TRIBUNMATARAM.COM - Bansos luput sasaran, pemerintah Kota Bekasi malah berikan pada Ketua RT hingga warga dengan dua mobil.
Banyaknya kasus kriminalitas yang dilakukan warga menengah ke bawah karena kelaparan ternyata berbanding lurus dengan luputnya pembagian bantuan sosial / bansos.
Menjadi ironi di tengah pandemi ketika banyak kasus warga kelaparan karena tidak adanya bantuan.
Salah satunya paket Bansos dari Pemerintah Kota Bekasi untuk warga yang terdampak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) malah tidak tepat sasaran.
• POPULER Nasib Terkini PDP yang Hasil Tesnya Selalu Berubah-ubah sampai Minta Tolong WHO
• POPULER Tangis Haru Pria Ditolong Polisi setelah Ketahuan Terpaksa Curi Beras Saking Kelaparan
Misalnya paket bansos untuk warga RW 03 Mustika Jaya, Bekasi.
Ketua RW 03 Mustika Jaya, Aris, mengaku, warganya tidak ada yang mengajukan bantuan sosial.
Sebab, diketahui daerah Mustika Jaya merupakan daerah elite Bekasi yang berisi banyak perumahan.
Namun, ia kaget saat mengetahui Ketua RT wilayahnya mengadu karena mendapatkan bantuan sosial dari Pemkot Bekasi mengatasnamakan anaknya yang masih balita.
Padahal, menurut Ketua RT wilayahnya, ia tak pernah mendaftar untuk mendapat bantuan sosial tersebut.
"Itu data dari mana? Orang warga saya tanyain enggak ada yang ngajuin bantuan dan konfirmasi ke Kelurahan. Ini tiba-tiba saya lihat ada bantuan untuk Ketua RT, tapi pakai nama anaknya yang masih balita,” ujar Aris saat dihubungi, Rabu (22/4/2020).
Ternyata, kata Aris, kejadian serupa juga ditemukan di beberapa RW lain di kawasan Mustika Jaya. Banyak warga yang kemampuan ekonominya baik malah mendapatkan paket bansos ini.
Bahkan, warga yang memiliki dua mobil pun mendapatkan bansos dari Pemkot Bekasi.
“Ada malahan yang punya mobil dua, tidak ngajuin nama, tiba-tiba juga muncul sebagai penerima bantuan non-DTKS,” kata dia.
Bahkan, tidak ada yang survei ke warganya untuk mengecek kelayakan dari penerima bantuan sosial tersebut.
“Banyak yang dapat bantuan tidak tepat sasaran. Saya bingung dapat data dari mana, katanya hasil validasi verifikasi non-DTKS harusnya sudah valid, tapi kenyataannya belum,” ucap Aris.
Aris mengatakan, mereka yang merasa mampu dan tidak seharusnya mendapat bantuan sosial tersebut langsung mengembalikan bantuan yang telah diterimanya.
Dengan begitu, bantuan sosial tersebut dapat diberikan untuk yang lebih mampu.
“Yang terima bansos tapi merasa dia tidak daftar dan mampu langsung mengembalikannya dan memberikannya ke yang tidak mampu. Hal itu pun diapresiasi Pak Lurah,” tutur dia.
Sebelumnya hal serupa terjadi di kawasan Bantargebang, Bekasi. Ada sekitar lima paket bansos yang dikembalikan oleh warga karena merasa ada orang lain yang lebih membutuhkan. (Kompas.com/ Cynthia Lova)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bansos Tak Tepat Sasaran, Ketua RT hingga Warga yang Punya 2 Mobil Dapat Bantuan dari Pemkot Bekasi".
Warga Miskin Kelaparan di Tengah Pandemi
Meski tidak ada penerapan lockdown di Indonesia, banyak warga miskin yang menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja / PHK.
Kondisi ini membuat tak adanya penghasilan bagi mereka bahkan hanya untuk sekadar makan.
Pandemi corona menghantam kondisi perekonomian warga di Tanah Air.
Di Serang, Banten, seorang warga bernama Yuli sempat mengaku tak makan selama dua hari dan hanya meminum air galon bersama suami dan empat anaknya.
• POPULER Tangis Haru Pria Ditolong Polisi setelah Ketahuan Terpaksa Curi Beras Saking Kelaparan
• POPULER Tak Punya Uang karena PHK, Bapak 4 Anak Terpaksa Mencuri Demi Makan, Babak Belur Dihajar
Sedangkan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, seorang warga nekat mencuri tabung gas untuk memberi makan anak dan istrinya, Ia rupanya baru saja terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Berikut sederet potret kemiskinan di tengah pandemi corona yang dirangkum Kompas.com:
1. Warga Serang, Banten mengaku tak makan dua hari
Seorang warga Kota Serang Banten bernama Yuli meninggal dunia, Senin (20/4/2020) usai dikabarkan kelaparan dan tak makan selama dua hari.
