Modus Praka MS Kumpulkan Amunisi untuk Dijual ke Warga Sipil & KKB Papua, Simpan Jatah saat Latihan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komandan Detasemen Polisi Militer (Kapomdam) Kodam XVI Pattimura Kolonel Cpm Paul Jhohanes Pelupessy saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Polresta Pulau Ambon terkait keterlibatan salah seorang oknum TNI dalam bisnis penualan amunisi ke warga sipil, Selasa (23/2/2021)

TRIBUNMATARAM.COM - Kejahatan Praka MS menjual amunisi pada warga sipil dan KKB Papua akhirnya terbongkar.

Modusnya mengumpulkan ratusan butir amunisi setiap kali latihan menembak pun ikut terkuak.

Kini, ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Seorang oknum anggota TNI dari Kesatuan Yonif 731 Masariku, Kodam XVI Pattimura, ditangkap karena diduga terlibat dalam jual beli senjata dan amunisi kepada warga sipil.

Warga sipil itu diduga berhubungan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Oknum Prajurit berinisial Praka MS itu telah ditetapkan sebagai tersangka. Praka MS ditahan di sel tahanan Denpom Kodam Pattimura.

Komandan Detasemen Polisi Militer (Kapomdam) Kodam XVI Pattimura Kolonel Cpm Paul Jhohanes Pelupessy saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Polresta Pulau Ambon terkait keterlibatan salah seorang oknum TNI dalam bisnis penualan amunisi ke warga sipil, Selasa (23/2/2021)(KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY) ()

Komandan Detasemen Polisi Militer Kodam XVI Pattimura Kolonel Cpm Paul Jhohanes Pelupessy mengatakan, Praka MS ditetapkan sebagai tersangka karena menjual senjata ke warga sipil.

"Yang bersangkutan ini sudah ditahan, karena tadi malam baru kami terima, kata Paul di Polresta Pulau Ambon, Selasa (23/2/2021).

Baca juga: Tengah Cabut Rumput Muhdin Dikabari Putranya Pratu Dedi Gugur Ditembak KKB Papua : Sedih Sekali

Baca juga: Lettu Erizal Gugur Ditembak KKB, Ayahnya Polisi Nyambi Berkebun, Ibu Jualan Kue Demi Anak Jadi TNI

Dijual ke warga sipil

Praka MS menjual 600 butir amunisi kepada seorang warga sipil berinisial AT. Lalu, AT menjual kembali amunisi itu kepada J.

Kedua warga sipil itu telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polresta Pulau Ambon.

Berdasarkan pemeriksaan, J mengaku membeli sejumlah senjata dan amunisi dari oknum polisi dan TNI.

Senjata dan amunisi itu hendak dijual kepada KKB di Papua.

Cara Praka MS kumpulkan amunisi

Paul membeberkan cara Praka MS mengumpulkan ratusan butir amunisi yang hampir berakhir di tangan KKB tersebut.

Menurutnya, Praka MS mengumpulkan amunisi jatah latihan menembak.

"Bagaimana cara amunisi 600 (butir itu ada) di satu orang prajurit, jadi pada saat latihan menembak di berusaha mengumpulkan amunisi-amunisi itu," kata Paul.

Setiap kali latihan menembak, Praka MS menyembunyikan jatah amunisi yang didapatnya.

Lalu, amunisi yang disembunyikan itu diambil kembali keesokan harinya setelah latihan menembak selesai.

Paul menyebutkan, Praka MS mengaku mengumpulkan amunisi itu seorang diri.

"Yang bersangkutan mengaku mengumpulkan amunisi itu seorang diri tanpa melibatkan rekannya yang lain," kata Paul.

Dengan modus itu, Praka MS bisa mengumpulkan 200 butir amunisi. Sementara 400 butir peluru lain masih didalami asal-usulnya.

Paul mengaku pihaknya tak mudah percaya dengan keterangan Praka MS. Kodam Pattimura akan mendalami dugaan keterlibatan oknum TNI lainnya.

