TRIBUNMATARAM.COM - Tangis kedua anak Sidik Purwanto, bos meubel asal Banyuasin, Sumatera Selatan tumpah tatkala tulang belulang ayahnya yang dibunuh perampok 7 tahun lalu ditemukan.
Tepatnya pada 2013 silam, Sidik menghilang secara misterius setelah para perampok bermodus merental mobil pick-up miliknya.
Sayangnya, kebaikan hatinya justru dimanfaatkan hingga membawanya pada kematian yang tak lazim.
Jasad Sidik ditemukan tinggal tulang terbungkus sarung usang di pinggiran sawah yang hanya berjarak 1 kilometer dari rumah pelaku.
• 7 Tahun Berlalu, Jasad Bos Meubel yang Dibunuh Perampok Ditemukan Tinggal Tulang di Pinggir Sawah
• Misteri Pembunuhan Pengusaha Roti Asal Taiwan, Dibunuh Suruhan Sekpri karena Santet Tak Mempan
Keluarga Sidik yakni anak pertama dan keempatnya terlihat pasrah.
Namun kala itu tidak ditemukan apa-apa.
Tak ada titik terang untuk jenazah sang ayah, keluarga pun sempat pasrah selama tujuh tahun.
Bahkan keluarga sempat mendatangi orang pintar guna mengetahui di mana lokasi dikuburnya jenazah Sidik Purwanto oleh perampok.
Hingga akhirnya, Jumat (4/9/2020) kemarin, jasad Sidik Purwanto berhasil ditemukan.
Melihat lokasi penemuan jasad Sidik, anak korban langsung menangis.
Tangisan putri Sidik itu terjadi saat melihat tulang belulang korban yang terbungkus karung.
Dedi anak pertama korban mengatakan sudah tujuh tahun mencari keberadaan jenazah ayahnya namun tidak ditemukan.
Bahkan anaknya sempat bertemu ayahnya di dalam mimpi dan sedang duduk di muebel miliknya di Plaju Palembang.
Korban dikenal sebagai pemilik muebel di daerah Plaju tersebut.
"Sudah banyak menanyakan ke orang pintar tapi tidak ada hasilnya, sudah kami cari kemana-mana tapi tidak juga menemukan hasil, kami sudah ikhlas dan pasrah," kata Dedi saat dilokasi penggalian, Jumat (4/9/2020).
Sementara Dian Anggraini, anak keempat korban, tak henti menangis melihat jasad ayahnya sudah menjadi tulang belulang.
"Setiap malam kami berdoa untuk ayah kami ditemukan. Alhamdulillah sudah ditemukan, untuk dikubur belum tahu akan dikuburkan dimana," singkat Dian dilansir dari Sripoku.com.
Tak ada firasat apapun sebelum kejadian tersebut. Bahkan sekian lama tak ditemukan keluarga pun sudah pasrah dan ikhlas.
"Terima kasih banyak untuk kepolisian dari Jatanras Polda Sumsel atas terungkapnya masalah ini, syukur alhamdulillah sudah ditemukan. Untuk pelaku kami menyerahkan semuanya kepada kepolisian," katanya.
Sebelumnya dikutip TribunMataram.com dari Sripoku.com, Sidik Purwanto ditemukan sudah menjadi tulang belulang yang dikubur di persawahan dengan posisi terlapis karung karena sudah terkubur lebih dari tujuh tahun.
Saat dilakukan penggalian oleh warga sekitar, cuaca terlihat terik, tak tampak mendung.
Setelah dilakukan penggalian kurang lebih dua jam dan menemukan karung yang berisikan tulang belulang tersebut, tiba-tiba cuaca berubah.
Hujan disertai angin kencang pun langsung mengguyur daerah sekitar.
Pihak keluarga pun tampak tak kuasa menahan tangis tatkala melihat jasad orangtuanya ditemukan dalam keadaan sudah menjadi tulang belulang.
Setelah tulang belulang tersebut ditemukan dan diangkat, cuaca pun kembali cerah.
Hujan disertai angin tak lagi mengguyur lokasi tersebut.
Selain pihak keluarga yang menyaksikan dengan isak tangis, terlihat tersangka tertunduk lesu sambil menangis menyesal telah melakukan hal tersebut.
"Aku menyesal pak sudah melakukan hal tersebut, aku menangis karena menyesal. Setiap menggali selalu aku baca doa agar cepat ditemukan pak," kata Muslimin sambil bersedih, Jumat (4/9/2020).
Satu dari dua dua pelaku perampokan buron yang berujung pembunuhan yang menyebabkan Sidik Purwanto (61) meninggal dunia ditangkap Unit 4 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel pimpinan Kompol Zainuri.
Muslimin (37) ditangkap di rumahnya di Bungin Tinggi, Kabupaten OKI, Sumsel setelah buron selama 7 tahun.
Sebelumnya, pada tahun 2013 lalu, terjadi aksi perampokan dengan modus rental mobil untuk pindahan rumah di Mariana Banyuasin dengan pelaku berjumlah empat orang.
Satu pelaku, yakni Yuliana, sudah tewas karena bunuh diri dengan cara membakar diri di Riau.
Sedangkan dua pelaku lainnya sudah tertangkap.
Sedangkan peran Muslimin (37) yang ditangkap Unit 4 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel bukan mengikuti aksi perampokan tersebut melainkan mambantu menguburkan jenazah korban di persawahan yang berada Mariana Banyuasin.
Sementara itu Kanit 4 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel Kompol Zainuri mengatakan ditemukannya jenazah yang sudah menjadi tulang belulang ini dikarenakan tertangkapnya Muslimin.
"Ditemukannya jasad yang sudah menjadi tulang belulang ini karena tertangkapnya Muslimin. Sebelumnya pada 2013 lalu sudah kita lakukan pencarian tapi tidak ditemukan," kata Kompol Zainuri.
Hingga saat ini jasad tulang belulang tersebut dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi di forensik.
Modus sewa
Ketika itu, Yuliana dan Amin (DPO) mengaku akan pindah rumah dan membutuhkan mobil untuk mengangkut barang-barang mereka. Tanpa curiga korban menerima tawaran itu dan datang ke rumah pelaku.
Disana, Yuliana meminta korban untuk masuk ke dalam kamar membantu mengangkat barang.
"Setelah di kamar itu ternyata para pelaku sudah menunggu. Korban langsung disekap dan dibawa ke kamar mandi kemudian kepalanya dimasukkan ke dalam bak hingga kehabisan nafas,"jelas Suryadi.
Usai tewas, tubuh Sidik pun dimasukkan ke dalam karung dan dikuburkan oleh Muslimin serta Yuliana.
"Kondisi tubuh korban sudah tinggal tulang. Satu pelaku masih DPO sekarang masih tetap kita kejar,"jelasnya. (TribunMataram.com/ Salma Fenty) (Sripoku.com/*)
BACA JUGA di Tribunnewsmaker.com dengan judul Tangis Pilu Anak Bos Meubel saat Kerangka Ayah Ditemukan Setelah 7 Tahun Dibunuh, Datang di Mimpi.