Sebelum meninggal, Yuli sempat mengutarakan isi hati mengenai kondisi ekonominya.
Bahkan untuk mengganjal perut yang lapar, ia dan keluarganya terpaksa meminum air galon selama dua hari.
"Enggak makan dua hari, cuma diem aja, sampai saya sedih," ungkap Yuli sembari berlinang air mata, seperti dikutip Kompas TV.
Sembari menggendong anaknya yang masih bayi, Yuli bercerita, empat anaknya harus menahan lapar.
"Anak empat. Ini yang paling kecil. Ini juga sampai sakit," ungkap Yuli.
Kondisi kesulitan keluarganya tak lepas dari situasi pandemi corona.
Suaminya yang seorang pemulung tak bisa bekerja.
Usai kisahnya menyebar, Yuli dikabarkan telah mendapatkan bantuan.
Namun, ia kemudian meninggal dunia pada Senin (20/4/2020).
Meski belum dipastikan penyebab Yuli meninggal, namun potret kemiskinan keluarganya tak bisa dipungkiri.
Ason Sopian, seorang bapak asal Batam terpaksa menjual handphone-nya yang rusak demi membeli beras bagi lima anak dan istrinya.
HP tersebut ditawarkannya seharga Rp 10.000,00.
Warga Kavling Kamboja, Blok B1 Nomor 87 RT 004 RW 015 Kelurahan Sei Pelenggut, Sagulung, Batam, Kepri itu mengaku biasanya ia mengais rezeki menjadi buruh serabutan.
Namun semenjak corona mewabah, tak ada lagi orang yang mempekerjakannya.
Ia kemudian berkeliling menawarkan ponsel rusak demi sesuap nasi untuk mengganjal perut anak-anaknya yang kelaparan.
Upayanya menjual HP rusak menyebar di media sosial.
Ia pun mengaku mendapat bantuan bahan makanan pokok dari masyarakat.
3. Nekat mencuri tabung gas untuk beri makan anak istri
Seorang mantan karyawan pabrik sandal bernama Oma (30) nekat mencuri tabung gas di sebluah warung kelontong di Bogor, Jawa Barat.
Oma merupakan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di saat pandemi corona.
Padahal, Oma memiliki empat anak yang harus diberi makan.
Lantaran kehilangan pekerjaan, Oma diusir oleh istrinya pada 17 April 2020.
Ia pun mengaku terpaksa mencuri agar bisa makan.
"Sebenarnya saya enggak mau (mencuri) tapi kasihan sama anak istri belum makan. Anak ada empat," kata dia.
Meski aksi pencuriannya digagalkan, namun ia terlanjur babak belur dihajar massa.
Usai mengetahui alasan Oma mencuri, pemilik warung yang iba memberikan bantuan sembako kepadanya.
4. Curi beras karena lapar
Seorang pria berinisial A (40), warga Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Medan, Sumatera Utara nekat mencuri beras di warung dekat rumahnya karena lapar, Sabtu (18/4/2020).
Saat dimintai keterangan, ia mengaku lapar namun tak memiliki uang untuk membeli makanan.
Ia bekerja sebagai tukang bubut. Semenjak pandemi, bengkel tempatnya bekerja sepi, sehingga ia tak memiliki penghasilan sama sekali.
Pria itu juga ditinggalkan oleh istri dan tiga anaknya yang memilih pergi ke rumah mertua.
"Pelaku menerangkan sudah lapar sekali, berhubung apa pun sudah tidak ada yang bisa dimasak untuk dimakan," kata Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing.
Polisi pun kemudian mengecek rumah pelaku. Kondisi A memang sangat memprihatinkan.
Polisi kemudian memberikan bantuan satu karung beras, telur dan sejumlah uang.
A menunduk dan tak kuasa menahan air matanya ketika menerima bantuan.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Hadi Maulana, Afdhalul Ikhsan, Dewantoro, Acep Nazmudin | Editor: Farid Assifa, Abba Gabrilin, Aprilia Ika), Kompas TV
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10 Ribu dan Nekat Mencuri".
dan di Tribunnews.com dengan judul Bansos Luput Sasaran, Perumahan Elite sampai Warga yang Punya 2 Mobil Malah Dapat dari Pemkot Bekasi.