TRIBUNMATARAM.COM - Jokowi bertemu Megawati pekan lalu, isu reshuffle mencuat kembali, benarkah?
Pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.
Pihaknya membenarkan adanya pertemuan antara Jokowi dan Ketua Umum PDI-P tersebut yang berlangsung 10 hari lalu.
"Kalau Bu Mega kan secara periodik bertemu Pak Presiden Jokowi. Sekitar 10 hari yang lalu juga ada pertemuan itu. Secara rutin dilakukan rata-rata sekitar 3 bulan itu ada pertemuan rutin," tutur Hasto saat ditemui di Jakarta, Sabtu (10/4/2021).
Saat ditanya apakah pertemuan tersebut membahas isu reshuffle dengan adanya peleburan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), Hasto menjawab pada intinya pertemuan itu membahas masalah nasional yang strategis.
Mengenai reshuffle, Hasto mengatakan PDI-P selalu menyerahkan masalah tersebut kepada Presiden Jokowi. Musababnya, perombakan kabinet merupakan hak prerogatif presiden.
Baca juga: Kata Terawan Soal Jabatannya yang Direshuffle : Mengawali Lewat Pensiun, Diakhiri dengan Pensiun
Baca juga: Drama Reshuffle Kabinet Jokowi Dinilai Memuaskan PDI-P, Gerindra & PKB, Ada Win-win Solution
Menurut Hasto yang terpenting DPR telah menyetujui usulan Presiden Jokowi yang hendak melebur Kemendikbud dengan Kemenristek sehingga akan memajukan riset di Indonesia.
Hasto menuturkan PDI-P mendukung langkah Jokowi tersebut sebab Megawati memandang pentingnya kedudukan riset dalam proses memajukan Indonesia.
"Kalau Bu Mega dan Pak Jokowi bertemu, itu selalu bicara yang fundamental. Kalau orang per orang itu kewenangan presiden. Jadi Bu Mega enggak berbicara tentang transaksional," tutur Hasto.
"Ibu Mega berbicara tentang kepentingan bangsa dan negara agar kita jalan berdikari perlu BRIN (Badan Riset dan Inovasi Basional). Maka BRIN ini sangat penting dalam membangin spirit penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi," ucap dia.
Diberitakan sebelumnya, DPR menyetujui pembentukan Kementerian Investasi serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (9/4/2021).
Pembentukan dua kementerian itu sesuai dengan hasil keputusan Badan Musyawarah pada Kamis (8/4/2021) yang membahas surat dari Presiden Joko Widodo mengenai pertimbangan pengubahan kementerian, dikutip dari Kompas.com dengan judul "Sekjen PDI-P Ungkap Pertemuan Jokowi dan Megawati Pekan Lalu, Ini yang Dibahas"
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, rapat itu menyepakati dua hal. Pertama, penggabungan sebagian tugas dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kedua, pembentukan Kementerian Investasi untuk meningkatkan investasi dan penciptaan lapangan pekerjaan.
Drama Reshuffle Sebelumnya Dinilai Memuaskan
Keputusan Presiden Joko Widodo untuk merombak kabinetnya dan menunjuk enam menteri baru dinilai memuaskan beberapa partai politik.
Seoperti diketahui, menjelang akhir tahun 2020, Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan perombakan kabinet atau reshuffle pada Selasa (22/12/2020).
Baca juga: Menilik Gaji 6 Menteri Pengganti di Reshuffle Kabinet Jokowi, Berapa Upah Sandiaga Uno hingga Risma?
Baca juga: Daftar Nama Menteri yang Bakal Dirotasi & Diganti dalam Reshuffle Kabinet, Terawan hingga Wishnutama
Reshuffle dilakukan setelah ada dua menterinya yang tersandung dugaan korupsi. Pengumuman itu digelar Jokowi di Istana Negara, Jakarta,
Total, ada enam menteri yang ditukar dan diganti Jokowi. Mereka dilantik presiden sehari setelah pengumuman, yaitu pada Rabu (23/12/2020).
Para menteri hasil perombakan kabinet tersebut yaitu, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Edhy Prabowo, Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama, serta Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Terawan Agus Putranto.
Kemudian, Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi, dan Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto.
Perombakan kabinet itu jelas disambut dengan sukacita oleh partai koalisi Jokowi. PDI-P dan Partai Gerindra, partai asal Juliari dan Edhy yang terjerat kasus korupsi, tetap mendapatkan jatah kursi menteri.
PDI-P puji Risma
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Risma, yang menjabat sebagai Mensos menggantikan Juliari, memiliki rekam jejak kerja yang gemilang.
Menurut Djarot, Risma telah membuktikan kinerjanya dalam melayani warga selama menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
"Ibu Risma telah terbukti dan teruji kinerjanya dalam melayani warga Surabaya sekaligus membangun sistem pelayanan pemerintah yang berbasis elektronik (e-government) dengan sangat baik," kata Djarot, saat diwawancara, Selasa (22/12/2020).
