Melindungi warga
Wakil Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengatakan, pasien tersebut terpaksa dilakukan penjemputan paksa lantaran tidak tertib saat melakukan isolasi mandiri.
"Saya sudah perintahkan supaya para petugas Gugus Tugas harus melakukan jemput paksa kepada salah seorang pasien AR tersebut, yang terkonfirmasi dari hasil swab positif Covid-19. Soalnya jika tidak dijemput secara paksa, semuanya bisa tertular," kata Yusuf.
Selain melakukan upaya itu, pihaknya juga memerintahkan tim gugus tugas untuk melakukan upaya tracing.
Hal itu dilakukan demi melindungi warga dan memutus rantai penyebaran corona.
• Gadis Belia Prank Petugas Medis Ngaku Positif Corona, Pura-pura Kejang & Sesak Napas Ternyata Mabuk
Sempat Ngamuk dan Pecahkan Kaca, Pasien PDP Ngotot Pulang
Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona ( Covid-19) kembali mengamuk di RSUD Inche Abdoel Moeis, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (19/4/2020).
Dia minta dipulangkan dengan alasan ingin merawat ibunya yang sedang sakit, sejak Sabtu (18/4/2020) malam.
Bahkan, pasien klaster Ijtima Ulama Dunia Gowa ini, sudah meninggalkan kamar isolasi menuju pintu gerbang RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda.
Sebelumnya, pasien yang sama juga mengamuk di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS), Jumat (11/4/2020) lalu.
• 5 Hal yang Terpaksa Ditiadakan selama Ramadhan 2020 karena Wabah Corona, Sholat Jamaah hingga Bukber
Untuk di RSUD AWS, pasien memecahkan kaca jendela, dobrak pintu, dan mengancam perawat pakai pecahan kaca.
Sejak itu tim sempat memulangkannya satu malam di kediamannya di Jalan Pemuda Dua, Samarinda.
Keesokan harinya tim gugus tugas kembali membujuk dan berhasil membawanya ke ruang isolasi di RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda.
“Iya mengamuk lagi pasien sama. Minta pulang,” ungkap Petugas Satgas Covid-19 dari BPBD Samarinda Irfan kepada Kompas.com, Senin (20/4/2020).
Irfan menuturkan, pasien laki-laki inisial N (52) ingin pulang ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dengan alasan merawat ibunya yang sedang sakit.