TRIBUNMATARAM.COM - Warga Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah, geger setelah mengetahui ada seorang warga di salah satu dusunnya yang dinyatakan positif corona.
Pasalnya, sebelum dinyatakan positif corona itu, warga di desa setempat diketahui banyak yang ikut membesuk pasien bersangkutan di rumahnya usai dirawat di rumah sakit.
Hal itu terjadi karena solidaritas antar warga masih kental dan membesuk orang sakit sudah menjadi tradisi tersendiri bagi para warga.
• Kota Malang Bawa Kabar Baik, Semua Pasien Covid-19 Berhasil Sembuh dari Virus Corona
Karena kondisi itu, akhirnya Kepala Desa setempat langsung melakukan tracing atau pelacakan secara mandiri terhadap para warga yang membesuk tersebut.
Tujuannya, untuk mengantisipasi adanya penularan virus corona dari pasien yang bersangkutan.
"Kami secara mandiri melakukan tracing dengan siapa saja korban ini berinteraksi langsung dan menemukan sedikitnya 90 orang dari 30 Kepala Keluarga (KK) di tiga dusun," ungkap Kepala Desa Gunungwuled, Nashirudin Latif ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/3/2020).
Setelah mengantongi data itu, puluhan warga yang sudah melakukan kontak erat dengan pasien tersebut diminta untuk melakukan isolasi mandiri di dalam rumah selama 14 hari.
Bahkan, akses keluar masuk di dusun tempat tinggal pasien saat ini ditutup dan warganya juga diminta mengurangi aktivitas agar dapat mencegah penyebaran virus corona.
"Kami mendapat desakan dari warga untuk mengambil tindakan local lockdown, kami juga sudah konsultasikan kepada Bupati Purbalingga dan mendapat dukungan," katanya.
• Berhasil Sembuh dari Covid-19, Christina Ceritakan Perjuangannya: Luar Biasa Berat & Sendirian
Agar warganya tetap fokus dan taat dengan program social distancing, pemdes akan menanggung biaya hidup warga yang melakukan isolasi mandiri sebesar Rp 50.000 per KK per hari.
Bantuan tersebut akan diberikan dalam bentuk paket sembako.
"Biaya hidup dari 30 KK selama 14 hari, jadi total sekitar Rp 21 juta. Akan dialokasikan dari APBDes, tapi dari hasil konsultasi dengan bupati katanya mau di back up," tandasnya. (Kompas.com/ Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi/ Teuku Muhammad Valdy Arief )
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Desa di Purbalingga Geger Setelah Mengetahui Pasien yang Dibesuk Positif Corona"
Dokter di Surabaya Sempat Positif Corona Tertular Pasien yang Tak Sengaja Bersin di Toilet
Dokter Markus, PPDS Anestesi RSUD dr Soetomo tertular virus corona gara-gara ketidaksengajaan pasien positif saat di toilet.
Seorang dokter RSUD dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur akhirnya dinyatakan sembuh dari corona setelah ketularan seorang pasien.
Ia pun menceritakan kronologi tertular Covid-19 karena ketidaksengajaan.
Dokter Markus bercerita di sela konferensi pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Selasa (24/3/2020).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan kabar baik.
Khofifah menyampaikan sebanyak 5 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.
• Seorang Pasien Suspect Corona Meninggal di Ambulans setelah 3 Rumah Sakit Menolak Rawat karena Penuh
• Kabar Baik Corona Hari Ini, Vaksin Covid-19 yang Dikembangkan Efektif dan Mampu Tahan Lama
“Dari 51 pasien yang sudah positif, alhamdulillah ada lima dari mereka sudah terkonversi negarif artinya sudah mereka berlima sudah sembuh. Satu di Malang, dan 4 orang di Surabaya,” kata Khofifah dikutip dari Tribun Jatim.
Di sela konferensi pers, Khofifah menampilkan video dr Markus.
Dokter Markus merupakan satu dari lima pasien Covid-19 yang sembuh.
“Saya dr Markus, saya PPDS anestesi RSUD dr Soetomo. Saya merupakan salah satu pasien Covid yang sudah dinyatakan sembuh," katanya.
Dokter Anastesi RSUD dr Soetomo ini menceritakan ia tertular karena tak sengaja bertemu pasien positif Covid-19 di kamar mandi.
