TRIBUNMATARAM.COM - Seorang pasien positif covid-19 menceritakan kisahnya awal tertular virus corona dari seorang dokter hingga lakukan isolasi mandiri di rumah.
Lebih dari satu juta orang di seluruh dunia yang terjangkit covid-19.
Namun tak semua mengalami gejala seperti yang sudah ramai dibicarakan.
Tak sedikit penderita covid-19 yang tak merasakan gejala apapun setelah tertular virus corona.
• Cerita di Balik Wanita Hamil PDP Corona Sempat Live Facebook Keluhkan Sesak Napas sebelum Wafat
• Kekurangan APD, Perawat di RSUD Kediri Terpaksa Pantau Pasien Corona via Grup WhatsApp
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kemudian menambahkan satu kategori yaitu Orang Tanpa Gejala (OTG), namun statusnya adalah positif terinfeksi virus corona.
Salah satunya adalah W (41) yang ditetapkan sebagai OTG Covid-19.
Awalnya ia tertular setelah menjalani operasi dan dirawat dengan seorang dokter di kamar yang sama.
Berikut kisah lengkap salah satu OTG covid-19 yang akhirnya lakukan isolasi mandiri.
Bagaimana awal tertular hingga respon warga dari RW setempat karena lakukan perawatan di rumah?
1. Awal Tertular
Setelah operasi, W mendapatkan perawatan di satu kamar yang sama dengan pasien lainnya.
Namun saat itu belum diketahui jika pasien di sebelahnya mengidap covid-19.
Mereka bahkan menggunakan satu kamar mandi yang sama di ruang perawatan ini.
W dan pasien tersebut mulai berada pada kamar yang sama pada 9 Maret 2020 malam, hingga akhirnya W dinyatakan pulih dari operasinya dan boleh kembali ke rumah pada 11 Maret 2020.
"Waktu Beliau (dr. A) lewat, tirainya kan saya buka sedikit, terus Beliau tanya, 'Sakit apa Pak?' (W menjawab) 'Saya habis operasi'. (dr. A kembali menjawab) 'Oh kalau saya demam sudah 5 hari enggak sembuh-sembuh," ujar W menceritakan ulang perbincangan singkat dengan dokter A.
Dari situ, ia dan sang istri yang ikut menjaganya di rumah sakit mulai khawatir bahwa pasien yang dirawat satu ruangan bersamanya itu menderita Covid-19.
• Fakta Lengkap Pasien Sembuh Corona Setelah Tertular Suami, Selalu Merasa Kehausan & Konsumsi Jamu
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, gejala yang ditunjukkan dr. A mirip dengan Covid-19 yang ketika itu sudah terkonfirmasi masuk ke Indonesia.
"Waduh Bapak ini demam, batuk-batuk, gejala-gejalanya (Covid-19) ada di situ. Tapi kok dia ditempatkan bareng kita ya.
Kami enggak pernah komunikasi lagi (setelah mengetahui gejala yang ditunjukkan dr. A)," kata W.
Setelah kurang lebih sepekan berada di rumah, W menerima pesan berantai WhatsApp dari istrinya yang menyebutkan dr. A telah meninggal pada 12 Maret 2020 dan dimakamkan keesokan harinya.
Dr. A dinyatakan positif Covid-19.
"Begitu saya baca namanya, saya kaget. Saya bilang ke istri saya. 'Wah kalau gitu kita harus tes'," kata W.
2. Jalani Tes
Pada 20 Maret 2020, W mendatangi rumah sakit tempatnya dirawat dan meminta pertanggungjawaban karena telah menempatkannya bersama seorang pasien Covid-19.
Namun, tidak ada respons yang diberikan RS X ketika itu.
Keesokan harinya, 21 Maret 2020, ia bertemu dokter bedah yang menangani operasinya dan menceritakan apa yang dialaminya hingga dibantu mendapatkan rujukan untuk menjalani tes.
"Dokter bedah ini bantu saya untuk dirujuk ke salah satu dokter di rumah sakit itu.
Nah, pas saya dirujuk, kemudian dari manajemen rumah sakit itu ada yang menghubungi saya juga.
Hari itu juga kami melakukan tes toraks di rumah sakit tempat saya dirawat sebelumnya. Kami melakukan tes toraks dan tes darah gitu," ungkap W.
