TRIBUNMATARAM.COM - Terjadi lagi, gara-gara keluarga pasien tak jujur, 53 tenaga medis di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta diisolasi.
Pihak RS Sardjito Yogyakarta akhirnya memilih melakukan tes swab pada 53 tenaga medis setelah keluarga pasien positif Covid-19 tidak berkata jujur.
Hal ini bermula dari kecurigaan perawat tatkala mendapati suami penunggu pasien tak lagi terlihat menunggu sang istri.
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Banu Hermawan membenarkan kejadian tersebut.
• Pasien Corona di Mataram yang Tolak Isolasi Malah Tarawih di Masjid, Tak Jujur Jika Dirinya Positif
• Pasien Positif Corona Tak Jujur Habis dari Luar Negeri, 76 Pekerja RSUD Purwodadi Jalani Rapid Test
"Iya benar, keluarganya yang tidak jujur,"ujar Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Banu Hermawan, Kamis (30/4/2020).
Banu menceritakan awalnya ada pasien dengan penyakit kanker.
Pasien ini dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
"Sebelum masuk, pasien ini kita rapid test dulu. Hasil rapid test pertama non reaktif," bebernya.
Karena hasilnya non reaktif, pasien ini dilakukan perawatan sebagai pasien non orang dalam pemantauan (ODP) maupun non pasien dalam pengawasan (PDP).
Saat berada di rumah sakit, pasien ini ditunggu oleh suaminya.
Namun beberapa hari, mendadak suaminya tidak terlihat menunggu di rumah sakit.
"Perawat kemudian bertanya kepada anaknya yang menunggu. Bapakmu dimana? Biasanya bapakmu yang menunggu," tuturnya.
Dijawab jika bapaknya dirawat di RSUD Sleman. Dari hasil rapid test dan swab bapaknya dinyatakan positif Covid-19.
Mendapat informasi tersebut, RSUP Dr Sardjito lantas melakukan rapid tes kedua terhadap pasien tersebut.
Hasil rapid test ternyata reaktif.
Dari informasi, diketahui suami pasien tersebut pernah kontak dengan positif Covid-19.
"Ternyata diinfokan bapaknya pernah satu mobil dengan pasien positif yang meninggal," urainya.
RSUP Dr Sardjito lantas melakukan tracing terhadap tenaga medis yang melakukan kontak dengan pasien tersebut.
Jumlahnya sekitar 53 tenaga medis.
Para tenaga medis ini juga diminta untuk isolasi mandiri sampai hasil tes swab keluar.
"Tenaga medis yang awalnya menangani pasien ini itu dari penyakit dalam.
Jumlahnya 53 tenaga medis, tapi itu masih bisa berkembang nanti," urainya.
Sebanyak 53 tenaga medis ini lantas dilakukan tes swab. Tes swab dilakukan dua hari.
"Nah untuk memutus mata rantai dilakukan tes swab, Senin dan Selasa kemarin. Hasilnya nanti saya rilis," ujarnya.
Kasus Serupa
Kasus serupa juga sempat terjadi di Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah.
Seorang pasien positif Covid-19 memilih berbohong dan menyatakan dirinya tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri serta daerah zona merah.
Akibatnya, sebanyak 76 pekerja RSUD dr Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, Grobogan yang kontak dengan pasien positif Covid-19 asal Kecamatan Geyer harus menjalani rapid test.
Wakil Direktur RSUD dr Soedjati Soemodiardjo Purwodadi, Titik Wahyuningsih, mengatakan, pasien asal Desa Bangsri tersebut tidak jujur saat dimintai keterangan.
• POPULER Duduk Perkara Pemakaman Jenazah Perawat Positif Corona Ditolak Warga, Awalnya Diizinkan
• Kasus Perdana Pasien Positif Covid-19 di Gorontalo, Seluruh Provinsi Indonesia Sudah Terpapar Corona
Pasien tersebut mengaku tidak pernah pergi ke luar negeri maupun ke daerah yang statusnya zona merah Covid-19.
Selama dirawat, pasien berusia 47 tahun itu juga ditangani dokter spesialis penyakit dalam.
Kemudian, kondisinya juga diobservasi lebih lanjut oleh dokter spesialis paru.
Dari pemeriksaan dokter spesialis ini, kondisi pasien ada pneumonia.
Ternyata sempat ke luar negeri dan main ke Jogja
"Setelah ditanya lebih lanjut akhirnya pada 30 Maret, pasien baru mengaku kalau pulang dari luar negeri dan sempat main ke Jogja.
Setelah menyampaikan keterangan itu, pasien kemudian dipindahkan ke ruang isolasi.
Setelah sehat, pasien itu diperbolehkan pulang pada 2 April dan diminta isolasi mandiri di rumah," ungkap Titik, Jumat (10/4/2020).
Pasien ini sempat diambil sampel lendirnya untuk diuji di laboratorium di Yogyakarta.
Kemudian, hasil uji swab menyatakan kalau pasien itu positif Covid-19.
"Ada 76 orang yang sempat kontak langsung dengan pasien itu mulai tanggal 24 sampai 30 Maret.
Mereka ini akan kita rapid test.
Diantaranya petugas pendaftaran, IGD, dokter, perawat, hingga tenaga kebersihan," ungkap Titik.
Sementara itu, Bupati Grobogan, Sri Sumarni menyayangkan ketidakjujuran pasien itu dalam memberikan keterangan kepada petugas medis. Akibatnya banyak pihak yang kelimpungan.
"Tolong kepada masyarakat agar memberikan keterangan yang jujur pada petugas medis saat diperiksa.
Sampaikan saja jujur jangan berbohong. Dengan menyampaikan keterangan yang benar maka bisa dilakukan tindakan yang tepat," katanya.
Tracing yang kontak dengan pasien
Kepala Dinas Kesehatan Grobogan, dr Slamet Widodo, menambahkan, selain di lingkup pekerja RSUD, pihaknya juga akan melakukan tracing kepada siapa saja yang sebelumnya pernah kontak dengan yang bersangkutan.
Seperti, keluarga, kerabat tetangga, serta pasien lain yang sempat berada satu kamar perawatan di Bangsal Aster RSUD dr Soedjati Soemodiardjo Purwodadi.
"Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinkes Sragen untuk tracing, sebab pasien positif Covid-19 itu sempat periksa ke dokter yang ada di wilayah Sragen yang aksesnya cukup dekat dengan desa Bangsri," pungkas Slamet. (Kompas.com/ Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma) (Kompas.com/ Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga Pasien Positif Corona Tak Jujur, 53 Tenaga Medis RSUP Sardjito Yogya Diisolasi" dan "Pasien Positif Covid-19 Tak Jujur Saat Diperiksa, 76 Pegawai RSUD Purwodadi Harus Jalani Rapid Test".
BACA JUGA Tribunnews.com dengan judul Kebohongan Keluarga Pasien Positif Covid-19 Terbongkar, 56 Nakes RSUP Sardjito Yogya Jalani Tes Swab.