Pihaknya juga menyediakan tiga laboratorium untuk uji swab dengan kapasitas 490 sampel per hari.
“Tentu kami juga memperhatikan tenaga medis yang bekerja luar biasa, karena terbukti pasien yang sembuh di Provinsi Bali sangat tinggi. Untuk itu, kami sediakan fasilitas yang baik, insentif, dan penghargaan kepada tenaga medis. Kami bangga betul dengan tenaga medis kami di Bali,” kata dia.
Pihaknya juga mengawasi kedatangan buruh migran atau ABK.
Semuanya dikarantina di sejumlah fasilitas karantina provinsi untuk pasien positif.
Kemudian yang negatif dikarantina di kabupaten/kota selama 14 hari.
Koster menambahkan saat ini juga pihaknya sedang fokus menangani kasus transmisi lokal.
Ia menargetkan angka kesembuhan mencapai 90 persen pada akhir Mei 2020.
Dia juga ingin Bali menjadik provinsi pertama yang bebas kasus Covid-19 di Indonesia.
Dalam rapat tersebut, Presiden Joko Widodo secara khusus mengapresiasi keberhasilan penanganan Covid-19 di Provinsi Bali.
Menurut Kepala Negara, meskipun Bali tidak melaksanakan PSBB, tapi Pemprov Bali mampu menekan laju penyebaran virus corona.
“Saya kira kerja-kerja efektif yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bali dalam penanganan Covid-19 bisa dijadikan contoh.
Karena memang jika dilihat, Bali ini paling banyak turis dari Tiongkok, harusnya yang paling banyak terkena dampak itu Bali,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Bali mengklaim mampu mengendalikan wabah Covid-19 dengan indikator tingkat kesembuhan yang tinggi dan minimnya jumlah angka kematian.
Mengacu data 11 Mei 2020, Koster melaporkan jumlah kasus positif Covid-19 di Bali mencapai 314 kasus.
Adapun rata-rata pertambahan kasus positif tujuh orang per hari dengan kecenderungan menurun.