• Jemaat GBI Bandung Lakukan Rapid Test Covid-19, 266 Terindikasi Positif Virus Corona
Menurut dia, hal ini bentuk tanggung jawab rumah sakit karena telah menempatkannya satu ruangan dengan pasien positif Covid-19.
Dari hasil tes yang keluar 9 hari kemudian, 30 Maret 2020, paru-paru W dan istri diketahui baik-baik saja dan tidak terdapat bercak apa pun.
Sementara, dari hasil tes CRP, leukosit W diketahui rendah, dan leukosit istrinya normal.
"Kalau leukosit rendah itu menunjukkan ada infiltrasi virus ke dalam darah," sebut dia.
W pun kemudian dinyatakan positif Covid-19.
"Saya baru dapat hasilnya tanggal 30 kemarin, hari Senin, hasilnya positif, istri saya negatif," kata W.
Setelah itu, ia dirujuk ke dokter paru dan diberikan sejumlah obat-obatan, salah satunya klorokuin.
Meskipun positif Covid-19, W mendapatkan surat rekomendasi untuk melakukan perawatan mandiri di rumah selama 14 hari.
Alasan isolasi mandiri di rumah karena kondisinya fisik dan kesehatannya yang dinilai baik.
3. Isolasi Mandiri di Rumah
Sejak sebelum mendapat kabar pasti soal kondisinya, W dan keluarga sudah mengisolasi diri di rumah.
Namun ia dan istri masih berinteraksi seperti biasa karena meyakini tidak terjangkit virus corona.
Namun setelah dipastikan positif, W langsung karantina diri di kamar yang ada di lantai 2.
Sedangkan anggota keluarga lainnya berada di lantai 1.
"Ya interaksinya paling kalau taruh makan ditaruh di depan kamar atau ditaruh di balkon gitu, nanti saya diberi tahu," kisah dia.
• Saking Rindu Ibu Diisolasi karena Wabah Corona, Anak Ini Nekat Sewa Mobil Damkar untuk Lihat Ibunya
Ia dan keluarga disiplin menjalankan aturan isolasi, mulai dari menjaga jarak, menjaga kebersihan, tidak keluar rumah, makan makanan yang bergizi, berjemur setiap pagi, dan mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter.
Bahkan, alat makan dan minum yang digunakan W dipisah dari alat yang digunakan anggota keluarga lainnya.
Di lantai 2, W menggunakan kamar mandi sendiri.
W juga telah melaporkan kondisinya ke ketua RW tempatnya tinggal.
"Saya juga sudah memberi tahu RW setempat, tapi RW setempat 'Ya bapak karena kondisinya baik dan sudah isolasi diri di rumah, kami memutuskan untuk tidak mengiformasikan ke lingkungan, karena menjaga supaya tidak panik warga di sini'," cerita W.
4. Keluarga Langsung Tes Covid-19
Tak hanya W dan istri, seluruh anggota keluarga yang ada di rumahnya juga menjalani tes karena secara otomatis menyandang status Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Tes itu juga mereka jalani di RS X karena ia mengaku telah menghubungi Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
Akan tetapi, tidak memiliki alat yang dibutuhkan.
W meminta bantuan dokter yang selama ini memantau kondisinya untuk melakukan tes Covid-19 bagi keluarganya.
Akhirnya semua anggota keluarganya, kecuali ia dan istri, menjalani rapid test dan PCR pada Sabtu (4/4/2020).
Hasil dari tes diperkirakan akan keluar sepekan setelahnya.
• Update Corona Dunia 5 April 2020: Jumlah Pasien Dirawat di Indonesia Lebih Banyak daripada China
Saat ini, ia masih harus menjalani sisa masa isolasi yang akan berlangsung hingga 13 April 2020.
Setelah itu, W akan kembali menjalani tes untuk mengetahui apakah virus masih ada atau sudah berhasil ditangani.
"Rekomendasinya kan saya isolasi mandiri 14 hari, setelah itu makan obat-obatan yang diberi, saya minum vitamin, makan-makanan yang sehat, buah, dan sebagainya. Itu semua saya lakukan," kata W.
Selama menjalani isolasi di rumah, W mengaku selalu berkomunikasi dengan dokter yang memantau kondisi kesehatannya, dan memberikan kabar terbarunya setiap hari.
