TRIBUNMATARAM.COM - Semenjak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar / PSBB di ibu kota, banyak dari pekerja lepas yang kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi.
Termasuk dirasakan pula oleh Mulyadi (56), seorang tukang ojek.
Potret Mulyadi menjadi viral setelah memasang selembar kardus di motornya yang mematok tarif terserah penumpang.
Pria yang sehari-hari mangkal di depan halte TransJakarta Dukuh Atas, Jalan Sudirman Jakarta Pusat ini terpaksa memberlakukan tarif terserah penumpang karena terdesak kebutuhan ekonomi.
• Dampak PSBB, Mulai Hari Ini Fitur Ojek Motor di Go-Jek & Grab Menghilang Khusus Jabodetabek
• Tipu Driver Ojek Online yang Antar Sampai Solo, Penumpang Ditolak Keluarga Hingga Jalani Karantina
Pendapatan hariannya merosot tajam semenjak wabah corona merebak di Jakarta.
1. Tarif Terserah Penumpang
"Ojek, tarif terserah penumpang," tulis Mulyadi pada selembar kardus itu.
Kalimat tersebut tertera jelas di atas selembar kardus yang dipasangkan di motor Honda Beat berpelat nomor B 3157 EWO.
Saat itu, Mulyadi sedang duduk di atas trotoar jalan.
Dia mengenakan jaket, celana hitam, penutup hidung-mulut, sepatu, dan sarung tangan.
Mulyadi terlihat berdua dengan seorang pemulung. Mereka tampak berbincang.
2. Karena Sudah Sepi Banget
Dikutip TribunMataram.com dari TribunJakarta.com, pria yang memiliki empat orang anak ini menjelaskan alasan mengapa tarif terserah penumpang.
"Karena sudah sepi banget, jadi saya inisiatif menulis tarif terserah penumpang," kata Mulyadi, saat diwawancarai di lokasi.
"Tujuannya ya biar ada yang mau naik saya antarkan ke tempat tujuan mereka," lanjutnya
3. Ikhlas Dibayar Berapa pun
Berapa pun nominal yang diberikan penumpangnya, Mulyadi mengatakan ikhlas.
"Mau Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, dan berapa saja saya terima," ucap Mulyadi.
Kendati begitu, Mulyadi menyatakan tidak ada penumpang yang tega memberikan uang senilai Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, dan Rp 10 ribu.
4. Cukuplah Buat Makan
"Sejauh ini, penumpang saya selalu membayar dengan nominal yang cukup-lah untuk makan," ujar Mulyadi.
"Mohon maaf ya, saya tidak bisa kasih tahu nominalnya berapa," sambungnya.
Mulyadi mulai beroperasi sejak pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB.
Dia kerap mangkal di depan halte TransJakarta Dukuh Atas.
Motornya dibiarkan terparkir di pinggir jalan Sudirman.
"Kalau hari ini, saya sudah antarkan dua penumpang. Ada yang ke Jalan Karet (Jakarta Pusat) dan stasiun Sudirman)," ujar Mulyadi, yang bertempat tinggal di kawasan Setia Budi, Jakarta Selatan.
5. Janjikan Aman dari Virus
Mulyadi telah bekerja sebagai ojek pangkalan sejak 1980 silam.
Sejauh ini, lanjutnya, penghasilan dari pekerjaan tersebut terasa kurang cukup menghidupi keluarga.
"Kalau untuk diri sendiri ya cukup. Tapi kalau untuk empat anak dan istri, saya kira kurang," jelas Mulyadi.
Meski begitu, dua dari empat anak Mulyadi telah bekerja dan berpenghasilan sendiri.
Sementara dua anak lainnya masih mengenyam pendidikan sekolah.
Dia berharap, agar ke depannya lebih banyak penumpang yang menggunakan jasanya.
"Semoga banyak penumpang yang mau saya antar, bayar berapa pun saya ikhlas," kata Mulyadi.
"Penumpang jangan takut virus corona, saya selalu pakai masker dan sarung tangan," pungkasnya. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Demi Tetap Makan saat PSBB Corona, Tukang Ojek Rela Dibayar 'Terserah Penumpang' Saking Sepi Order.