TRIBUNMATARAM.COM - Fakta lengkap siswi SMP yang membunuh bocah 5 tetangganya sendiri, seorang psikolog ungkap kondisi keluarga hingga sebut tersangka anak cerdas.
Kasus pembunuhan bocah 6 tahun yang berinisial APA sangat mengejutkan banyak orang.
Apalagi pelaku pembunuhan adalah siswi SMP, NF yang baru berusia 15 tahun.
Bahkan tersangka menggunakan cara sadis untuk membunuh bocah ini.
• Fakta Siswi SMP yang Bunuh Bocah, Tetangga, Ketua RT Hingga Guru Ungkap Kebaikan Gadis Ini
• Bocah SMP Bunuh Anak 6 Tahun, Polisi Temukan Gambar Aneh Mirip Kondisi Terakhir Korban, Saya Puas
Korban dimasukkan ke dalam air kemudian jasadnya disimpan di dalam lemari.
Pelaku bahkan mengaku kepad pihak kepolisian jika telah membunuh orang.
Bahkan ditemukan banyak hal yang mengejutkan dari kamar pelaku.
Tulisan dalam bahasa Inggris yang dinilai sebagai curhatan gadis cilik ini.
Hal ini membuat psikolog menyoroti sikap bocah ini.
Berikut hal-hal yang diungkap psikolog soal kondisi kejiwaan hingga pihak kepolisian yang mengungkap bukti-bukti yang mencurigakan.
1. Kata Psikolog
Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani turut menanggapi hal tersebut.
Anna menjelaskan pelaku ini kemungkinan mengalami gangguan kejiawaan.
• Teriakan Histeris Ibu Siswi SMP Tewas di Drainase Dibohongi Eks Suami, Wajah Merah Kepalkan Tangan
"Mungkin bisa dilakukan pemeriksaan, sebetulnya dia mengalami gangguan apa," ujar Anna saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).
Selain itu, Anna menambahkan pemeriksaan kondisi keluarga NF juga perlu dilakukan.
Menurutnya, banyak pelaku berasal dari keluarga yang tidak akrab satu sama lain sehingga melakukan tindakan pembunuhan seperti ini.
Bahkan, ia menyebut kemungkinan banyak kekerasan yang dilakukan di dalam keluarganya.
Dari kondisi keluarga yang seperti itu menyebabkan emosi positifnya kurang berkembang.
2. Mengaku Tak Menyesal
Siswi SMP ini mengaku tidak menyesal atas perbuatannya yang telah menghilangkan nyawa bocah 6 tahun tersebut.
NF mengakui perbuatannya dengan mendatangi kantor polisi saat hendak berangkat sekolah.
Kemudian, ia melakukan aktivitas seperti biasanya setelah membunuh korbannya.
Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo mengatakan, selain melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), pihaknya akan melakukan tes kejiwaan terhadap NF.
Sebab, secara sadar pelaku melakukannya dan tak menyesali perbuatan itu.
• Siswi SMP Bunuh Bocah 5 Tahun, Ayah Korban Tak Menyangka Putrinya Dibunuh, Hanya Bisa Pasrah
"Selain melakukan olah TKP terhadap tempat hilangnya nyawa korban."
"Kami ingin mendalami sejauh mana hubungan atau aspek kejiwaan yang nanti dibutuhkan dalam pemeriksaan kejiwaan," kata AKBP Susatyo di lokasi, Jumat (6/3/2020), dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Heru Novianto menyampaikan pelaku mengaku sadar saat melakukan tindakan tersebut dan tak menyesalinya.
Hal itu berdasarkan dari hasil pemeriksaan sementara NF.
"Ini masih dalam pendalaman karena ini sedikit unik."
"Si pelaku ini dengan sadar diri dia menyatakan telah membunuh dan menyatakan tidak menyesalinya, bahkan merasa puas," kata Heru.
3. Isi Buku Catatan Dinilai Cerdas
Polres Metro Jakarta Pusat melalukan olah TKP di lokasi pembunuhan APA yang ditemukan tewas dalam kondisi terikat di dalam lemari pakaian.
Pihak kepolisian dalam olah TKP ini mengamankan sejumlah barang bukti, seperti buku catatan.
"Di TKP tersebut yang pertama, kami menemukan papan curhat."
"Anak ini cukup cerdas, berkemampuan bahasa inggris cukup baik dan dia mengungkapkan berbagai perasaannya itu dalam berbagai tulisan," ucapnya, Jumat (6/3/2020).
Polisi berdasarkan dari hasil olah TKP menduga NF sebelumnya telah merencanakan pembunuhan terhadap APA.
• POPULER Deretan Fakta Baru Tragedi Susur Sungai, Kemarahan Siswa SMP 1 Turi Buat Grafiti di Sekolah
Pasalnya, polisi menemukan salah satu buku catatan milik pelaku yang ditemukan gambar seorang wanita dalam posisi terikat.
"Ungkapan perasaan dia tuliskan semua dan lebih menarik lagi bahwa apa yang dilakukan hari ini, ini sudah tergambar," ujarnya saat ditemui di TKP.
"Ini adalah gambar seorang wanita dengan terikat, lalu ada tulisan 'keep calm and give me torture'," tambahnya sambil menunjukan buku catatan milik korban.
Susatyo memaparkan, seluruh bukti yang ditemukan di TKP akan langsung diperiksa dan dipelajari lebih lanjut.
"Ini akan menjadi bahan-bahan yang akan kami kumpulkan dari TKP untuk bisa kami kaji," kata dia.
4. Terinspirasi Film
Kebiasaan NF ini kerap menonton film bergenre sadis dan horor.
Bahkan, NF membunuh APA terinspirasi dari salah satu adegan film tersebut.
• Teringat Adegan Film Jadi Nyata Membuat BCL Trauma Ingat Detik-detik Berpulangnya Ashraf Sinclair
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, NF kerap menonton salah satu film yakni Chucky yang populer pada tahun 1980-an itu menceritakan tentang boneka pembunuh.
"Tersangka ini sering menonton film horor. Salah satunya Chucky."
"Dia senang menonton film horor itu memang hobinya itu," kata Yusri di Polres Metro Jakarta Pusat, Kemayoran, Sabtu (7/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
5. Ayah Korban Tak Menyangka
Kartono (40) orang tua dari APA (5), bocah yang dibunuh oleh NF (15) mengaku pasrah dengan nasib yang menimpa anaknya.
Ia tak menyangka nyawa anaknya dihabisi di tangan tetangganya yang masih remaja.
"Saya enggak sangka, anak saya di situ sudah lama bertetangga. Sudah lama.
Biasa (APA) main dengan adiknya umur 4 tahun," kata Kartono saat ditemui di rumahnya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).
• Bocah SMP Bunuh Anak 6 Tahun, Polisi Temukan Gambar Aneh Mirip Kondisi Terakhir Korban, Saya Puas
Biasanya, APA sering bermain dengan adik NF ketika ditinggal ibunya kerja.
Kartono dan istrinya pun percaya saja dan tak menaruh curiga ketika APA bermain dengan NF.
Menurut Kartono, NF memiliki karakter yang pendiam.
Karena itu juga ia berprasangka baik sebab umur NF dan adiknya cukup jauh.
"Kalau akrab kan dia (APA) main sama adiknya (NF). Kalau enggak ada, dia enggak ajak main juga gitu, kalau ada ya main. Enggak melihat ada yang aneh, udah main biasa lama juga," kata Kartono.
Kartono tak menyangka anaknya meninggal dunia dengan cara yang tidak wajar.
(TribunMataram.com/Asytari Fauziah)