TRIBUNMATARAM.COM - Penyebaran virus corona sangat cepat, hingga muncul jika orang tanpa gejala (OTG) jadi golongan baru, berapa lama covid-19 bisa bertahan dan akhirnya menularkan?
Perkembangan virus corona yang menyebar dengan cepat membuat penelitian dan kajian terus dilakukan.
Salah satunya yang terbaru adalah banyaknya kasus penularan dan infeksi virus corona tanpa gejala.
Dilansir dari Huffpost, dokter penyakit menular Penn Medicine dan Direktur Medis Penn Global Medicine di Pennsylvania, Stephen Gluckman, mengungkapkan, ada yang dinyatakan positif terifeksi virus corona, tetapi mereka tak merasakan gejala apa pun.
• 4 Rahasia Korea Selatan Kalahkan Corona, Sukses Menekan Angka Kematian, Indonesia Wajib Belajar!
• 70 Persen Kasus Corona di Indonesia Muncul dari Orang Tanpa Gejala, Wajib Patuhi Aturan & Waspada!
Gejala terinfeksi virus corona di antaranya demam, batuk/pilek, dan sesak napas.
Ada yang merasakan kehilangan indera perasa dan penciuman.
"Orang harus waspada untuk menghindari kontak dekat dengan orang lain dan tidak berasumsi bahwa hanya karena tidak merasakan sakit, bukan berarti Anda tidak membawa virus.
Kita harus sangat agresif dengan tindakan isolasi mandiri," kata Gluckman.
Orang tanpa gejala atau asimptomatik membuat keberadaan virusnya tak terdeteksi.
Padahal mereka tetap pembawa atau carrier virus corona yang bisa menularkan covid-19.
Lalu berapa lama pembawa virus corona tanpa gejala bisa menularkan pada orang lain?
1. Penularan Bisa Terjadi 48 Jam Sebelum Gejala
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Robert Redfield mengungkapkan, pembawa virus bisa menularkan secara signifikan sekitar 48 jam sebelum gejala Covid-19 muncul.
"Ini membantu menjelaskan seberapa cepat virus ini terus menyebar di seluruh negeri, karena kami memiliki pemancar tanpa gejala dan memiliki individu yang mentransmisikan 48 jam sebelum menjadi gejala," kata dia.
Penularan pre-simptomatik atau penularan sebelum muncul gejala ini biasanya terjadi pada tahap awal terinfeksi.
Sementara, gejala muncul rata-rata dalam waktu 5 hari, dan penularan kepada yang lain sudah terjadi sebelum adanya gejala.
• 70 Persen Kasus Corona di Indonesia Muncul dari Orang Tanpa Gejala, Wajib Patuhi Aturan & Waspada!
Sebuah penelitian yang meneliti 23 pasien virus corona di dua rumah sakit Hong Kong, menemukan, viral load individu atau berapa banyak partikel virus yang mereka bawa dan lepaskan ke lingkungan mereka, memuncak selama minggu pertama, kemudian secara bertahap menurun.
Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko penularan, sebaiknya patuhi langkah-langkah jarak sosial atau social distancing.
Sebab, jika Anda terpapar seseorang yang positif virus corona dan ikut terinfeksi, maka Anda dapat menyebarkan virus jauh sebelum Anda menyadarinya.
Penularan juga bisa terjadi dalam periode inkubasi sebelum mereka menunjukkan gejala yang umumnya terlihat pada 2-14 hari setelah terpapar virus.
Suatu model baru-baru ini menemukan bahwa masa inkubasi untuk Covid-19 rata-rata adalah 5 hari dan sebanyak 98 persen orang yang mengalami gejala setelah terpapar dalam 11 hari.
2. Gejala Muncul 7 Hari Setelahnya
Melansir Sciencealert, studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sebanyak 75 persen warga China yang pertama kali diklasifikasikan sebagai asimptomatik, mengalami gejala.
Hal ini menunjukkan, secara teknis transmisi pre-simptomatik adalah kejadian yang berpotensi terjadi.
Artinya, mereka sudah menularkan virus itu meski belum merasakan gejala Covid-19.
• DKI Jakarta Terapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar, Ini yang Akan Dibatasi dalam Aktivitas Harian
Sementara, studi CDC menjelaskan, pasien virus corona di panti jompo, King County, Washington, AS, menemukan, dari 23 orang yang dites positif, hanya 10 yang menunjukkan gejala pada hari diagnosis.
Sepuluh orang dalam kelompok lain mengalami gejala seminggu kemudian.