Karena itu, ia berpendapat, Risma bakal menjadi sosok yang sangat baik untuk memimpin dan mengelola Kemensos.
Djarot menilai, Risma sebagai perempuan yang tangguh dan berani mengambil keputusan terbaik di saat-saat genting.
"Pengalamannya dengan berbagai penghargaan yang diterima pemerintah Surabaya tentunya menjadi modal yang sangat baik untuk memimpin dan mengelola Kemensos," ujar Djarot.
Presiden Joko Widodo (keempat dari kiri) didampingi Wapres Maruf Amin (keempat dari kanan) berfoto bersama dengan enam menteri baru di Kabinet Indonesia Maju Jilid 2 usai diumumkan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/12/2020). Keenam orang calon menteri hasil kocok ulang (reshuffle) tersebut antara lain Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan, Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta M Lutfi sebagai Menteri Perdagangan. (ANTARA FOTO/LAILY RACHEV)
Optimisme Gerindra dan PKB
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyebut Sandiaga memiliki latar belakang yang relevan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Ia yakin Sandi tahu persis apa yang harus dikerjakan untuk memaksimalkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.
"Dia tahu apa yang harus dilakukan dengan situasi seperti ini. Saya sampai merinding Pak Sandi menjadi Menparekraf, ini luar biasa," kata Habiburokhman, Rabu (23/12/2020).
Menurut dia, Sandiaga kerap berkunjung ke berbagai destinasi wisata Tanah Air sejak 2018, terutama saat Pilpres 2019.
Kebiasaan itu pun berlanjut hingga pilpres usai. Ia mengatakan bahwa Sandiaga sering menemui masyarakat di berbagai daerah.
Selain itu, ia menyebut Sandi juga dekat dengan para pelaku ekonomi kreatif dan industri digital.
"Beliau tahu sektor ini yang bisa menjadi trigger bangkitnya ekonomi Indonesia," ucapnya.
Kemudian, PKB yang mendapatkan kursi Menteri Agama menyatakan optimistis melihat perubahan di 2021 setelah melihat profil para menteri yang ditukar dan diganti Jokowi.
Selain itu, PKB juga mengklaim bahwa Lutfi yang menggantikan Agus sebagai Menteri Perdagangan sama-sama berasal dari PKB.
Ketua DPP PKB Faisol Riza pun berharap para menteri dari PKB dapat bekerja dan menjalankan mandat partai dengan baik.
"Sukseskan tanggung jawab yang sudah diberikan. Sukses kalian sukses PKB," ujar Faisol, Rabu (23/12/2020).
Win-win solution
Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan, perombakan kabinet yang dilakukan Jokowi merupakan solusi yang tetap menguntungkan bagi Partai Gerindra dan PDI Perjuangan.
Sebab, kedua partai tersebut tetap mendapatkan jatah kursi menteri meski kader sebelumnya, yaitu Juliari dan Edhy, terjerat kasus dugaan korupsi. Keduanya
"Ini reshuffle win-win solution. PDI-P dan Gerindra aman dan tak ada pengurangan jatah menteri," kata Adi, Selasa (22/12/2020).
Menurut dia, Risma dan Sandi merupakan sosok andalan kedua partai. Ia berpendapat, Risma dan Sandiaga sengaja ditunjuk untuk menutupi "noda hitam" yang ditinggalkan Juliari dan Edhy.
"Kedua sosok ini (Risma dan Sandi) jagoan andalan kedua partai," ucapnya
Lebih dari itu, Adi menilai masuknya Sandi di Kabinet Indonesia Maju melengkapi upaya rekonsiliasi politik yang dilakukan Jokowi pasca Pilpres 2019.
Saat itu Jokowi dan Ma'ruf Amin melawan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Prabowo yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan sejak awal pemerintahan periode kedua Jokowi dimulai.
"Masuknya Sandi melengkapi rekonsiliasi politik sesungguhnya 'cebong-kampret'. Ini reshuffle yang mantap rekonsiliatif," ujar Adi.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio juga mengatakan komposisi menteri hasil perombakan Kabinet Indonesia Maju tidak banyak berubah.
Jatah kursi menteri bagi partai-partai koalisi Jokowi tetap, tidak ada yang berkurang.
Terkait penunjukkan Risma sebagai Mensos misalnya, Hendri menilai hal tersebut sekaligus memperlihatkan sikap PDI Perjuangan yang berkukuh menginginkan kadernya duduk di kursi tersebut.
"Tampaknya wujud kukuhnya PDI-P untuk tidak melepaskan kursi Mensos, sehingga Risma mendapatkan tugas di situ," kata Hendri, Rabu (23/12/2020).
(Kompas.com/ Rakhmat Nur Hakim/Tsarina Maharani)
#Jokowi #Megawati #reshuffle