TRIBUNMATARAM.COM - Beredar kabar di grup WhatsApp salah satu guru sekolah internasional di kawasan Jakarta Selatan, terindikasi virus Corona.
Akibatnya, sekolah tersebut meliburkan karyawan dan murid-muridnya selama dua minggu terhitung sejak hari ini, Selasa (3/3/2020).
Kepala Seksi Kesiswaan dan Sumber Belajar Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Momon Sulaeman, membenarkannya.
• Vietnam Umumkan Berhasil Sembuhkan Seluruh Pasien Virus Corona Meski Belum Ada Obat, Apa Rahasianya?
Hal tersebut diketahui pihak Dinas Pendidikan ketika menyambangi sekolah guna mencari informasi.
"Bahwa sekolah libur karena ada guru yang sedang diperiksa oleh pihak Dinas Kesehatan," ucap Momon saat dihubungi, Selasa (3/3/2020).
Padahal, Dinas Pendidikan tidak pernah mengeluarkan instruksi untuk meliburkan sekolah tersebut.
Pihak sekolah meliburkan murid dan karyawan berdasarkan inisiatif sendiri.
"Inisiatif sekolah sendiri karena kami tidak pernah mengeluarkan instruksi," terang dia.
Terkait identitas guru yang diduga terkena virus Corona, Momon mengaku belum tahu karena tidak mendapatkan informasi lebih detail.
Kompas.com pun sempat menyambangi sekolah tersebut pada Selasa (3/3/2020).
Menurut salah satu karyawan sekolah berinsial FI, sekolah tersebut diliburkan selama dua minggu terhitung sejak hari ini.
• Chat WhatsApp Diduga Pasien Positif Corona Depok Viral, Ingin Rumah & Foto Keluarga Tak Diekspos
"Libur selama dua minggu sampai tanggal 16 Maret," terang dia.
Namun FI enggan memberikan informasi lebih lanjut perihal hal tersebut.
Kondisi terkini pasien positif corona
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan kasus pertama virus corona atau Covid-19 yang terjadi di Indonesia, Senin (2/3/2020).
Jokowi menyatakan, ada dua orang warga negara Indonesia (WNI) yang positif terinfeksi. Mereka adalah pasangan ibu dan anak.
Dua orang yang positif terinfeksi virus corona itu kini dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
• Pasien Positif Corona di Indonesia : Saya Tertekan karena Pemberitaan, Ini Bikin Heboh
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, menyampaikan, kondisi dua pasien yang positif virus corona semakin membaik.
"Alhamdulillah kedua pasien positif corona ini kondisinya membaik," kata Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Selasa (3/3/2020).
Syahril menyampaikan, saat pertama kali dirawat di RSPI Sulianti Saroso, kedua orang tersebut dalam kondisi demam dan batuk.
• Chat WhatsApp Diduga Pasien Positif Corona Depok Viral, Ingin Rumah & Foto Keluarga Tak Diekspos
"Demam tidak ada lagi, tinggal batuk-batuk yang sedikit, tidak sesak napas, makan oke," ucap Syahril.
Selain itu, kedua orang tersebut sudah bisa berkomunikasi dengan baik.
Meski kondisinya sudah membaik, kedua orang itu harus menunggu hingga lima hari setelah pengecekan pertama untuk pengecekan ulang virus corona.
Selain pasien yang positif terinfeksi virus corona, ada pula warga yang diduga terpapar virus tersebut di Jakarta dan sekitarnya.
• POPULER 5 Fakta Warga Depok Terinfeksi Virus Corona, Rumah Disterilkan Hingga Reaksi Tetangga
Setidaknya ada lima pasien lain yang ada di RSPI Sulianti Saroso yang diduga terkena corona. Namun, petugas medis masih menunggu hasil untuk memastikan mereka terjangkit corona atau tidak.
Di luar itu, sejumlah pemerintah daerah juga sudah memantau ratusan warganya karena memiliki gejala seperti corona dan pernah berpergian ke negara terdampak.
Setidaknya sejumlah pemerintah daerah yang sudah melakukan pantauan yakni di Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, Batam, dan Bali. (Kompas.com/ Walda Marison/ Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Satu Guru Diduga Terinfeksi Corona, Sekolah Internasional Ini Diliburkan"
Alih-alih Pakai Masker, 2 Hal Ini Justru Paling Efektif Cegah Penularan Virus Corona
Alih-alih masker, dua hal ini justru efektif untuk mencegah penularan virus corona.
