Hingga kemudian, pada tanggal 17 September 2009 Noordin M Top akhirnya tewas dalam penyergapan di Kampung Kepuhsari, Kelurahan Mojosongo, Jebres, Surakarta.
Baca juga: Video Call Terakhir Resa Sebelum Tewas di Bus Maut Sumedang, Ayah Sempat Larang, Tunangan Histeris
Saat penyeragapan Noodin M Top, dokter forensik dr Hastry mengaku ditugaskan untuk berjaga di TKP selama 3 hari.
"Saat pengakapan itu, saya sudah 3 hari ada di TKP," bongkar dr Hastry kepada Denny Darko memulai cerita.
"Oh gitu?" tanya Denny Darko syok.
"Saya ingat sekali proses penangkapannya Noordin M Top ini disiarkan live di TV di Solo. Saya ingat, saya ngikutin dari pagi sampai sore," imbuh Denny Darko.
Baca juga: Keterkaitan Tewasnya Siswi SMA dalam Plastik & Janda di Gunung Geulis, Ternyata Pembunuhan Berantai
Lantas, ketika Noordin M Top tewas, Denny Darko pun bertanya soal proses autopsi pelaku bom Bali tersebut kepada dr Hastry.
"Kata dokter katanya Noordin M Top pernah ada di meja ini juga diautopsi," imbuh Denny Darko.
"Tapi dok, memang benar, kalau yang dijumpai itu benar Noordin M Top yang meledakkan diri?" tanya Denny Darko.
"Iya benar," jawab dr Hastry.
Lebih lanjut, dr Hastry menceritakan bahwa saat ditugaskan ke TKP, ia tidak tahu kalau yang akan disergap Densus 88 itu adalah Noordin M Top.
Pasalnya, info soal pernyegapan Noordin M Top ini bersifat rahasia diantara sesama polisi.
"Saya waktu itu disuruh berjaga siaga oleh tim dopol saya. Saya gak tahu kalau yang mau ditangkap itu Noordin M Top. Cuma kita disuruh siap-siap aja," ucap dr Hastry.
"Lha, itu sesama polisi gak saling memberitahu ?" tanya Denny Darko heran.
"Enggak, karena itu kan rahasia. Yang penting, saya selaku tim forensik harus diminta stand by. Kita nunggu disana sampai hari ketiga," jawab dr Hastry.
Baca juga: Fakta Tanjakan Cae, Saksi Bisu Kecelakaan Maut Bus yang Tewaskan 27 Orang: Terkenal Ekstrem & Rawan
Saat berada di TKP, dr Hastry mengaku melihat detik-detik Densus 88 menyergap Noordin M Top dan kawanannnya.