Namun, ia belum menjelaskan kaitan tulisan tersebut dengan penemuan tengkorak manusia.
"Nunga hubaen pattik-pattik disida, dipudi i ma au, kubur hamu mada!, sebelum buah naga i unang lupa hamuna da! Mauliate, horas! Selamat tinggal ma dihamu, selamat jalan ma di au! Mauliate, horas horas horas! (Sudah kubikin pacak di sana ya, di belakang itulah aku, kubur kalianlah aku ya. Sebelum buah naga itu, jangan lupa kalian ya! Terima kasih, Horas! Selamat tinggallah kalian, selamat jalanlah padaku. Horas Horas Horas!)", demikian pesan yang tertulis pada dinding gubuk.
Sementara itu, kedua anak dan istri Olmer Silitonga telah dimintai keterangan oleh Polisi.
"Istri dan kedua anak korban sudah kami amankan ke Polres untuk dimintai keterangan. Sambil melakukan pengembangan dan menunggu hasil autopsi tengkorak dari RS Bhayangkara Medan agar tahu apa penyebabnya," katanya.
Kesaksian Sang Anak
Sementara itu, kedua anak Olmer Silitonga sempat ditemui di ruang pemeriksaan Satreskrim Polres Samosir, Minggu petang.
Di sela-sela pemeriksaan kepolisian, kedua anak Olmer menyampaikan seputar pertemuan terakhir dengan ayahnya.
Jon Piter Silitonga mengaku terakhir kali bertemu dengan ayahnya sekitar tiga bulan lalu.
"Ketika itu, aku mengantar Bapak ke loket CKB, dan dia mau ke Siborong-borong. Kuantar bapak karena dia selalu ribut dengan mamak di rumah," sebut Jon Piter.
Disinggung pasca-hilangnya Olmer, Jon Piter mengakui mereka tidak mencari keberadaan ayahnya tersebut.
Bahkan, tidak melapor ke aparat desa atau kepada polisi terkait menghilangnya Olmer Silitonga.
"Karena memang udah biasa bapak pergi. Bahkan lebih dari tiga bulan, makanya enggak kami cari," ucap Jon Piter.
Sesuai informasi warga yang menyebutkan bahwa Olmer berada di perladangan, Jon Piter pun mengaku sempat pergi ke perladangan untuk mencari korban.
Ia melakukan pencarian sekitar 40 meter dari lokasi penemuan tengkorak sehari lalu, namun tak mencium bau bangkai.
"Jaraknya 40 meter, memang. Tapi, kami gak ada cium bau bangkai tiga bulan lalu," sebut Jon Piter.