Florianus mengatakan, memasuki hari kelima, mereka tidak mendapat bantuan apa-apa dari pemerintah setempat.
"Kami mau balik ke Mataram dan Bali, uang sudah tidak ada. Mau balik ke Bali dan Mataram nyeberang sangat ketat. Tolong pemerintah Provinsi NTT pikirkan nasib kami ini," kata Florianus.
Para penumpang berharap agar Pemprov NTT bisa berkordinasi dengan pemerintah NTB untuk bisa memulangkan mereka.
"Bapak Gubernur NTT, bapak-bapak bupati, tolong kami. Kami sudah terlanjur di tengah jalan. Sekarang sudah tidak bisa pulang ke tanah orang lagi," ungkap Florianus.
Kepala Humas dan Protokol Pemprov NTT Marianus Jelamu mengatakan, secara regulasi, Menteri Perhubungan RI sudah melarang adanya penyeberangan penumpang.
Marianus mengatakan, Minggu, warga NTT yang masih di Pelabuhan Sape akan diizinkan melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Labuan Bajo.
"Kalau tidak diizinkan, kasihan juga, tetapi ini yang terakhir.
Setelah itu tidak diizinkan lagi demi memutuskan mata rantai penyebaran," ujar Marianus kepada Kompas.com.
Banyak yang Tetap Nekat
Wabah corona di Indonesia yang makin hari makin meningkat membuat pemerintah mengambil keputusan untuk melarang mudik.
Namun, meski larangan mudik telah diterapkan oleh pemerintah, sebagian masyarakat masih memaksakan diri pulang ke kampung.
Tak sedikit dari mereka yang harus pulang kampung lantaran sudah tidak memiliki pekerjaan dan uang untuk hidup di Ibu Kota.
• POPULER Kapan Corona Berakhir di Indonesia? Diprediksi Juli 2020 Asal Larangan Mudik Dipatuhi
• Dikarantina di Tempat Horor Berhantu, Pemudik yang Bandel Ini Nangis-nangis 2 Hari, Bagikan Kisahnya
Bahkan, dari mereka banyak yang akhirnya hidup menggelandang karena larangan mudik ini.
Hal tersebut kemudian membuat mereka nekat melakukan berbagai cara ekstrem untuk bisa lolos dari pengecekan polisi.
Sebuah foto viral di Twitter menjadi buktinya.