TRIBUNMATARAM.COM - Pasangan suami istri Rahmat Afandi dan Lisdawati merasa trauma pasca-bayi perempuannya berinisial AP diserang tikus got di Desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Lisdawati tak menyangka peristiwa yang menimpa putri keempatnya itu terjadi begitu saja tepatnya pada Rabu (20/11/2019) sekitar pukul 20.15 WIB.
Dia mengaku, malam itu sedang hujan deras sehingga tak mengherankan tikus di sekitar permukiman keluar dari got.
• Aurel Hermanysah Kenang Hidup Bertiga dengan Ayah dan Adik, Eks Krisdayanti: Tidur Bareng Tikus
Namun, sebelumnya, kata perempuan berusia 40 tahun ini tak pernah ada tikus got yang sampai naik ke atas tempat tidur hingga mencakar dan menggigit wajah bayinya yang baru berusia 40 hari.
"Saya enggak berani lagi ninggalin di tempat tidur dan biasanya enggak begitu nah malam itu kaget juga saya dan trauma sampai sekarang," katanya, Senin (25/11/2019).
Saat itu, Lisda terpaksa meninggalkan bayinya yang tertidur pulas di atas kasur.
Ia mengaku harus membuang hajat ke kamar mandi yang tak jauh dari kamarnya.
Kebetulan kata dia, sang suami juga sedang tidak di rumah karena bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol).
Alih-alih khawatir, Lisda tetap berjalan menuju kamar mandi dan pada saat itu ia tiba-tiba mendengar suara tangisan yang berbeda dari AP.
Lisdawati tambah histeris sesampainya di depan kamar karena mendapati seekor tikus hitam besar sedang menggerogoti wajah AP.
"AP lagi tidur baru dikelonin itu saya tinggal ke kamar mandi, kirain nangis biasa saja habis itu saya lihat sudah digigit tikus di keningnya sudah banyak darah, iya masih digigit makanya saya tahu (tikus) soalnya masih ada di kepala dia (AP) saya lihat sendiri," bebernya.
"Kalau enggak ada kan saya bisa kira ini kenapa nah kebetulan itu saya lihat langsung, tikusnya sebesar anak kucing, tikus gotlah itu," sambung dia.
Lisdawati lantas meminta pertolongan kepada tetangga sekitar dan menghubungi suaminya.
Warga yang ramai mendengar kabar itu langsung berbondong-bondong untuk membantu bayi tersebut.
• Galih Ginanjar Akui Betah Dijebloskan di Sel Tikus, tapi Malah Jatuh Sakit hingga Dibawa ke Dokter
AP menangis sejadi-jadinya saat dibawa ke bidan terdekat untuk mendapat pertolongan pertama karena mengalami luka serius di bagian wajah.
Malam itu juga lanjut Lisda, AP langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong Kabupaten Bogor, untuk mendapat penanganan medis lebih lanjut.
"Malamnya itu dibawa ke bidan dulu habis itu rujuk ke RSUD Cibinong dan alhamdulillah kondisi sudah membaik dan mau minum ASI, kata dokter luka luar saja biasa karena digigit tikus itukan disuntik tetanus karena hidungnya belah (sobek) terpaksa dijahit," ungkapnya.
Sejauh ini, AP telah kembali ke rumahnya untuk berobat jalan karena dikhawatirkan mengalami infeksi.
"Masih minum ASI dan alhamdulillah enggak demam karena sudah dikasih obat sama madu," terangnya.
Sementara itu, sang suami Rahmat Afandi mengakui bahwa dirinya sedang bekerja di luar rumah.
Terlebih saat itu di Kabupaten Bogor sedang hujan deras.
"Saya juga enggak tahu awalnya tiba-tiba malamnya dikabarin karena lagi kerja di luar (ojek)," ujarnya.
Rahmat menyebut, memasuki musim penghujan tikus hitam itu sering dijumpai di lingkungannya yang terbilang kotor.
Selama 22 tahun ini, kata Rahmat, tikus got atau tikus tong sampah paling mudah ditemukan dan sanggup bertahan hidup di lingkungan yang sangat kotor.
"(Tikus) dari bak sampah kan ada banyak di sana," ucapnya.
Rahmat berharap supaya pemerintah segera membersihkan tumpukan sampah yang ada di pemukiman tersebut, sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi karena tong sampah menjadi sarang tikus got.
Sekedar diketahui, data yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, dalam sehari, produksi sampah mencapai 2.850 ton dan hanya 700 ton sampah yang bisa terangkut.
Sisanya 2.150 ton menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah sehingga Kabupaten Bogor dinyatakan darurat sampah oleh Bupati Bogor Ade Yasin. (Kompas.com/Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan/Khairina)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terkuak, Ini Penyebab Bayi di Bogor Digigit Tikus Saat Tidur"
Fakta Dibalik Viralnya Driver Ojol Bawa Paksa Jenazah Bayi 6 Bulan dari Rumah Sakit
TRIBUNMATARAM.COM - Sebuah video pengemudi ojek online (ojol) mendatangi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil, Padang, Sumatera Barat, Selasa (19/11/2019), viral di media sosial.
Maksud kedatangan para pengemudi ojol ini bukan untuk membesuk rekannya yang sedang sakit ataupun untuk melakukan aksi demo.
