Ibu-ibu sampai menangis menjerit-jerit.
Tanpa pikir panjang, warga langsung mengangkat tubuh Epin.
"Saat itu kami lihat Pak Epin sudah tidak ada. Ia meninggal secara mendadak. Tapi dibawa ke rumah sakit untuk lebih memastikannya," ujar Mamun.
Dokter di ruang IGD RSU dr Soekardjo memastikan bahwa Epin sudah meninggal dunia.
Jenazah Epin pun akhirnya dibawa pulang kembali.
"Kami tidak menyangka terhadap takdir yang menimpa Pak Epin. Mudah-mudahan arwah almarhum diterima di sisi Allah SWT," kata Mamun.
Sebelum ambruk dan dinyatakan meninggal dunia, Epin rupanya sempat mengeluhkan sesuatu ke tetangganya.
Kepada Mamun, Epin sempat mengaku bahwa ia sedang tidak enak badan.
Mendengar pengakuan Epin, panitia pun akhirnya bertanya soal kesiapannya menyembelih hewan kurban.
Epin pun akhirnya mengaku sanggup menyembelih hewan kurban.
"Sebelum penyembelihan dimulai, Pak Epin mengaku tidak enak badan. Tapi saat saya tanya lebih jauh, dia menyatakan kesiapannya," ujar Mamun.
Penjelasan Polisi
Kapolsek Cibeureum, Polresta Tasikmalaya, AKP Suyitno, mengatakan, pihaknya telah melakukan identifikasi lokasi, terkait kematian mendadak Epin Sutisna (50), penyembelih hewan kurban, Jumat (31/7/2020).
"Begitu mendapat laporan adanya warga yang meninggal secara mendadak, kami langsung meluncur ke lokasi," kata Suyitno, yang dihubungi Jumat malam.
Di lokasi kejadian di Kampung Gunung Dongkol, Kelurahan Setiaratu, Cibeureum, Kota Tasikmalaya, selain melakukan identifikasi lokasi, petugas juga memintai keterangan beberapa saksi.