TRIBUNMATARAM.COM - Satreskrim Polrestabes Bandung menetapkan Arya Satria Claporth, suami dari Kareen Theresia Sukarmi Poore atau Karen Idol, atas tindakan kekerasan psikis secara non verbal terhadap istrinya.
Penetapan tersangka tersebut diputuskan setelah mendapatkan keterangan saksi ahli dan bukti rekaman video yang direkam pembantunya saat tindakan kekerasan psikis terjadi.
Tersangka mengucapkan kata-kata tak pantas terhadap korban.
"Di sni dugaan tindakan melalui psikisnya sudah melalui saksi ahli sudah bisa diproses dan naikan penyidikan jadi tersangka," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya saat konferensi pers di Mapolrestabes Bandung, Rabu (11/3/2020).
• Arya Satria Claproth Tuding Karen Pooroe Lakukan Perzinaan, Klaim Jadi Penyebab Meninggalnya Zefania
Ada lima saksi yang diperiksa dalam kasus ini.
Polisi menilai bahwa kekerasan psikis dipicu oleh kondisi rumah tangga pasangan tersebut yang kurang harmonis.
"Tadinya kita mengarah ke kekerasan fisik tapi tidak ditemukan tanda-tanda itu, tapi ke arah psikis," katanya.
Menurut Ulung, akibat kejadian ini korban mengalami tekanan psikis.
Karenanya, pihak kepolisian akan memanggil kembali tersangka untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut.
Di tempat yang sama, Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Galih Indra Giri mengatakan, kemungkinan kekerasan psikis tersebut bisa saja pernah dilakukan sebelumnya oleh tersangka kepada korban.
Hanya saja peristiwa itu tidak terekam seperti kejadian yang dilaporkan Kareen Idol saat ini.
"Perbuatan itu dipicu karena pelaku menduga pelapor selingkuh," katanya.
• Suami Karen Pooroe Jalani Pemeriksaan 7 Jam, Arya Claproth Setuju Zefania Diautopsi
Adapun ancaman hukuman bagi tersangka, yakni pasal 45 ayat 2 undang-undang no 23 tahun 2004 tentang PDKRT yaitu 4 bulan kurungan penjara.
Namun pihak kepolisian tidak melakukan penahanan lantaran ancaman hukuman hanya 4 bulan.
Meski begitu, tersangka dikenakan wajib lapor.
"Besok akan kita panggil yang bersangkutan. Hari ini kita layangkan surat pemanggilannya," kata dia. (Kompas.com/ Kontributor Bandung, Agie Permadi/ Farid Assifa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suami Karen Idol Jadi Tersangka Kekerasan Psikis terhadap Istrinya"
3 Kecurigaan Karen Pooroe, Zefania Tak Patah Tulang & Pendarahan, Dihubungi 12 Jam setelah Tewas
Karen Pooroe akhirnya mengungkapkan kecurigaannya akan penyebab kematian putrinya, Zefania Carina yang janggal.
Setidaknya ada 3 kecurigaan yang dirasakan Karen Pooroe soal kematian anaknya.
Zefania Carina diketahui meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai 6 apartemen sang ayah, Arya Satria Claproth.
Namun, Karen Pooroe justru curiga karena tak mendapati tanda-tanda anaknya jatuh dari ketinggian.
Ia hanya mendapati beberapa luka memar di tubuh mungil Zefania.
Hal ini diungkapkan Karen Pooroe saat hadir sebagai bintang tamu di Hotman Paris Show.
• POPULER Kejanggalan Kematian Anak Karen Pooroe Tampak saat Jenazah Dimandikan, Sikap Arya Disesalkan
Dirinya sangat yakin penyebab putrinya meninggal bukan jatuh dari apartemen.
"Kalau dibilang jatuh dari lantai 6 apartemen, saya yakin itu tidak betul," tegas Karen Pooroe, dilansir TribunnewsBogor.com, Kamis (13/2/2020)
"Sangat tidak benar itu," tegasnya lagi.
Menanggapi itu, Melaney Ricardo menanyakan dasar Karen begitu yakin putrinya meninggal tak wajar.
Karen pun membeberkan 3 kecurigaan yang menjadikan dasar keyakinannya akan kematian janggal Zefania.
Berikut ulasannya dikutip TribunMataram.com dari YouTube Hotman Paris Show.
