Enggan Salaman dan Cipika-cipiki Gegara Virus Corona, Ashanty Bingung Disemprot Sombong & Jijik

Penulis: Salma Fenty
Editor: Asytari Fauziah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ashanty setelah jalani perawatan

TRIBUNMATARAM.COM - Wabah virus corona yang mulai menginfeksi dua WNI asal Depok turut membuat Ashanty merasa takut.

Paranoid akan virus corona yang dianggap membahayakan membuat istri Anang Hermansyah tersebut lebih menjaga diri.

Apalagi riwayat penyakit autoimun yang dimilikinya, membuat Ashanty lebih waspada akan virus corona.

Ia pun berusaha mencegah melakukan beberapa upaya yang disarankan agar tak mudah tertular virus corona.

Salah satu upaya preventif yang dilakukan Ashanty adalah mengurangi interaksi langsung dengan orang-orang yang ditemuinya.

• Dapat Hadiah Valentine dari Aurel dan Azriel Hermansyah Mobil Mewah, Ashanty: Ini Kan Mahal Banget!

• Pasien Positif Corona Tak Tahu Dirinya Terinfeksi sampai Jokowi Umumkan, Pemerintah Langgar Aturan?

Ibu sambung Aurel tersebut kemudian mulai membatasi caranya bersalaman dengan orang-orang sekitarnya.

Ashanty setelah jalani perawatan (Kolase TribunMataram.com Instagram Aurel dan Ashanty)

Sayangnya, upaya Ashanty untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19 itu malah menuai kecaman.

Melalui laman Instagramnya, Ashanty mencurahkan pengalamannya disemprot fans karena aksinya tersebut.

1. Berawal dari Cara Bersalaman

Viral chat WhatsApp diduga dari pasien positif virus corona di Depok

Alih-alih bersalaman secara langsung dengan menjabat tangan lawan bicara, Ashanty menerapkan cara bersalaman tradisional dengan model Namaste.

Namaste adalah salam yang umumnya dilakukan di India dengan menyatukan tangan di depan dada, tanpa bersentuhan dengan lawan bicara.

Ashanty sakit autoimun (Instagram/ashanty_ash)

Salaman model ini sudah umum dilakukan di Indonesia, dan menjadi budaya tradisional.

“Punya pengalaman buruk karna issue corona, jujur sebenarnya antara takut enggak takut si, cuma karena banyak yang bilang harus pakai masker kalau kota enggak fit, jangan salaman pegang tangan tapi salaman tradisional,” tulis Ashanty.

2. Takut Tertular

Ilustrasi virus Corona menyerang Indonesia

Menurutnya, ia hanya ikut-ikutan untuk mencegah penyebaran corona yang tak kasat mata.

Namun, niat baik Ashanty itu malah membuatnya dicap sombong dan jijik dengan orang lain.

“Enggak tahu kenapa karena ikut-ikutan dan pikir ini bisa membantu kita supaya enggak terlalu mudah tertular,” sambungnya.

Beli Masker Rp 330 Ribu, Pembeli Ini Kecewa Dapat Sekardus Masker Bekas, Bolong & Tak Jelas Pabrik

Akan tetapi, sikapnya itu ternyata menyinggung orang lain, hingga ada yang menganggapnya sombong.

Permintaan dari diduga pasien positif Corona Depok via WhatsApp viral. (TribunMataram Kolase/ Twitter @bananahoe/ ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Padahal menurut Ashanty, itu merupakan cara dia mencegah virus corona menyebar.

3. Dituding Sombong dan Jijik

penyakit autoimun yang diderita Ashanty.

Lebih lanjut, Ashanty pun menceritakan pengalamannya disemprot karena dianggap sombong dan jijik.

“Tadi ada yang nyapa dan ngajak aku salaman, aku refleks salaman tradisional.

Enggak lama ibu-ibu itu bilang sambil jalan, artis sombong banget kayak jijik disalamin.

What must i do?” tulisnya lagi.

Ashanty pun bingung bagaimana ia seharusnya bersikap, terlebih jika bertemu orang yang langsung cium pipi kanan cium pipi kiri (cipika cipiki).

“Kalau ketemu teman terus cipika cipiki, kalau dekat kan enak bisa ngomong kalau nggak dekat-dekat banget gimana ya?

Secara belum semua orang ternyata aware akan hal ini," tuturnya lagi.

4. Cara Efektif Cegah Penularan Corona

Petugas apotek memasang tanda stok masker habis, di kawasan pusat penjualan obat-obatan dan alat kesehatan Tarandam, Padang, Sumatera Barat, Selasa (3/3/2020). Petugas apotek mengaku stok masker dan Hand Sanitizer sudah habis sejak Senin (2/3/2020) menyusul wabah virus Corona 19 yang mulai masuk Indonesia.

