TRIBUNMATARAM.COM - Polisi menetapkan satu orang berinisial IYA sebagai tersangka dalam tragedi susur sungai siswa SMPN 1 Turi Sleman yang hanyut di Sungai Sempor, Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Satu orang yang ditetapkan sebagai tersangka ini merupakan pembina Pramuka sekaligus guru SMP Negeri 1 Turi.
"Sampai dengan saat ini, kita sudah melakukan pemeriksaan kepada paling tidak ada 13 orang," ujar Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Yuliyanto saat dikonfirmasi, Sabtu (22/2/2020).
• POPULER Kesaksian Salma Berhasil Selamat Saat Susur Sungai namun Arus Mendadak Deras: Saya Terseret
Yuliyanto menyampaikan, ada tiga kelompok dari 13 orang yang menjalani pemeriksaan.
Kelompok pertama adalah pembina Pramuka yang berjumlah tujuh orang.
"Tujuh orang ini, enam orang ikut ke lokasi, satu orang tinggal di sekolah karena menunggu barang-barang anak-anak itu," kata Yuliyanto.
Kemudian, enam orang pembina ikut mengantar peserta ke sungai. Lalu, empat orang ikut turun ke dalam sungai.
"Satu, begitu sampai di lokasi, pergi meninggalkan lokasi karena ada keperluan. Satu lagi menunggu di titik finish-nya.
Jarak kira-kira dari start ke finish direncanakan panjang 1 kilometer," kata Yuliyanto.
• UPDATE Terbaru 6 Siswa SMP Negeri 1 Turi Yogyakarta Meninggal Dunia Saat Ikut Kegiatan Susur Sungai
Kelompok kedua yang dilakukan pemeriksaan adalah Kwarcab Pramuka Kabupaten Sleman.
Ada tiga orang yang dilakukan pemeriksaan.
"Kenapa diperiksa, karena kita ingin tahu bagaimana aturan-aturan yang ada di kepramukaan berkaitan dengan manajemen risiko kegiatan Pramuka," ucap dia.
Kelompok ketiga yang dilakukan pemeriksaan adalah warga yang ada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Polisi pun telah menaikan status penyelidikan menjadi penyidikan.
Sehingga, polisi telah menetapkan salah satu dari para saksi itu menjadi tersangka.
"Kita telah menaikan salah satu dari saksi itu dengan inisial IYA menjadi tersangka.
Sampai dengan saat ini yang bersangkutan sedang dilakukan pemeriksaan, BAP sebagai tersangka," kata Yuliyanto.
• Duduk Perkara Sopir Angkot Bunuh Pelajar SMA Hilang, Jasadnya Ditemukan Tinggal Tengkorak di Sungai
Pasal yang dikenakan adalah Pasal 359 KUHP, tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia.
Selain itu, polisi mengenakan Pasal 360 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang lain luka-luka. Ancamanya hukuman maksimal 5 tahun penjara.
"Iya pembina. Dia juga sebagai guru di SMP itu. Belum (penahanan), kita masih melakukan pemeriksaan sebagai tersangka.
Apakah nanti ditahan atau tidak, kita lihat pertimbangan dari penyidik," ucap Yuliyanto.
Terkait apakah akan ada tersangka tambahan, polisi masih akan melihat dari hasil pemeriksaan saksi-saksi.
Sebab, dari peserta masih belum dilakukan pemeriksaan.
"Nanti dilihat dari pemeriksaan saksi-saksi, karena dari pihak anak-anak, pihak peserta Pramuka belum kita lakukan pemeriksaan, karena pertimbangan bahwa mereka masih trauma akan peristiwa kemarin," ujar dia.
Polda DIY juga telah menyiapkan tim trauma healing.
Nantinya, ketika para siswa yang sudah masuk sekolah akan diberikan pendampingan psikologis.
"Ketika mereka besok masuk sekolah, kita akan lakukan terapi secara psikologis kepada anak-anak itu," kata Yuliyanto. (Kompas.com/ Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma/ Abba Gabrillin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Tetapkan Guru SMP sebagai Tersangka Kasus Susur Sungai di Sleman"
Aksi Heroik 2 Siswa SMP 1 Turi Yogyakarta Selamatkan Temannya Saat Susur Sungai namun Arus Deras
Meski salah satu gurunya ditetapkan jadi tersangka, ada aksi heroik yang dilakukan oleh salah satu siswa yang juga selamatkan temannya.
