TRIBUNMATARAM.COM - Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Transisi di Jakarta sudah mulai berlaku hari ini hingga dua pekan ke depan, yakni 12-25 Oktober 2020.
Bioskop menjadi salah satu sektor usaha yang diizinkan untuk kembali beroperasi.
Kendati demikian, Ketua Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Sjafruddin mengatakan, hal tersebut bukan berarti bioskop di Jakarta juga mulai beroperasi pada hari ini.
Pengusaha masih mendiskusikan terkait ketentuan yang diberikan Pemprov DKI Jakarta.
• Bioskop Kembali Dibuka, Ahli Epidemiologi Ungkap Resiko Penularan Covid-19 Melalui Air Bone Tinggi
Terutama soal kapasitas maksimal pengunjung hanya sebesar 25 persen.
"Secara izin kan sudah. Nanti soal berapa bioskop yang akan kita buka, kemudian (pengusaha bioskop) menerima apa enggak 25 persen, ini kan masalah masing-masing manajemen. Itu harus ditanya ke bioskop-bioskopnya.
Jadi ini akan kita bahas," ujar Djonny kepada Kompas.com seperti dikutip pada Senin (12/10/2020).
Ia mengatakan, seluruh pengusaha bioskop yang tergabung dalam asosiasi akan melakukan rapat pada Rabu (14/10/2020) mendatang, untuk mengambil keputusan bersama terkait pembukaan bioskop di Ibu Kota. Utamanya terkait total bioskop yang akan dibuka.
Menurut dia, di Jakarta ada sekitar 480 bioskop yang sebagian besar berada di bawah tiga grup yakni Cinema XXI, CGV, Cinepolis. Selebihnya ada Lotte dan Flix Cinema.
Djonny menjelaskan, jumlah bioskop yang memutuskan untuk buka akan berdampak pada keputusan rumah produksi atau production house (PH) dalam menyediakan film.
Ia bilang, jika hanya sedikit bioskop yang buka maka film juga tak akan mau masuk.
"Kita harus tunggu juga ini film-filmnya kemana yang mau diputer, orang filmnya enggak ada kok sekarang.
Dan enggak akan mau dia masuk (pemilik film) kalau bioskop (yang buka) cuma 10-20 gedung doang," kata dia.
Oleh sebab itu, dalam rapat asosiasi nanti akan diupayakan untuk bioskop-bioskop di luar Ibu Kota turut buka.
Sehingga, jumlah bioskop yang kembali beroperasi secara nasional semakin banyak, dan mendorong PH mau menyalurkan filmnya.
Sebenarnya sejumlah daerah di Indonesia sudah ada yang mengizinkan bioskop kembali beroperasi.
• Batal Dibuka Kembali 29 Juli 2020 Kemarin, Pengelola Bioskop Memberikan Tanggapan Mendukung
Kendati demikian, Jakarta memang menjadi pusat dari industri kreatif ini sehingga memiliki pengaruh yang besar secara nasional.
Menurut dia, film yang diproduksi dari dalam maupun luar negeri selalu ditayangkan pertama kali di Jakarta. Sehingga, jika bioskop di Ibu Kota masih tutup penyaluran film juga bisa terdampak ke daerah.
"Jadi nanti ada yang dari daerah yang ikut, yang pasti Jawa Tengah kira-kira ada 20 lokasi mau ikut, lalu ada yang di Jawa Timur, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Pekan Baru (Riau).
Nah kalau itu ikut semua, dikalkulasikan semuanya, tentu ini jadi market yang cukup baik untuk pemilik film," pungkas dia.
Adapun selain ketentuan kapasitas maksimal pengunjung 25 persen, Pemprov DKI Jakarta juga mengatur protokol kesehatan di bioskop dengan jarak antar tempat duduk minimal 1,5 meter.
Pengunjung dilarang berpindah-pindah tempat duduk atau berlalulalang.
Kemudian, alat makan-minum harus disterilisasi, pelayanan makanan dilarang dalam bentuk prasmanan, serta petugas harus memakai masker, face shield, dan sarung tangan.
Kajian Gugus Tugas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian dalam rangka pembukaan kembali bioskop di masa pandemi.
Menurutnya, kajian telah dilakukan selama beberapa pekan terakhir dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, sosial dan ekonomi.
“ Bioskop dan cinema memiliki karakteristik dan kontribusi penting terutama dalam memberikan hiburan kepada masyarakat," ujar Wiku sebagaimana dikutip dari siaran pers Satgas Penanganan Covid-19, Rabu (26/8/2020).
• Ratusan Warga Nekat Buka Paksa Peti Jenazah Positif Covid-19, Jasad Dimandikan & Disolatkan
"Imunitas masyarakat juga bisa meningkat (setelah menonton di bioskop) karena bahagia.
Atau suasana mental atau fisik dari para penonton dan masyarakatnya (dapat) ditingkatkan,” lanjutnya.
Namun, pembukaan bioskop menurutnya harus memperhatikan aspek kesehatan secara ketat serta melalui tahapan prakondisi, timing, prioritas, koordinasi pusat dan daerah serta monitoring dan evaluasi.
Dalam masa prakondisi ini, kata Wiku, harus dipastikan tentang kesiapan fasilitas bioskop, fasilitas pendukungnya, juga dalam penyelenggaraan, termasuk kesiapan masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya, Wiku menjelaskan ada tahapan koordinasi pusat dan daerah yang telah dilakukan dan kemudian akan ditindaklanjuti oleh setiap pemerintah daerah.
Hal tersebut ia contohkan dengan pertemuan Satgas Penanganan Covid-19 dengan Pemerintah DKI Jakarta pada Rabu hari ini yang membahas pembukaan kembali bioskop di wilayah Jakarta.
"Lalu, ada hasil kajian Tim Pakar dari sisi medis dan kesehatan masyakarat terhadap pembukaan kembali bioskop atau cinema. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan," ungkap Wiku. (Kompas.com/ Yohana Artha Uly/ Erlangga Djumena/ Dian Erika Nugraheny/ Krisiandi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapasitas Bioskop Hanya 25 Persen pada PSBB Transisi, Ini Respons Pengusaha" dan "Klaim Sudah Kaji, Satgas Covid-19 Sampaikan 9 Pedoman Pembukaan Bioskop Saat Pandemi".
BACA JUGA di Tribunnewsmaker.com dengan judul Diizinkan Beroperasi Lagi, Namun Kapasitas Biosokp hanya Boleh 25 Persen, Ini Respon Pengelola.