Dokter Markus menceritakan saat bepapasan, pasien positif Covid-19 tersebut kebetulan batuk dengan kondisi tanpa mengenakan masker.
Setelah menjalani perawatan, dr Markus kini telah sembuh.
"Untuk itu saya ingin berterima kasih pada Gubernur Jatim beserta jajaranya melalui satgas Covid-19 Jatim.
Juga pada guru-guru saya dari departemen anestesi RSUD dr Soetomo,
juga kepeda tim PINERE dan juga kepada dirut Soetomo yang telah membantu saya dan telah merawat saya dengan luar biasa sehingga saat ini saya boleh keluar rumah sakit.
Saya dinyatakan sembuh dari virus Covid-19,” kata dr Markus.
“Juga besar harapan saya segera dilakukan tes massal sehingga masyarakat boleh tahu boleh mempunyai tanggung jawab lebih jika dikatakan positif yaitu mereka akan isolasi diri di rumah dan tak menularkan ke orang lain,” tegasnya.
Melansir Tribun Jatim, Ia juga meminta agar alat alat medis segera disiapkan untuk menghadapi infeksi yang mengarah ke gejala yang berat.
Juga yang tak kalah penting ia meminta masyarakat untuk bersama sama meningkatkan kesadaran untuk melakukan social distancing, yang menjaga diri dengan tidak ikut melakukan perkumpulan.
Dan menjaga diri melalui isolasi diri di rumah sehingga tidak menyebarkan virus yang potensial berbahaya bagi orang tua atau orang memiliki banyak penyakit.
“Saya juga berharap kepada gubernur Jatim, juga satgas Covid-19 untuk tidak lupa menyediakan rumah singgah buat kami, para tenaga medis supaya kami tidak khawatir ketika bekerja pulang dan membawa virus itu kemudian menulari keluarga kami,” pungkasnya.
51 Pasien Covid-19 di Surabaya
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan kasus virus corona di Jawa Timur bertambah.
Selasa (24/3/2020), kasus corona bertambah 10 yang positif Covid-19.
Sehingga sampai malam ini ada sebanyak 51 kasus positif covid-19 di Jawa Timur. Dari jumlah tersebut dua orang diantaranya meninggal.
“Sesuai dengan pengunuman pemerintah pusat, Jatim hari ini ini terkonfirmasi ada tambahan 10 positif covid-19,” ucapnya.
“Dari tambahan sepuluh kasus positif corona tersebut tersebar di 5 Magetan, 2 di Surabaya, 2 di Sidoarjo, 1 Kota Malang. Dengan tambahan 10 positif ini total di Jatim ada sejumlah 51,” imbuh Khofifah.
Selain tambahan kasus positif Covid-19, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada tambahan menjadi 142 orang dan Orang Dalam Pengawasan (ODP) bertambah menjadi 2003 orang.
Data tersebut merupakan data update yang dilakukan hingga sore ini pukul 16.00 WIB.
“Berikutnya saya ingin sampaikan juga dari data ini ada dua pasien yang meninggal. Satu di Malang satu di Surabaya,” kata Khofifah.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah bahwa ada peningkatan jumlah ODP dan PDP hal tersebut karena adanya penamambahan kasus dari tracing yang dilakukan secara cepat oleh Gugus Tugas Jatim.
Dikatakan Khofifah bahwa tidak semua ODP Covid-19 tidak dirawat di rumah sakit. Melainkan ada yang melakukan isolasi secara mandiri.
Sedangkan yang PDP mereka sebagian besar dirawat di rumah sakit yang tersebar di Jawa Timur.
Terkait orang terkonfirmasi positif covid-19 yang meninggal dunia, dikatakan Ketua Gugus Tugas Kuratif Jatim Joni Wahyuhadi bahwa semuanya di atas 50 tahun.
“Kasus orang yang positif covid-19 dan meninggal dunia biasanya cepat meninggalnya karena ada sesuatu yang mendasari,” kata Joni. (TribunBogor/ Sanjaya Ardhi)
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Cerita Dokter di Surabaya Tertular Covid-19, Berawal Ketidaksengajaan Pasien Corona di Toilet.
dan di Tribunnews.com dengan judul 1 Desa di Purbalingga Lakukan Isolasi Mandiri Setelah Pasien yang Dibesuk Ternyata Positif Corona