun 2004 lalu.
• Viral Wanita Muda Keluar Kamar dengan Tubuh Terbakar, Suami Panik Malah Kabur Pakai Motor Bapak Kos
Upaya kontak dengan suku Sentinel telah dilakukan pada tahun 1974, 1981, 1990, 2004, dan 2006, oleh National Geographic dan pemerintah India, juga pasukan angkatan laut India.
Tetapi, mereka disambut dengan tirai panah yang tak henti-hentinya dilesakkan orang-orang Sentinel.
Lalu, semenjak kematian upaya kontak setelah tewasnya dua orang nelayan India, hingga kini belum ada lagi upaya untuk mendekati mereka belum lagi dilakukan.
Secara administrasi memang, Pulau Sentinel Utara adalah bagian dari Kepulauan Andaman, India.
Tetapi dalam praktiknya, pulau ini telah membentuk planetnya sendiri. (Sosok.Id/Seto Ajinugroho)
Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul Pulau Ini Dihuni Suku Paling Berbahaya di Dunia, Parahnya Bertetangga Dekat dengan Indonesia
Mark Zuckerberg Dijuluki Orang Paling Berbahaya di Dunia, CEO Facebook Pegang Data 2,7 Miliar Orang
Miliki miliaran data di seluruh dunia, Mark Zuckerberg dijuluki sebagai orang yang paling berbahaya di dunia, kenapa ya?
TRIBUNMATARAM.COM - Sebagai pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg menggenggam kekuatan sangat besar di tangannya, yakni miliaran pengguna yang terhubung lewat jejaring sosial terbesar dunia.
Sebab itulah seorang profesor dari New York University Stern School of Business, Scott Galloway, menyebut Zuckerberg sebagai “orang paling berbahaya di dunia”.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Galloway menyoroti rencana integrasi Facebook, WhatsApp, dan Instagram.
“Kalau dilihat dari sejarah kita, salah satu langkah kunci menuju tirani adalah seseorang harus mengonsolidasikan media,” ujarnya.
• Viral Siswi SMA Temukan Tanaman Penyembuh Kanker, Ahli Sebut Harus Ada Tahapan Ini
• Pakai Pertamax untuk Pertunjukkan, Pesulap Tewas Terbakar Saat Tunjukkan Atraksi Api
• Tak Menyangka Mantan Terindahnya Nikahi Natasha Rizky, Gisel Akui Merinding Bertemu Istri Desta
• Kini Sukses Jadi Aktor, Adipati Dolken Pernah Ikut Jaga Warnet di Masa Kecil
Instagram dan WhatsApp adalah dua layanan populer yang dimiliki oleh Facebook lewat akuisisi, masing-masing pada 2012 dan 2014.
Setelah integrasi rampung akhir tahun ini atau awal 2020, para pengguna ketiga layanan akan menghuni infrastruktur yang sama.
Kekuasaan Zuckerberg sebagai raja media sosial pun akan semakin besar, mengingat sejumlah besar orang menggunakan trio Facebook, Instagram, dan Messenger.
Menurut Facebook sendiri, lebih dari 2,7 miliar orang di seluruh dunia menggunakan setidaknya salah satu layanan yang dimiliki oleh Facebook tiap bulan.
Apa yang akan dilakukan oleh Zuckerberg dengan kemampuan menjangkau miliaran orang di seantero Bumi itu?
Inilah yang dikhawatirkan oleh Galloway, karena apa pun yang dilakukan Zuckerberg akan membawa implikasi besar.
“Bahwa akan ada satu individu menentukan algoritma untuk backboneterenkripsi yang menyambungkan 2,7 miliar orang, adalah sesuatu yang menakutkan, apa pun niatan si individu tersebut,” ujar Galloway.
Pertahanan terselubung
Selain itu, menurut Galloway, penggabungan Facebook, Instagram, dan WhatsApp juga bisa berfungsi sebagai pertahanan terselubung, apabila ada kasus anti-trust yang bisa membuat ketiganya kembali dipecah.
Wacana memecah Facebook karena sudah terlalu besar dan berpengaruh belakangan memang sudah mulai mengemuka.
Ini di luar rencana ketiga layanan karena Facebook sendiri sebenarnya sudah sangat powerful.
Salah satu tokoh yang menyuarakan Facebook agar dipecah adalah salah satu pendirinya sendiri, Chris Hughes.
Ide ini ditolak oleh eksekutif Facebook, termasuk Zuckerberg yang mengembangkan Facebook di kampus Harvard bersama Hughes.
• Komisi Penyiaran Indonesia Akan Awasi YouTube & Netflix Sebagai Media Digital, Apa Dasar Hukum KPI?
Apabila nanti sudah menyatu dengan Instagram dan WhatsApp, lanjut Galloway, upaya pemecahan bisa makin sulit.
Facebook dapat berdalih bahwa hal tersebut bisa menumbangkan jejaring sosialnya, sekaligus segala manfaat positif yang dibawa.
Selain itu, Facebook dinilai juga bakal berlindung di balik tameng “jagoan” AS, untuk bersaing melawan raksasa-raksasa media sosial China, macam WeChat hingga Tik Tok.
Kalau dipecah, Facebook mungkin tak bisa melawan rival dari Negeri Panda.
Kenapa pula Facebook bisa sebesar sekarang? Galloway berpendapat kesalahan itu juga berada di tangan pemerintah AS -khususnya otoritas perdagangan Federal Trade Commission, FTC- yang membolehkan akusisi Instagram dan WhatsApp oleh Facebook.
“Tak ada kesalahan lain yang lebih besar dalam sejarah FTC dan DOJ (Department of Justice) daripada mengizinkan akuisisi Instagram (oleh Facebook),” ujar Galloway, dirangkum KompasTekno dari CNBC, Senin (12/8/2019).
“Saya pikir kita semua sekarang mungkin menyesali hal tersebut,” pungkasnya. (Kompas.com/Oik Yusuf)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mark Zuckerberg Dijuluki Orang Paling Berbahaya di Dunia"