Virus Corona

POPULER Fakta Pasutri Pasien Corona Lampung Wafat di Hari yang Sama, Sempat Dikira Transmisi Lokal

Editor: Asytari Fauziah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

prosesi pemakaman korban Covid-19

TRIBUNMATARAM.COM - Hasil 'tracing' suami istri yang meninggal karena virus corona di Lampung, benarkah karena transmisi lokal?

Dugaan penyebab meninggalnya suami istri asal Lampung karena transmisi lokal akhirnya terjawab.

Setelah ditelurusi, rupanya tidak ada transmisi lokal yang terjadi di wilayah Lampung.

Keduanya meninggal dunia di hari yang sama akibat virus corona atau Covid-19 di RS Abdul Moeloek, Bandar Lampung.

Suami istri tersebut yakni pasien 013 yang merupakan laki-laki usia 63 tahun dan pasien 019 yang merupakan perempuan berusia 59 tahun.

• Ahli Prediksi Virus Corona di Indonesia Selesai pada Akhir April, Asal 1 Syarat Ini Terpenuhi

• Tembak Mati Pasien Virus Corona Hingga Eksekusi Menteri yang Ketiduran, Jejak Kekejaman Kim Jong Un

Berdasarkan hasil tracing, keduanya diduga tertular dari luar wilayah, atau bukan transmisi lokal.

Ilustrasi pasien corona (Tangkap Layar video viral)

Dari penelusuran yang telah dilakukan, alur penyebaran Covid-19 yang dialami pasien 019 berasal dari pasien 013.

Sedangkan, pasien 013 terjangkit dari pasien 015 yang datang dari Bandung, Jawa Barat.

“Walaupun istri terkena dari suaminya, tetapi suami ada riwayat kontak dengan orang terjangkit yang dari daerah terjangkit,” kata Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung Reihana dalam video conference, Minggu (12/4/2020).

Menurut Reihana yang juga Kepala Dinas Kesehatan Lampung, pihaknya juga sudah berkonsultasi dengan Kementerian Kesehatan terkait kasus tersebut.

"Kemenkes menyatakan, sampai saat ini belum ada kasus transmisi lokal di Lampung,” kata Reihana.

Kasus ini hampir serupa dengan kasus satu keluarga yang terjangkit virus corona di Prabumulih, Sumatera Selatan.

Pada kasus di Prabumulih, seorang pasien terjangkit corona setelah melakukan kunjungan kerja ke Batam.

Pasien ini diduga menularkan virus kepada tiga orang anggota keluarganya.

Diberitakan sebelumnya, pasangan suami istri meninggal dunia di ruang isolasi RS Abdul Moeloek, Bandar Lampung pada Rabu (8/4/2020).

Pasien 019 meninggal dunia pada pukul 10.00 WIB.

Saat meninggal dunia, pasien 019 masih berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

Selanjutnya, pasien 013 meninggal dunia pada Rabu, pukul 23.08 WIB. (Kompas.com/ Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hasil "Tracing" Suami Istri yang Meninggal akibat Corona di Lampung".

Perjuangan pasien sembuh virus corona namun sempat dikabarkan meninggal dunia (Kompas.com)

Saran Ahli untuk Tenaga Medis

Orang yang bekerja di lingkungan kesehatan adalah kelompok berisiko tinggi terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Hal ini disampaikan oleh Perwakilan Solidaritas Berantas Covid-19, Prof. Akmal Taher.

Akmal menegaskan, orang yang bekerja di lingkungan kesehatan bukan cuma dokter dan perawat.

"Pekerja di Rumah Sakit itu bukan cuma perawat atau dokter, tapi semua individu di sana (fasilitas kesehatan) termasuk high risk (Covid-19)," kata Akmal dalam diskusi daring bertajuk Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi, Kamis (9/4/2020).

• Wali Kota Bogor Bima Arya Umumkan Kesembuhan & Boleh Pulang, Masih Dilarang Kontak dengan Keluarga

Semua pekerja di fasilitas kesehatan yang dimaksud adalah dokter, perawat, tenaga kebersihan, tenaga laundry, tenaga di area dapur, dan sebagainya.

Kenapa pekerja di fasilitas kesehatan disebut rawan terpapar Covid-19?

Petugas Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan uji cepat (rapid test) massal Covid-19 dengan skema drive thru di halaman GOR Pajajaran, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020). Database crisis center COVID-19 kota Bogor melaporkan pada hari sabtu (4/4/2020) tercatat ada sebanyak 41 pasien positif virus corona, dan dari jumlah tersebut sebanyak 7 pasien meninggal dunia serta 34 pasien dalam perawatan rumah sakit. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Dijelaskan Akmal, rumah sakit terutama yang menjadi tempat rujukan pasien Covid-19 berisiko tinggi menjadi tempat penyebaran virus SARS-CoV-2.

Dokter dan perawat menjadi rentan karena mereka berhadapan langsung dengan pasien.

Namun pekerja rumah sakit di bidang lainnya juga berisiko terinfeksi Covid-19 jika tak sengaja terpapar virus di area bertugas.

"Makanya, kenapa awalnya yang jadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) adalah petugas kesehatan," ujar Akmal.

Menurut Akmal, hal ini berdampak pada kuantitas dan kualitas para pekerja di bidang kesehatan.

• Perjuangan Pasien Positif Covid-19, Dikabarkan Meninggal hingga Terharu Disemangati Cleaning Service

Dengan bertambahnya kasus orang positif Covid-19 setiap harinya, penularan lokal di antara orang yang bekerja di rumah sakit rujukan juga semakin besar.

Dia menambahkan, pemeriksaan skrinning bagi para pekerja rumah sakit adalah langkah strategis untuk dapat menurunkan angka kasus Covid-19 dan bahkan berujung kematian di kalangan petugas rumah sakit.

"Dalam kondisi ini (pandemi Covid-19), yang sangat strategis adalah perangnya tenaga kesehatan.

Jika tenaga kesehatan saja kena (terinfeksi), kita bisa apa?" ujar dia.

• UPDATE Virus Corona di Indonesia Minggu 12 April 2020, 3229 Dirawat, 327 Meninggal, 286 Sembuh

Untuk diketahui, hingga Jumat (10/4/2020), data di DKI Jakarta menunjukkan ada 161 petugas medis yang terinfeksi Covid-19.

Pemeriksaan atau skrining melalui tes tersebut, tidak hanya berhenti di taraf rumah sakit saja, melainkan juga harus turun ke puskesmas atau layanan primer lainnya.

"Jadi kita tidak menunggu, tapi melakukan lebih dulu.

Menjaga kesehatan dan keselamatan tenaga kesehatan itu, semua pegawai di fasilitas kesehatan, yang (saat ini jumlahnya) bukannya menurun tapi meningkat," tuturnya. (Kompas.com/ Ellyvon Pranita/ Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pekerja di Rumah Sakit Rentan Terinfeksi Corona, Ahli Sarankan Ini.