Melainkan membawa paksa jenazah bayi dari salah satu rekan profesinya yang sudah meninggal, diduga dipersulit pihak rumah sakit.
Sontak, kejadian ini pun viral di dunia maya.
Sebelum video itu viral, di berbagai grup WhatsApp sudah beredar informasi meninggalnya bayi yang diketahui bernama M Khalif Putra (6 bulan).
Disebutkan dalam pesan itu, bayi malang tersebut tidak bisa dibawa pulang oleh orangtuanya karena harus membayar biaya rumah sakit Rp 24 juta lebih.
• Momen Haru Bayi 5 Bulan Dikembalikan Penculiknya di Acara Televisi, Pelaku Ngaku Takut
Sang bayi dirawat karena menderita sakit kelenjar getah bening.
Orangtua bayi, Dewi Suryani mengakui kalau dirinya harus membayar biaya rumah sakit Rp 24 juta lebih.
"Kami memang punya tagihan dan pihak rumah sakit tidak memperbolehkan dibawa pulang," katanya kepada wartawan, Selasa.
Dewi menjelaskan, anaknya (Khalif) meninggal dunia pada pukul 09.00 WIB, namun hingga siang belum diperbolehkan pulang sebelum menyelesaikan administrasi.
Namun ketika Dewi sedang mengurus surat-surat dan administrasi, sekitar pukul 12.00 WIB, tiba-tiba rombongan ojol datang membawa jenazah tersebut.
Salah satu keluarga Dewi merupakan pengemudi ojol.
Merasa dipersulit pihak rumah sakit
Ketua Komunitas Driver Urang Minang, Nanda mengatakan, awalnya pihaknya berniat membawa jenazah bayi dari salah satu rekan satu profesinya itu secara baik-baik, namun dipersulit oleh pihak rumah sakit.
"Ini bayi dari rekan kami. Kami sudah ikuti prosedur secara baik-baik, tapi dipersulit dengan diping-pong ke sana ke mari.
Akhirnya, kami nekat bawa keluar dan bawa ke rumah duka," ujar Ketua Ketua Komunitas Driver Urang Minang, Nanda yang dihubungi Kompas.com, Selasa.
Diakui Nanda, sebelum bayi itu meninggal, pihaknya di dalam komunitas ojol sudah melakukan aksi solidaritas untuk pengumpulan dana terhadap salah satu rekannya tersebut.
Ketika mendappat kabar M Khalif Putra meninggal, komunitas ojol ini pun langsung bergerak ke RSUP M Djamil sebagai bentuk aksi solidaritas.
"Namun di rumah sakit, keluarga dipersulit untuk membawa bayinya pulang.
Inilah yang memicu kami mengambil langkah nekat dengan membawa paksa jenazah keluar," katanya.
• Order Makanan Lewat Ojek Online, Billy Syahputra Malah Ditipu Oknum Driver Rp 400 Ribu!
Miskomunikasi antara keluarga pasien dengan pihak rumah sakit
Direktur Utama RSUP M Djamil Padang Yusirwan membantah pihaknya menahan jenazah yang keluarganya tidak mampu membayar.
"Sebenarnya kesalahan komunikasi antara pasien dan penjelasan dari kami.
Saat itu sebenarnya kami meminta orangtua pasien untuk menyelesaikan administrasinya," katanya.
Menurutnya, persyaratan administrasi yang ia maksud adalah pertanggungjawaban pembayaran dan juga prosedur lainnya.
"Kalau pasien yang kurang mampu, kami memberikan beberapa solusi seperti mempertemukan keluarga pasien dengan Dinas Sosial atau yang berkaitan dengan pendanaan seperti ini," katanya.
Yusirwan mengatakan, atas kejadian tersebut, pihaknya atas nama manajemen Rumah Sakit M Djamil Padang meminta maaf kepada masyarakat Sumatera Barat karena miskomunikasi yang terjadi.
"Kami atas nama manajemen RSUP M Djamil Padang meminta maaf kepada masyarakat Sumbar atas kejadian ini dan semoga kejadian ini tidak akan terulang lagi," jelas Yusirwan.
• Dulu Ditelantarkan di Bawah Jembatan, Nasib Bayi Keenan Berubah setelah Diadopsi Bupati Karawang
Ditambahkan Humas RSUP M Djamil Padang, Gustavianof mengatakan, pihaknya tidak mempersulit jika ada keluarga yang tidak mampu menyelesaikan pembayaran biaya rumah sakit.
"Jika tidak ada biaya bisa dimasukkan ke dalam piutang negara.
Cukup KTP saja sebagai syaratnya. Setelah itu masuk piutang negara," katanya.
Dengan adanya aksi tersebut, pihaknya mengaku menyesalkan tindakan pengemudi ojol yang nekat membawa jenazah secara paksa.
"Dibawa dari kamar mayat. Ada petugas yang berupaya menghalangi, namun karena tidak ingin ada keributan di rumah sakit akhirnya dibiarkan saja," katanya.
Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Padang, Putra Perdana | Editor: Khairina dan Farid Assifa/Editor : Candra Setia Budi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duduk Perkara Rombongan Ojek Online Bawa Paksa Jenazah Bayi dari Rumah Sakit"