Kegiatan Pramuka susur Sungai Sempor menyisakan duka mendalam.
Beberapa peserta kegiatan susur sungai ini hanyut terbawa arus sungai akibat banjir.
Salah satu siswa SMP Negeri 1 Turi yang menjadi peserta susur sungai, Ahmad Bakir, menceritakan, awalnya para peserta berkumpul di sekolah.
Dari sekolah, mereka berangkat ke Sungai Sempor sekitar pukul 15.00 WIB.
"Berangkat dari sekolah ke Kali Sempor itu sekitar jam 15.00 WIB," ujar Ahmad Bakir saat ditemui di SMP Negeri 1 Turi, Jumat (21/2/2020).
• UPDATE Terbaru 6 Siswa SMP Negeri 1 Turi Yogyakarta Meninggal Dunia Saat Ikut Kegiatan Susur Sungai
Siswa kelas 8 ini menyampaikan, saat berangkat dari sekolah kondisi hujan deras. Namun, ketika sampai di Sungai Sempor, hujan mulai reda.
"Kegiatannya itu susur sungai. Saat reda kita turun ke sungai," katanya.
Awalnya, saat mulai susur sungai, Bakir berada di paling belakang. Namun, perlahan mendahului hingga berada di depan.
Menurut dia, kedalaman air saat susur sungai bervariasi, ada yang sekitar 50 sentimeter dan ada pula yang satu meter.
Setelah beberapa saat menyusuri sungai, hujan gerimis.
"Enggak terasa, tiba-tiba air datang," ucapnya.
Bakir lempar akar
Bakir menuturkan, saat banjir datang kebetulan, ia sudah berada di atas bibir sungai bersama temannya, Danu Wahyu.
"Kalau yang hanyut saya tidak tahu, tapi ada yang tenggelam sempat ditolong teman saya (Danu)," bebernya.
Mengetahui kejadian itu, Bakir pun lantas berteriak agar teman-temannya tetap berpegangan yang erat pada sebuah kayu. Selain itu, ia juga meminta teman-temannya tidak panik.
"Yang di tengah itu panik, terus saya teriak agar jangan panik. Kalau panik kan makin susah," ungkapnya.
Bakir yang berada di atas serentak berusaha membantu teman-temanya.
Ia mencari benda yang ada di bibir sungai untuk dipergunakan menolong.
"Saya langsung cari akar yang panjang, lalu saya lempar ke teman yang di tengah. Satu-satu tarik ke pinggir, ada enam yang tadi saya tarik," katanya.
Bakir mengungkapkan, saat kegiatan susur sungai, ada pembina pramuka yang mendampingi. Posisinya berada di belakang dan tengah.
Danu lompat ke sungai
Sementara itu, Danu Wahyu, siswa kelas 8, menuturkan, saat kejadian posisinya berada di bibir sungai.
"Saya kan naik ke permukaan. Jadi posisi saya tidak di dalam sungai saat kejadian," ungkapnya.
Saat banjir bandang datang, lanjutnya, dia sempat melihat beberapa temannya tenggelam.
• Siswa SMP Negeri 1 Turi Yogyakarta Lakukan Susur Sungai Malah Hanyut, Orang Tua Menangis Histeris
Melihat hal itu, Danu spontan langsung melompat ke dalam sungai.
"Lihat ada yang tenggelam terguling-guling, saya langsung lompat berenang.
Saya tarik dua yang perempuan ke pinggir, sama satu yang (pegangan) batu di tengah (sungai)," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, enam orang siswa meninggal dunia dan empat masih dalam pencarian setelah terseret arus Sungai Sempor, Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
Para siswa ini hanyut saat mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai. (Kompas.com/ Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma/ Farid Assifa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Heroik 2 Siswa Selamatkan Rekannya Saat Susur Sungai, Bakir Lempar Akar dan Danu Lompat ke Sungai"