Kapolsek Astana Anyar & 11 Anggota Polisi Diciduk, Tes Urine Positif Sabu, Berikut Kronologinya

Editor: Irsan Yamananda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kompol Yuni Purwanti, Kapolsek Astana Anyar.

TRIBUNMATARAM.COM - Kapolsek Astana Anyar, Kompol Yuni, ditangkap bersama belasan anggota polisi atas kasus narkoba.

Hasil tes urine menunjukkan bahwa dirinya positif mengonsumsi sabu.

Berikut kronologi lengkapnya.

Berikut kronologi penggerebekan Kapolsek Astana Anyar, Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi karena dugaan penyalahgunaan narkoba.

Tidak sendiri, Kompol Yuni juga diamankan bersama 11 anggota polisi lainnya saat berada di dalam sebuah hotel di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/2/2021).

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi A Chaniago membenarkan penangkapan tersebut.

Hal ini dikatakan Erdi di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (17/1/2021).

Baca juga: Terjerat Narkoba, Jennifer Jill Resmi Jadi Tersangka, Berikut Status & Hasil Tes Urine Ajun Perwira

Baca juga: Model Majalah Dewasa Beiby Putri Mengaku Gabut selama Pandemi Jadi Alasan Konsumsi Narkoba

KRONOLOGI Penggerebekan Kompol Yuni karena Narkoba, 11 Polisi Juga Diamankan, Tes Urine Positif Sabu (YouTube/ Tribunnews)

"Yang jelas memang ada anggota Polsek Astana Anyar yang diamankan terkait diduga menyalahgunakan narkoba," ujar Erdi kepada wartawan.

Ia mengatakan, penangkapan itu bermula dari pengaduan masyarakat yang disampaikan ke Propam Mabes Polri.

"Kemudian Propam Mabes Polri menyampaikan ke Propam Polda Jabar. Seketika Propam Polda Jabar bergerak menuju Polsek Astana Anyar untuk mencari beberapa orang yang sudah dicurigai," ujar Erdi.

Dari penangkapan itu, propam kemudian melakukan tes urine pada mereka yang dicurigai.

Dan hasilnya positif urine menggunakan sabu-sabu.

Kapolsek Astana Anyar Kompol Yuni, Kini Ditangkap karena Narkoba, Berasal dari Keluarga Polisi (Tribun Jabar/Daniel Andreand Damanik)

"Totalnya ada 12 anggota. Termasuk termasuk Kapolsek Astana Anyar. Soal apakah semuanya anggota Polsek Astana Anyar sedang didalami," ucap Erdi.

Saat ini, Kapolsek yang dijabat perwira berpangkat Komisaris Polisi atau Kompol bersama belasan polisi lainnya sedang diperiksa Propam gabungan.

Informasi yang dihimpun, propam mengamankan barang bukti sabu seberat tujuh gram.

Namun ini belum disebutkan oleh Erdi.

"Barang bukti tidak ada. Tapi, ada satu kasus yang ditangani oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Jabar yang satu kasus awalnya, itu memang ada barang buktinya."

"Tapi yang di polsek itu tidak ada dan kebetulan ada beberapa orang yang positif setelah dicek urinenya, ini yang akan didalami," ucap Erdi.

Baca juga: Terjerat Narkoba, Caca Diamankan Bersama Seorang Pria, Andika Bingung: Setahu Gue Udah Punya Suami

Erdi menyampaikan amanat Kapolda Jabar Irjen Achmad Dofiri soal ketegasan pimpinan jika ada anggotanya yang melakukan pelanggaran hingga tindak pidana.

"Pimpinan berkomitmen, siapapun yang melanggar terutama masalah narkoba akan ditindak dengan tegas dan sangat keras," ucap Erdi.

Dalam penangkapan itu, selain Kapolsek, ada satu perwira di Polsek yang turut diamankan.

"Mereka yang terlibat ancaman sanksinya penurunan pangkat hingga bisa dipecat," ucapnya.

Ia memastikan pelayanan publik di Polsek Astana Anyar seperti pembuatan SKCK masih berjalan.

"Masih berjalan karena roda organisasi harus terus berjalan, sistem sudah berjalan walaupun ada yang tidak hadir, sakit dan sebagainya, nah pelayanan tetap berjalan kan ada wakil dan personel lainnya," ujar Erdi.

Pendapat Pakar

Kasus dugaan keterlibatan Kapolsek Astana Anyar beserta anggotanya dalam kasus narkoba di Kota Bandung, Jawa Barat turut mendapat tanggapan dari Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel.

Reza Indragiri Amriel menilai sanksi berupa pemecatan terhadap polisi yang terlibat kasus narkoba tidak cukup. 

Pemecatan tanpa pemantauan dinilai Reza justru menimbulkan potensi bahaya.

"Anggaplah mereka dipecat. So what? Pemecatan memang bisa membersihkan institusi kepolisian."

"Tapi jika tidak dipantau, para pecatan malah menjadi potensi bahaya bagi masyarakat," ungkap Reza saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (17/2/2021).

Baca juga: Mantan Istri Terjerat Kasus Narkoba, Andika Kangen Band Bingung dan Cemas: Yang Ngurus Anak Siapa?

Menurut Reza, Polri perlu melakukan audit dalam kinerja oknum polisi.

Sebab, ada dampak desktruktif yang bisa timbul dalam tugas yang dijalankannya.

"Tidak hanya sanksi lembaga dan sanksi pidana. Polri patut mengaudit kerja para oknum itu selama ini."

"Kalau kerja mereka berlangsung di bawah pengaruh narkoba, bisa dibayangkan efek destruktifnya terhadap layanan bagi masyarakat dan penegakan hukum," ungkap Reza.

Polisi Rentan Salah Gunakan Narkoba

Adapun Reza menilai profesi polisi merupakan salah satu pekerjaan terberat di dunia, yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba.

"Menjadi polisi itu sama artinya dengan menekuni salah satu pekerjaan paling berat sejagat. Beban naik, stamina turun, waktu konstan," katanya.

Ia menyebut, bisa saja narkoba disalahgunakan oknum anggota kepolisian untuk mendongkrak stamina dan suasana hati secara instan.

"Cara 'jitu' untuk mendongkrak stamina dan menata suasana hati, ya pakai narkoba. Instan."

"Jadi, hitung-hitungan di atas kertas, bisa dikatakan, personel polisi bisa jadi termasuk kelompok rentan menyalahgunakan narkoba," ungkapnya.

Baca juga: Deretan Foto Penangkapan Mantan Istri Andika Mahesa Atas Kasus Narkoba, Foto di Tangan Jadi Sorotan

Sehingga, Reza menyebut membutuhkan kontrol yang super ketat mengenai hal ini.

"Butuh kontrol superketat. Apalagi, dengan power yang mereka punya, tampaknya mereka punya akses lebih luas untuk memperoleh barang haram tersebut," ujar Reza.

(Tribunjabar.id/Mega Nugraha)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kronologi Kapolsek Astana Anyar dan 11 Polisi Digerebek Propam, Ada yang Ngadu dan Ternyata Positif

BACA JUGA : di Tribunnewsmaker.com dengan judul Kapolsek Astana Anyar & 11 Anggota Polisi Ditangkap, Tes Urine Positif Sabu, Berikut Kronologinya.