Penggunaan masker dipercaya bisa meminimalisir tubuh dari infeksi virus corona.
Padahal, kenyataannya penggunaan masker justru meningkatkan kemungkinan infeksi corona.
Pada Senin (2/3/2020), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada dua orang Indonesia positif terjangkit virus corona atau covid-19.
• Ciri Orang yang Terinfeksi Virus Corona, 11 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Tertular Covid-19
• Tanggapan WHO Soal 2 Pasien Positif Corona di Depok, Tak Kaget, Minta Masyarakat Jaga Kesehatan
Seketika mendapati informasi itu, banyak orang di Tanah Air mungkin langsung cemas atau bahkan panik.
Padahal hal itu tak direkomendasikan.
Istana sendiri telah mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada.
Namun, banyak orang bisa jadi tetap langsung berupaya mencari dan memakai masker.
Apakah langkah itu tepat?
Cuci tangan dan jaga etika batuk
Dokter Spesialis Paru Anggota Kelompok Staf Medik (KSM) Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta, Dr. dr. Reviono, Sp.P (K), menilai penggunaan masker oleh orang yang sehat sebenarnya kurang tepat jika dimaksudkan untuk mencegah penularan virus corona.
Pasalnya, covid-19 menular via droplet atau percikan air liur penderita, bukan melalui udara.
Dengan begitu, cara yang lebih efektif dilakukan untuk pencegahan yakni mencuci tangan dengan benar serta selalu memerhatikan etika batuk dan bersin.
"Lebih baik dicegah dengan hand hygiene dan melakukan etika batuk yang benar," kata Reviono saat diwawancara Kompas.com, Senin (2/3/2020).
Hanya, jika semua orang melakukan hal itu, masker bisa jadi akan makin sulit ditemui dan harganya kian mahal seperti yang terjadi sekarang.
Masker lebih baik dipakai yang sakit
Dia pun menganjurkan, lebih baik masker digunakan oleh mereka yang sedang sakit flu maupun batuk untuk mencegah penularan penyakit pada orang lain.
"Orang yang enggak sakit sebenarnya enggak perlu palai masker," jelas Reviono.
Terkait penggunaan masker untuk mengurangi risiko tertular virus corona, Profesor Obat dan Epidemiologi di University of Iowa's College of Medicine, Eli Perencevich, juga mengungkapkan hal senada.
Melansir Forbes, Sabtu (29/2/2020), Dr. Perencevich, mengungkapkan seseorang tak perlu menggunakan masker wajah jenis apa pun dengan maksud mencegah tertular covid-19.
Sekalipun ada kasus temuan covid-19 di dekat sana, menurut dia, tetap saja orang sehat tidak perlu memakai masker, baik itu masker bedah, masker N95, masker respirator, maupun masker jenis lainnya untuk melindungi diri dari virus corona.
Bahkan, Dr Perencevich, secara tegas melarang orang sehat menggunakan masker.
Pasalnya, belum ada bukti bahwa memakai masker pada orang sehat akan melindungi mereka dari serangan virus corona.
Masker malah meningkatkan risiko infeksi
Menurut dia, penggunaan masker yang salah malah bisa jadi dapat meningkatkan risiko infeksi karena seseorang lebih sering menyentuh wajah.
Dr Perencevich pun menjelaskan virus corona dapat ditularkan melalui tetesan, bukan melalui udara. Itu berarti Anda tidak dapat menghirupnya secara acak.
Masker melainkan tepatnya dipakai oleh mereka yang merasa menderita flu atau berpikir terkena seranga covid-19.
"Jika Anda mengalami flu atau berpikir terkena Covid, saat itulah Anda harus mengenakan masker untuk melindungi orang lain.
Di rumah, jika Anda merasa sakit, Anda harus menggunakan masker untuk melindungi anggota keluarga Anda," ungkap Dr Perencevich. (Kompas.com/ Irawan Sapto Adhi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masker Tak Efektif Cegah Virus Corona, Malah Bisa Tingkatkan Risiko Infeksi"