• Putri Karen Pooroe Meninggal Dunia, Marshanda Unggah Foto Kedekatan dengan Keluarga Arya Claproth
1. Ketinggian Apartemen
Arya Staria Claproth mengatakan Zefania jatuh dari balkon lantai 6 apartemennya.
Akan tetapi, menurut Karen, ketinggian apartemen suaminya tersebut sudah mampui menghancurkan tubuh seseorang, apalagi anak kecil.
Jika seseorang atau orang dewasa jatuh dari lantai 6 dnegan ketinggian mencapai 18 meter, menurut logika Karen Pooroe pasti tubuhnya akan hancur.
"Kalau satu lantai itu tingginya 3 meter, maka 3x6 jadi 18 meter. Kita orang dewasa jatuh pasti pecah berkeping-keping dong," ujar Karen pooroe.
"Pasti," jawab Melaney Ricardo.
2. Tidak Patah Tulang & Pendarahan
Namun, keanehan justru muncul tatkala tubuh mungil Zefania tak mengalami patah tulang.
Zefania juga tidak mengalami pendarahan atau pun luka lainnya.
Diakui Karen Pooroe, anaknya justru tak mengalami luka apapun ketika jatuh dari lantai 6 dan dinyatakan tewas.
Bahkan patah tulang pun tidak ada
"Anak saya tidak patah, tidak ada luka lebam. Cuman ada benjolan sedikit di sini (tunjukkan dahi), tapi itu pun tidak kelihatan. Tidak ada tulang patah," tegas Karen Pooroe.
Tak hanya itu, Karena Pooroe juga ungkap kondisi kepala sang anak pun sama sekali tidak mengalami pendarahan ataupun luka lainnya
"Tidak ada pendarahan (di kepala), tulang tengkorak semuanya utuh," tegasnya lagi.
Karen mengungkapkan, tubuh Zefania utuh dan layaknya bocah tertidur pulas.
"Jadi, kondisi mayat Zefania Carina ini kondisi rangka kepala dan semua badan utuh?" tanya Melaney Ricardo
"Utuh luar biasa, tidak ada memar. Memar cuma sedikit di sini (lengan kiri) dan di kepala sedikit," imbuhnya.
"Di dalam peti jenazah dia cantik luar biasa seperti orang tidur," ungkap Karen Pooroe.
3. 12 Jam Kematian Baru Dikabari
Kesedihan lainnya yang dialami Karen adalah keterlambatan dirinya dikabari jika sang anak sudah tiada.
Menurut pengakuan pihak sang sumi, Arya Satria Claproth, Zefania Carina ini dijabarkan meninggal dunia pada hari Jumat malam, tanggal 7 Februari 2020.
"Anak saya dinyatakan tidak ada jam setengah 10 malam, tanggal 7 Februari 2020,"
Saya tahunya anak saya jatuh jam 10 malam, dibawa ke RS Mayapada oleh ayahnya. Lalu dibawa lagi ke RS Fatmawati," ungkap Karen Pooroe.
Namun anehnya, Karen Pooroe baru diberitahu keesokan harinya, tanggal 8 Februari 2020 pada siang hari.
"Saya sebagai seorang ibu, baru dikasih tahu jam setengah 11 siang besoknya dan itupun polisi yang ngasih tahu," ungkap Karen Pooroe
"Padahal sudah dibawa ke 2 rumah sakit? Berarti sudah 12 jam lebih baru dikasih tahu?" tanya Hotman Paris ikut heran
"12 jam lebih baru tahu kalau anak saya sudah tidak ada," imbuh Karen Pooroe.
"Setelah 6 bulan dirampas dari saya, 3 bulan tidak boleh bertemu, tidak boleh menelpon, tidak boleh menghubungi. Tidak ada akses untuk menghubungi bicara sama anak saya. Akhirnya mereka mengambalikan anak saya kepada saya dalam kondisi tidak bernyawa,"
"Setelah 3 bulan tidak bertemu, saya memeluk anak saya di kamar jenazah," kenangnya sambil menangis.
Karen Pooroe tak pelak mempertanyakan kejanggalan tersebut.
"Ini ada apa gitu lho, kok bisa?" tegas Karen Pooroe.
Ia pun meminta Arya Satria Claproth untuk berkata jujur perihal penyebab kematian sang putri.
"Come on berkata jujurlah kenapa anak saya?" tegasnya. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)