Virus Corona

Cerita Dokter Relawan Covid-19 di Wisma Atlet, Butuh 1 Jam Pakai APD, Tahan Perih hingga Kencing

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi APD

Meski awalnya tidak nyaman mengenakan APD tetapi lama-kelamaan dia terbiasa dengan pakaian tersebut.

“Awalnya memang sulit, takut ada yang salah pasang atau gimana kan pemakaiannya enggak safety pasti ada aja khawatir, tapi lama kelamaan terbiasa,” kata dia.

Saat mengenakan APD, dirinya terlihat berbeda. Ia tampak seperti astronot.

Begitu pakai APD, dia harus menahan rasa sakit dan lapar.

Bahkan buang air kecil menjadi tantangan sendiri.

Soalnya, APD itu hanya digunakan sekali.

“Menahan perih, lecet di hidung, pipi dan telinga. Menahan gatal karena akan meningkatkan risiko penularan virus corona jika disentuh. Menahan mata berair, menahan keringat, dan menahan ke kamar mandi untuk APD yang hanya sekali pakai,” ujar Jilvien di akun Instagramnya, @Jilvien.

Dia juga membutuhkan waktu lama untuk melepas ADP. Namun dia tidak menyebutkan berapa lama waktu untuk melepaskan APD tersebut.

Setelah melepas APD, dia harus melihat kulit wajahnya yang lecet karena karet masker  menempel erat di wajah.

Namun, hal itu ia jalani dengan senang. Dia jadi terbiasa dan lama-lama nyaman mengenakan APD tersebut.

“Kita bisa karena terbiasa sih ya, jadi ya make it fun aja,” ucap dia.

Ia mengaku selalu senang menjalani kesehariannya sebagai dokter relawan yang menangani pasien Covid-19. Jilvien tak banyak berpikir buruk dan itu membuat pekerjaannya menyenangkan.

Dia kerap bernyanyi dan menari dengan pasien untuk menangatasi kejenuhan.

“Aku suka nyanyi, nari bareng, cerita gitu sama pasien,” tuturnya.

Jilvien mengemukakan, mereka diberi waktu untuk istirahat selama dua minggu. waktu itu digunakan sekaligus untuk isolasi diri.

Di sela-sela waktu karantina diri, ia berolahraga di rooftop Wisma Atlet.

Halaman
1234