5. W Kaget karena Tak Rasakan Gejala
Meski mengaku sehat dan tidak mengalami gangguan kesehatan berarti, W mengaku ada gejala ringan yang dirasakannya sebelum dan setelah dinyatakan positif Covid-19.
Saat belum dinyatakan positif, W mengaku mengalami pilek dan tenggorokan kering.
Namun, ia mengatasinya dengan banyak minum hingga gangguan itu hilang.
"Sekarang enggak ada sih, sama sekali enggak ada. Kecuali kalau pakai AC gitu, tidur, pasti kayak ada gejala mau pilek. Saya matiin AC-nya, oh ini mungkin cuma alergi AC," kata dia.
Sementara, istrinya justru sempat mengalami demam selama 2 hari dengan suhu di atas 37 derajat celcius.
"Istri saya malah sempat demam tinggi 37,5 itu tanggal 13-14 Maret. Tapi setelah itu turun, enggak pernah demam lagi.
Bahkan hasil tesnya dia negatif juga, padahal kami tidur sekamar dan sebagainya," ujar W.
• Sempat Ngeyel, Wali Kota Prabumulih Akhirnya Liburkan Sekolah setelah Kotanya Zona Merah Covid-19
Pertama kali mengetahui fakta bahwa dirinya ternyata positif mengidap Covid-19, W mengaku kaget dan tidak menyangka.
Alasannya, karena ia merasa tidak ada gejala pada tubuhnya dan ia dalam kondisi yang sehat.
"Pasti kaget ya, saya shock juga. Jadi 'Kok gue ya', sempat ada pertanyaan gitu," ujar dia.
Namun, ia mencoba mengelola emosinya.
"Pikirannya kan langsung antara hidup dan mati, karena Covid ini kan antara hidup dan mati, sementara tubuh saya sehat.
Tapi syukurlah saya masih bisa mengelola emosi saya dengan baik sampai saat ini. Saya berusaha tenang," ungkap dia.
6. Dapat Dukungan & Ungkap Pesan Ini
Dalam menjalani hari-hari masa isolasi seorang diri di kamar, W mengaku dukungan dari lingkungan sekitar sangat berarti baginya untuk melawan virus yang ada di tubuhnya.
Dukungan ini membuatnya yakin bahwa Covid-19 bukanlah akhir dari segalanya dan semuanya akan bisa diatasi.
"Support dari teman-teman, teman-teman kantor, dari teman-teman yang lain, keluarga, itu sangat membantu.
Memberikan penghiburan, kekuatan, membuat saya merasa enggak sendiri. Walaupun saya di kamar saya sendiri terus," kata W.
• Mulai Besok, Token Listrik Gratis Mulai Bisa Diklaim Pelanggan Via WhatsApp, Catat Nomor Chatnya
Sebagai seorang yang sudah dinyatakan positif mengidap Covid-19, W meminta setiap orang untuk melindungi dan menjaga dirinya, serta mengikuti anjuran pemerintah.
"Buat saya, masyarakat kita harus disiplin menuruti imbauan pemerintah untuk social distancing, jangan kumpul-kumpul, dan physical distancing, jaga jarak meskipun di rumah," kata W.
"Kalau keluar, please amankan dirimu, pakai masker lah kalau bisa ya dobel. Kalau harus naik kendaraan umum, sebisa mungkin physical distancing.
Yang kurang dari kita itu disiplin sih. Kalau kita enggak disiplin ini berbahaya," lanjut dia.
Aktivitas di luar rumah berisiko karena kemungkinan bertemu orang lain yang tidak diketahui kondisinya akan menjadi potensi penularan virus corona.
"Bahayanya keluyuran kan kita enggak ngerti ya, soalnya virus ini kan enggak kelihatan.
Kita enggak ngerti, kita keep in touch dengan siapa, kita bertemu dengan siapa, apakah orang itu positif Covid-19 atau tidak, kita enggak ngerti," kata W. (TribunMataram.com/ Asytari Fauziah) (Kompas.com/ Luthfia Ayu Azanella)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Pasien Positif Covid-19 Tanpa Rasakan Gejala, Awal Tertular hingga Isolasi Mandiri di Rumah.