"Temuan ini memiliki implikasi penting untuk pengendalian infeksi, dan kejadian ini bergantung pada adanya tanda dan gejala untuk mengidentifikasi dan mengisolasi penduduk atau pasien yang mungkin memiliki Covid-19," ujar studi tersebut.
3. Sejumlah Kasus Transmisi Asimptomatik
Sejumlah penelitian dan laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa penularan presimptomatik dan asimptomatik bukan tidak biasa.
Sebuah studi kecil di antara warga Jepang yang dievakuasi dari Wuhan pada Februari 2020, menyebutkan, 30,8 persen orang yang dites positif tidak menunjukkan gejala.
Sementara itu, penelitian terhadap kasus coronavirus di Singapura menemukan, dari 157 kasus transmisi lokal, 10 kasus melibatkan penularan secara asimptomatik.
• Menkes Terawan Setujui Pemprov DKI Terapkan PSBB, Ini Pertimbangan Gugus Tugas Corona
Para ilmuwan menyimpulkan, kebanyakan paparan penularan presimptomatik terjadi 1-3 hari sebelum seseorang mengalami gejala Covid-19.
Lainnya, penelitian di China, Februari 2020, mengungkapkan, sebanyak 13 persen dari 468 kasus positif Covid-19 yang diteliti melibatkan penularan pre-simptomatik.
The LA Times baru-baru ini melaporkan, tiga perempat dari 60 orang penyanyi yang menghadiri latihan paduan suara positif terinfeksi virus corona meskipun tidak ada yang menunjukkan gejala pada latihan tersebut.
4. Anak-anak Berkemungkinan Besar
Sejauh ini, anak-anak merupakan orang yang paling tidak kentara terinfeksi virus corona, namun beberapa anak mungkin mendapatkan kasus yang sangat ringan dan menyebarkan virus.
Kepala penyakit menular di University of Maryland Upper Chesapeake Health, dr. Faheem Younus, menyebutkan, anak-anak sering menjadi pembawa virus corona yang asimptomatik dan dapat menimbulkan risiko tertentu bagi orang-orang terdekatnya.
• Dapatkan Kuota Internet Gratis dari Telkomsel, Indosat dan XL untuk Belajar Hingga Work From Home!
Penelitian yang diterbitkan jurnal The Lancet menunjukkan hasil pengamatan terhadap 36 anak yang dites virus corona antara 17 Januari hingga 1 Maret 2020 di tiga rumah sakit China.
Setengah dari anak-anak itu memiliki "penyakit ringan tanpa gejala", demikian uraian peneliti.
Studi lain menemukan bahwa 56 persen dari 700 anak yang positif Covid-19 di China mengalami gejala ringan.
5. Jangan Lupa Pakai Masker
Anjuran penggunaan masker bagi seluruh masyarakat disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, Minggu (5/4/2020).
Menurut Yuri, hal ini sebagaimana rekomendasi World Health Organization (WHO) dalam mencegah penyebaran Covid-19.
"Mulai hari ini sesuai dengan rekomendasi dari WHO kita jalankan masker untuk semua.
Semua harus menggunakan masker," katanya di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu.
Yuri menjelaskan, masyarakat umum dapat menggunakan masker berbahan dasar kain.
Sedangkan tenaga kesehatan wajib mengenakan masker bedah atau masker N95.
• Ikuti Anjuran WHO, Pemerintah Indonesia Wajibkan Warga Gunakan Masker Mulai Hari Ini
Menurut dia, penting bagi seluruh masyarakat untuk menggunakan masker, karena ketika seseorang berada di luar rumah akan ada banyak sekali ancaman penularan virus.
Disarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam.
Setelahnya, masker harus dicuci menggunakan sabun dan air dan dipastikan bersih sebelum dipakai kembali.
"Lindungi diri kita, semua menggunakan masker pada saat keluar rumah terutama," ujar Yuri.
Di samping itu, Yuri juga tetap mengingatkan pentingnya jaga jarak pada saat berkomunikasi, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta tidak keluar rumah jika tak ada kepentingan yang mendesak.
"Karena kita tidak pernah tahu bahwa di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi untuk menularkan ke kita," kata dia. (TribunMataram.com/ Asytari Fauziah) (Kompas.com/ Retia Kartika Dewi)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berapa Lama Pembawa Virus Corona Tanpa Gejala Bisa Menularkan kepada Orang Lain?"
dan di Tribunnews.com dengan judul Berapa Lama Orang Tanpa Gejala Akan Bawa Virus Corona hingga Tularkan Covid-19 pada Orang Lain?