Sastrawan Indonesia Tutup Usia, Sapardi Djoko Damono Raih Deretan Penghargaan Internasional

Editor: Asytari Fauziah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sapardi Djoko Damono meninggal dunia

Hal itu yang membuat karyanya begitu popular di Indonesia, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.

Sapardi Djoko Damono menghabiskan masa mudanya di Surakarta. Dia menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 2 Surakarta pada tahun 1955 dan lulus dari SMA Negeri 2 Surakarta pada 1958.

Kemudian, Sapardi melanjutkan pendidikannya demi mengembangkan bakat dan kesukaannya menulis di jurusan Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sapardi Djoko Damono dalam wawancara di gedung Kompas Gramedia, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2017). (Tribunnews.com/Nurul Hanna)

Pada tahun 1973, Sapardi meninggalkan Semarang menuju Jakarta untuk menjadi direktur pelaksana Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah sastra Horison.

Sapardi Djoko Damono pernah mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) di Universitas Indonesia pada tahun 1999-2004.

Selain itu, dia pernah menjabat menjabat sebagai dekan Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia periode 1995-1999 dan menjadi guru besar.

• Mastur Masih Gemetar Ceritakan Detik-detik Dikabari Omas Meninggal, Cang, Mama Udah Nggak Ada

Pada masa tersebut, ia juga menjadi redaktur majalah Horison, Basis, Kalam, Pembinaan Bahasa Indonesia, Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, dan country editor majalah Tenggara di Kuala Lumpur.

Sastrawan dan penyair kebanggaan Indonesia ini telah banyak menerima penghargaan.

Pada tahun 1986, Sapardi Djoko Damono mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003.

• Sang Ayah Meninggal Mendadak, Ivan Gunawan Tegar Tak Menangis Tatap Pusara Almarhum

Sapardi juga penerima penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003 dan menjadi salah satu seorang pendiri Yayasan Lontar.

Sapardi Djoko Damono menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.

Sapardi Djoko Damono Meninggal karena Penurunan Fungsi Organ

Sapardi Djoko Damono meninggal dunia karena penurunan fungsi organ.

Wafatnya sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggalkan duka tersendiri bagi Indonesia.

Lewat karya-karyanya, Eyang Sapardi menunjukkan puisi-puisi yang banyak diapresiasi.

Halaman
123