"Karena kami tidak bisa percaya itu semua dari latihan menembak. Kita juga tidak bisa percaya begitu saja bahwa dia bermain sendiri, jadi kami masih dalami mudah-mudahan nanti ada informasi lanjut," kata Paul.

Belum Lama Ini KKB Papua Tewaskan Prajurit TNI

Tak pernah terpikirkan dalam benak Muhdin (50) akan mendapatkan kabar buruk terkait anaknya, Pratu Dedi Hamdani.

Pratu Dedi Hamdani gugur dalam tugasnya sebagai prajurit TNI setelah ditembak secara membabi buta oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Tentu saja, kabar yang diterima Muhdin melalui sambungan telepon Jumat (22/1/2021) ini bak petir di siang bolong.

Muhdin (50), tak kuasa menahan tangis setelah mendapat kabar putranya, Pratu Dedi Hamdani, gugur saat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

"Saya waktu itu sedang menyabit rumput terus ada keluarga yang memanggil ada telepon masuk, dapat kabar anak saya meninggal," kata Muhdin kepada Kompas.com di kediamannya, Desa Plambek, Lombok Tengah, Sabtu (23/1/2021).

Muhdin syok, perasannya tidak keruan.

"Perasaan saya sudah tidak keruan, sedih sekali, memang sebelumnya saya ada firasat mimpi," kata Muhdin.

Muhdin mengenang momen paling berkesan bersama anaknya. Saat itu, ia mengantar Dedi untuk menjalani tes masuk TNI di Singaraja, Bali.

"Yang saya ingat itu, waktu mengantar dia tes di Bali, terus bensin kami habis," kata Muhdin.

Baca juga: Nikah di Pengungsian Gempa, Prajurit TNI Ini Dapat Kado Obat-obatan, Langsung Rawat Korban Usai Akad

Baca juga: Lettu Erizal Gugur Ditembak KKB, Ayahnya Polisi Nyambi Berkebun, Ibu Jualan Kue Demi Anak Jadi TNI

Dedi, kata dia, memiliki tekad yang kuat untuk menjadi prajurit TNI. 

Hal itu terlihat dari motivasi dan latihan yang dijalani anaknya sebelum menjalani tes masuk menjadi prajurit.

suasana rumah duka almarhum Pratu Hamdani(KOMPAS.COM/IDHAM KHALID)

"Memang dia niatnya keras menjadi TNI, sejak kecil memang itu cita-citanya, dia latihan selalu latihan gigih," kata Muhdin.

Pratu Dedi Hamdani pernah mengikuti tes masuk kepolisian, tetapi tidak lolos. Setelah itu, ia mencoba mengikuti tes sebagai anggota TNI, tetapi juga tak lolos.

Pratu Dedi Hamdani baru lolos saat mencoba kedua kalinya mengikuti tes sebagai anggota TNI.

Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang Pos Titigi di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021).

Dalam penyerangan di Pos Titigi itu, Pratu Roy Vebrianto gugur karena tertembak di dada kanan.

Suriastawa mengatakan, Pratu Dedi yang bertugas di Pos Hitadipa itu berusaha mengejar kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang berada di hutan.

Tetapi, Pratu Dedi gugur karena ditembak KKB saat pengejaran itu.

"Korban ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa," kata Suriastawa lewat keterangan tertulis, Jumat.

(KOMPAS.com/ Rahmat Rahman Patty/Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asal Usul 600 Butir Peluru yang Dijual Praka MS, Dikumpulkan dari Jatah Latihan Menembak, Begini Modusnya..."

dan judul "Terima Kabar Putranya Gugur di Papua, Ayah Pratu Dedi Hamdani: Perasaan Saya Tidak Keruan..."

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Modus Praka MS Jual 600 Amunisi ke Warga Sipil & KKB Papua, Simpan Jatah saat Latihan Menembak