Alih-alih masker, dua hal ini justru efektif untuk mencegah penularan virus corona.

Penggunaan masker dipercaya bisa meminimalisir tubuh dari infeksi virus corona.

Padahal, kenyataannya penggunaan masker justru meningkatkan kemungkinan infeksi corona.

• Ciri Orang yang Terinfeksi Virus Corona, 11 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Tertular Covid-19

• Tanggapan WHO Soal 2 Pasien Positif Corona di Depok, Tak Kaget, Minta Masyarakat Jaga Kesehatan

Seketika mendapati informasi itu, banyak orang di Tanah Air mungkin langsung cemas atau bahkan panik.

Padahal hal itu tak direkomendasikan.

Istana sendiri telah mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada.

Namun, banyak orang bisa jadi tetap langsung berupaya mencari dan memakai masker.

Apakah langkah itu tepat?

Ilustrasi virus Corona menyerang Indonesia (Kompas.com)

5. Cuci tangan dan jaga etika batuk

Tiger Yee, pelajar 21 tahun di Wuhan

Dokter Spesialis Paru Anggota Kelompok Staf Medik (KSM) Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta, Dr. dr. Reviono, Sp.P (K), menilai penggunaan masker oleh orang yang sehat sebenarnya kurang tepat jika dimaksudkan untuk mencegah penularan virus corona.

Pasalnya, covid-19 menular via droplet atau percikan air liur penderita, bukan melalui udara.

Dengan begitu, cara yang lebih efektif dilakukan untuk pencegahan yakni mencuci tangan dengan benar serta selalu memerhatikan etika batuk dan bersin.

"Lebih baik dicegah dengan hand hygiene dan melakukan etika batuk yang benar," kata Reviono saat diwawancara Kompas.com, Senin (2/3/2020).

Meski demikian, Reviono tidak melarang siapa saja yang ingin menggunakan masker.

Hanya, jika semua orang melakukan hal itu, masker bisa jadi akan makin sulit ditemui dan harganya kian mahal seperti yang terjadi sekarang.

6. Masker lebih baik dipakai yang sakit

Seorang Petugas Medis di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB, usai memantau kondisi pasien Balita 1,5 Tahun asal China yang dirawat karena mengalami demam tinggi, Senin (27/1/2020). Pasien beljm dinyatakan suspect Corona.

Dia pun menganjurkan, lebih baik masker digunakan oleh mereka yang sedang sakit flu maupun batuk untuk mencegah penularan penyakit pada orang lain.

"Orang yang enggak sakit sebenarnya enggak perlu palai masker," jelas Reviono.

Terkait penggunaan masker untuk mengurangi risiko tertular virus corona, Profesor Obat dan Epidemiologi di University of Iowa's College of Medicine, Eli Perencevich, juga mengungkapkan hal senada.

Melansir Forbes, Sabtu (29/2/2020), Dr. Perencevich, mengungkapkan seseorang tak perlu menggunakan masker wajah jenis apa pun dengan maksud mencegah tertular covid-19.

Ilustrasi virus corona masuk ke Indonesia (Kompas.com)

Sekalipun ada kasus temuan covid-19 di dekat sana, menurut dia, tetap saja orang sehat tidak perlu memakai masker, baik itu masker bedah, masker N95, masker respirator, maupun masker jenis lainnya untuk melindungi diri dari virus corona.

Bahkan, Dr Perencevich, secara tegas melarang orang sehat menggunakan masker.

Pasalnya, belum ada bukti bahwa memakai masker pada orang sehat akan melindungi mereka dari serangan virus corona.

7. Masker malah meningkatkan risiko infeksi

Potongan video yang dirilis media pemerintah China, CCTV, menunjukkan Zhao Yu. Seorang perawat yang sedang hamil 9 bulan merawat pasien virus corona di rumah sakit militer Wuhan. Video tersebut tak pelak menimbulkan kemarahan publik.

Menurut dia, penggunaan masker yang salah malah bisa jadi dapat meningkatkan risiko infeksi karena seseorang lebih sering menyentuh wajah.

Dr Perencevich pun menjelaskan virus corona dapat ditularkan melalui tetesan, bukan melalui udara. Itu berarti Anda tidak dapat menghirupnya secara acak.

Pasien Positif Corona Tak Tahu Dirinya Terinfeksi sampai Jokowi Umumkan, Pemerintah Langgar Aturan?

Masker melainkan tepatnya dipakai oleh mereka yang merasa menderita flu atau berpikir terkena seranga covid-19.

"Jika Anda mengalami flu atau berpikir terkena Covid, saat itulah Anda harus mengenakan masker untuk melindungi orang lain.

Di rumah, jika Anda merasa sakit, Anda harus menggunakan masker untuk melindungi anggota keluarga Anda," ungkap Dr Perencevich. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)