TRIBUNMATARAM.COM - Kematian siswi SMP di Tasikmalaya yang mayatnya ditemukan di drainase depan sekolah menyisakan tanda tanya.
Fakta baru tewasnya siswi SMP di Tasikmalaya yang mayatnya ditemukan di drainase depan sekolah, pengakuan ayah dan kecurigaan ibu.
Kematian DS hingga kini masih menjadi misteri.
Siswi Kelas VII D Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Tasikmalaya itu ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya, Senin (27/1/2020).
Ia tewas dalam kondisi masih mengenakan seragam pramuka lengkap. Ditemukan pula tas berisi perlengkapan sekolah miliknya.
Sebelum ditemukan tewas, DS sempat dilaporkan hilang sepulang dari sekolah.
• POPULER Sering Dibully Bau Lontong, Bocah SMP Ditemukan Tewas Masih Pakai Pramuka di Saluran Air
Polisi hingga saat ini masih menyelidiki penyebab kematian DS . Berikut fakta di balik kematian DS yang dihimpun Kompas.com:
1. Hilang saat pulang
DS sempat menghilang sebelum ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya.
Rekan DS bernama Silfia Handayani mengaku terakhir bertemu dengan DS pada Kamis (23/1/2020) sore sepulang sekolah.
Saat itu hujan turun dengan deras. DS memilih berteduh dan rekannya pulang terlebih dahulu.
Namun pada Jumat (24/1/2020) pagi, DS tak masuk ke sekolah.
• Sempat Hilang, Bocah SMP Berseragam Pramuka Ditemukan Jadi Mayat, Korban Sering Dibully Bau Lontong
Ibu DS sempat menanyakan pada pihak sekolah mengapa anaknya tidak pulang pada hari Kamis.
2. Kecurigaan ibunda
Kematian DS dianggap tidak wajar oleh ibundanya.
Ibu kandung DS, Wati Candrawati (46) menduga DS meninggal karena dibunuh.
"Lubang gorong-gorong itu kecil. Tapi kenapa tubuh anak saya yang lebih besar bisa masuk ke sana," kata Wati, seperti dikutip dari Tribun Jabar.
"Saya minta pelakunya dihukum seberat-beratnya, dihukum mati," kata dia.
3. Keterangan ayah
Wakil Kepala SMP Negeri di Tasikmalaya Saeful mengungkapkan sempat membantu mencari DS saat ia dilaporkan hilang oleh ibunya.
"Setelah menerima laporan kehilangan Desi dari ibunya, kami langsung ikut membantu mencari keberadaannya," ujar Saeful, seperti dilansir dari Tribun Jabar.
Saeful kemudian menemui ayah kandung DS yang telah berpisah dengan ibu kandungnya.
Ketika itu, kata Saeful, ayahnya mengatakan DS ada padanya dan meminta pihak sekolah tidak khawatir.
"Setelah ada keterangan itu kami lega walau tidak sampai melihat DS," ujarnya.
4. Dibully
Sepekan terakhir sebelum menghilang, DS sering terlihat murung.
Berdasarkan keterangan keluarganya, DS sering dibully oleh teman-temannya.
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," ungkap kerabat korban Ade Munir, Senin (27/1/2020).
Namun, laporan tersebut diklaim telah selesai. Pihak sekolah telah melakukan pembinaan kepada teman-teman DS untuk tak mengulangi perbuatannya.
5. Otopsi dan pemeriksaan saksi
Mayat DS diotopsi di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya pada Selasa (28/1/2020).
Hasil otopsi akan keluar dalam waktu sekitar 14 hari.
Polisi juga telah memeriksa 9 saksi terkait kematian siswi SMP tersebut.
Saksi yang diperiksa antara lain teman DS, pihak sekolah dan lingkungan di sekitar DS.
"Baru bisa dipastikan meninggal karena tindak pidana atau sesuatu yang lain setelah berdasarkan saksi dan bukti-bukti," kata Kapolres Tasikmalaya Anom Karibianto.
Sumber: Kompas.com (Penulis:Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor: Aprilia Ika, Farid Assifa), Tribun Jabar
Sering Dibully Bau Lontong, Bocah SMP Ditemukan Tewas Masih Pakai Pramuka di Saluran Air
TRIBUNMATARAM.COM - Sering dibully bau lontong, bocah SMP hilang ditemukan tewas masih pakai seragam pramuka di saluran air.
Mendadak menghilang, bocah SMP berusia 13 tahun ditemukan tewas di drainase sekolah masih pakai seragam pramuka.
Penemuan mayat bocah perempuan berseragam pramuka menggegerkan Tasikmalaya, Jawa Barat.
Korban yang juga merupakan murid SMP di Tasikmalaya ini ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di sebuah drainase.
Mayat perempuan berseragam Pramuka yang diketahui salah seorang pelajar SMP berusia 13 tahun di Tasikmalaya pernah mengaku sering di-bully bau lontong oleh temannya di sekolah.
Pasalnya, selama ini ibu kandungnya berprofesi sebagai pedagang lontong dan berasal dari keluarga prasejahtera asal Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Saat diketahui jenazah anaknya ditemukan di drainase depan sekolahnya, ibu kandung bersama kerabat korban terlihat menangis histeris di Ruang Kamar Mayat RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) petang.
• Penyebab Kuku Lebam Biru Mayat Lina Versi Teddy, Kurang Oksigen, Minum Obat Berlebihan & Hipertensi
Hal itu diungkapkan salah seorang kerabatnya Ade Munir (56), saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit.
Menurutnya, korban dikenal sebagai anak yang senang di rumah dan jarang main sampai sore apalagi sampai tak pulang.
Ade menuturkan, berdasarkan keterangan ibudanya, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sepekan sebelum diketahui hilang.
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," tutur Ade.
Ade menambahkan, korban tidak pulang sejak Kamis (23/1/2020) sore.
Berdasarkan keterangan dari temannya, lanjut Ade, korban pulang bersama dua orang temannya dari sekolah.
Namun karena kondisi sedang turun hujan, korban memilih berteduh sementara kedua temannya pulang duluan.
"Dia sendiri nunggu hujan sendirian," katanya.
• Bocah SMP Asal Gresik Kirim Surat untuk Donald Trump, PM Australia & Kanselir Jerman, Dapat Balasan!
Pihak keluarga juga sempat mendatangi sekolah untuk meminta kepastian pada keesokan harinya, Jumat (24/1/2020).
Namun, sekolah mengonfirmasi korban terakhir masuk pada Kamis.
"Keluarga meminta ke sekolah mengecek kamera pengawas (CCTV), tapi pihak sekolah tak memperbolehkan dengan alasan harus ada rekomendasi dari pihak kepolisian," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Dadang Sudiantoro mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap bagian luar jenazah tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
• Kronologi Mayat ABK Muhammad Alfatah Dilarung ke Laut, Telepon Terakhir Setahun Lalu & Sakit Parah
"Kalau penyebabnya belum bisa disimpulkan, kita masih kumpulkan keterangan dan bukti-bukti. Pelaksanaan otopsi pun kita sudah seizin pihak keluarga," singkatnya. (Kompas.com/ Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mayat Perempuan Berseragam Pramuka di Tasikmalaya Diduga Korban Bullying", https://regional.kompas.com/read/2020/01/27/21191541/mayat-perempuan-berseragam-pramuka-di-tasikmalaya-diduga-korban-bullying?page=all#page2.