TRIBUNMATARAM.COM - Tak terima hanya kerumunan Habib Rizieq yang dipermasalahkan, FPI singgung kerumunan Gibran Rakabuming saat mendaftar di KPU Solo.
Calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka akhirnya angkat bicara setelah namanya disinggung Aziz Yanuar, pengacara Front Pembela Islam ( FPI) terkait keramaian yang muncul saat mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo pada 4 September 2020.
Gibran meminta kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk langsung menegurnya.
Baca juga: Kecewa Massa Habib Rizieq Difasilitasi, Relawan Covid19 Mundur, Kepala BNPB: 8 Bulan Saya Tak Pulang
Baca juga: POPULER Habib Rizieq Akui Langgar Protokol Kesehatan : Mudah-mudahan Kita Dijauhkan dari Penyakit
Dirinya juga siap menerima segala konsekuensi jika terbukti melanggar protokol kesehatan.
"Kalau ada sesuatu yang salah monggo langsung ditegur. Saya siap ditegur dan mendapatkan hukuman," kata putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut di Solo, Jawa Tengah, Rabu (18/11/2020).
Seperti diketahui, pernyataan muncul setelah Aziz mengkritik langkah polisi saat mengusut pelanggaran protokol kesehatan dalam acara Maulid Nabi dan pernikahan putri Rizieq Shihab di Petamburan, Sabtu lalu.
Menurutnya, polisi tidak adil karena hanya mempermasalahkan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan Rizieq dan FPI.
Padahal, banyak kegiatan lain di berbagai daerah yang menimbulkan kerumunan namun tidak ditindak.
Aziz pun menyebut salah satunya acara yang digelar Gibran saat mendaftarkan diri ke KPU Kota Solo beberapa waktu lalu.
"Gibran daftar wali kota Solo, ngumpul banyak massa, enggak pakai masker, enggak jaga jarak, enggak masalah," kata Aziz kepada Kompas.com, Selasa (17/11/2020).
Sementara itu, Gibran mengaku sudah menaati peraturan soal peraturan yang diterapkan pemerintah dan KPU Solo.
"Sudah di bawah 50 orang," kata Gibran.
Sebagai informasi, KPU Solo mengizinkan ada rombongan yang mengantar pasangan calon saat mendaftarkan sebagai peserta Pilkada.
Namun, jumlah pengantar dibatasi hanya 50 orang. Selain itu, dalam setiap agendanya selama Pilkada, Gibran mengaku ada Bawaslu yang selalu mengawasi.
Sejumlah Relawan Covid-19 Mundur karena Kecewa
Sejumlah relawan Covid-19 mengundurkan diri setelah kecewa pada kerumunan massa Habib Rizieq beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal tersebut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo pun mengurai pendapatnya.
Dirinya mengaku selama delapan bulan terakhir, terhitung sejak Maret hingga Oktober 2020 tidak pernah pulang ke rumah.
Baca juga: POPULER Doni Monardo Minta Maaf Soal Kerumunan Massa Habib Rizieq, Ungkap Alasan Bagi Masker
Baca juga: POPULER Habib Rizieq Akui Langgar Protokol Kesehatan : Mudah-mudahan Kita Dijauhkan dari Penyakit
Sejak virus corona mewabah di Indonesia, Doni ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Nasional.
"Saya secara pribadi sudah delapan bulan terakhir tidak pulang ke rumah. Tiga bulan pertama itu betul-betul tinggal di kantor tidak pulang sama sekali. Setelah itu hanya pulang pada Sabtu-Minggu," kata Doni menanggapi mundurnya Relawan Satgas Covid-19 di Klaten, Jawa Tengah, Kamis (19/11/2020).
Sebagai Satgas Covid-19, lanjut Doni, dituntut pengorbanan dan kesabaran dalam menangani pandemi wabah virus corona di Indonesia.
"Kalau ada suatu masalah yang terjadi sebaiknya tidak boleh dilakukan secara emosional," ungkap dia.
Dalam menghadapi pandemi wabah Covid-19, Doni menegaskan dibutuhkan kerja sama semua pihak.
"Jadi relawan yang sudah bekerja keras disampaikan terima kasih. Manakala ada yang memang sudah merasa tidak berkenan untuk melanjutkan kita pun tidak mampu untuk melarangnya," kata Doni.
"Karena semua relawan ini bekerja didasarkan atas hati nurani. Bekerja berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, dan kita bekerja berdasarkan prinsip-prinsip penanggulangan bencana, yaitu non diskriminatif," sambung dia.
Sebelumnya, Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Andre Rahadian, memahami perasaan sejumlah relawan yang kecewa dan mengundurkan diri karena kerumunan massa dalam acara yang digelar pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pekan lalu justru difasilitasi dengan diberi masker dan hand sanitizer.
“Kami menerima ini sebagai bentuk aspirasi beberapa orang relawan. Kami menampung aspirasi ini," kata Andre dalam keterangan tertulis, Kamis (19/11/2020).
Hal ini disampaikan Andre menanggapi aksi sejumlah relawan yang menyatakan mengundurkan diri pada Kamis siang tadi.
"Tapi kami yakin dalam hati kecil para relawan, mereka tetaplah relawan. Apalagi selama ini sudah terbukti kerja para relawan mampu membantu warga yang mengalami masa sulit selama wabah coronavirus ini,” ucap Andre.
Andre menegaskan bahwa sampai saat ini ada 34.000 Relawan Satgas Covid-19 di seluruh Indonesia.
Menurut Andre, selama ini para relawan bersama seluruh anggota masyarakat adalah bagian penting dari perubahan perilaku pencegahan Covid-19.
Ia mengimbau agar seluruh relawan dan komponen masyarakat terus bahu-membahu untuk saling mengingatkan dan meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan.
(Kompas.com/Teuku Muhammad Valdy Arief/Kontributor Solo, Labib Zamani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gibran: Kalau Ada Sesuatu yang Salah, Monggo Langsung Ditegur"
dan "Tanggapi Mundurnya Relawan Satgas Covid-19, Doni Monardo: Saya 8 Bulan Tidak Pulang ke Rumah"
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul FPI Tak Terima Cuma Kerumunan Habib Rizieq yang Dipermasalahkan, Gibran Rakabuming Ikut Disentil