Kronologi Lengkap Siswi TK Bandung Tewas Setelah Terjepit Gerbang Otomatis Sekolah Setinggi 3 Meter
Kronologi lengkap Syakira, siswa TK di Bandung tewas setelah terjepit pintu gerbang otomatis sekolah.
TRIBUNMATARAM.COM - Kronologi lengkap siswa TK di Bandung tewas setelah terjepit pintu gerbang otomatis sekolah.
Nahas dialami Syakira, ia meninggal dunia setelah terjepit gerbang otomatis sekolahnya di PGRA Al Haq Margahayu, Banudng, Selasa (30/7/2019).
Meski Syakira akhirnya meninggal dunia, keluarga menolak melakukan autopsi untuk mencari penyebab kematiannya.
Syakira, siswa PGRA Al Haq Margahayu, Kabupaten Bandung meninggal dunia setelah terjepit gerbang otomatis di sekolahnya.
Saat kejadian, Selasa (30/7/2019) siang, siswa TK tersebut sedang bermain setelah pulang sekolah.
• Kisah Pemilik Warung Bebek di Malang Jadi Korban Orderan Fiktif Grab, Kaget Ditagih Rp 40Juta 3 Hari
• Jadwal Sholat Hari Ini Mataram Nusa Tenggara Barat / NTB dan Sekitarnya Kamis 1 Agustus 31 Juli 2019
• Julukan Baru dari Istri untuk Agung Hercules yang Badannya Tak Lagi Kekar & Tak Boleh Angkat Barbel
• Pernah Jadi Simpanan Jenderal, Begini Kehidupan & Rumah Mewah Sinta Bachir Jadi Pengusaha Catering
Ia bermain di sekitar gerbang otomatis di lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.
Kejadian terjepitnya Syakira itu disebut terekam CCTV sekolah.

Syakira sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sulaeman Margahayu, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan. Bocah perempuan itu meninggal dunia.
Kapolsek Margahayu Kompol Agus Wahidin mengatakan, kejadian yang menimpa bocah malang ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.
"Saya baru dapat informasi pukul 16.00 WIB lebih.
Saat kami ke TKP memang betul ada kejadian kecelakaan kejepit sama pintu gerbang otomatis, menggunakan alat penggerak tombol," katanya melalui telepon seluler, Rabu (31/7/2019).
Agus mengatakan, korban lepas dari pengawasan orangtuanya. Sehari-hari korban diantar sekolah oleh sang nenek.
"Kebetulan tombol itu di dalam itu gerbang bukan ke tempat TK tapi ke MTs, jadi ke TK terbuka.
Saat saya ke sana korban sudah tidak ada sudah dibawa pihak keluarga," katanya.
Pihaknya juga sempat mendatangkan INAFIS Polres Bandung, namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan penyelidikan.
"Keluarga keberatan untuk diambil gambar juga.
Karena sudah menyatakan sebagai musibah.
Takdir dari Allah dan menolak untuk diotopsi," jelasnya.
Hingga saat ini pernyataan kejadian tersebut sebagai musibah dari pihak keluarga sedang diproses.
• Viral Hari Ini, Suami Ucap Selamat Jalan Istrinya Meninggal Setelah Melahirkan, Jenazah Tersenyum
• Salah Satu Outlet Geprek Bensu Terbakar, Ruben Onsu Berikan Klarifikasi Tak Ada Korban Jiwa
• Amalan Istimewa Jelang Idul Adha 2019, Jangan Lewatkan Puasa Tarwiyah & Arafah, Ini Keutamaannya
• Berikut 7 Film Indonesia yang Siap Tayang Bulan Agustus, dari Bumi Manusia hingga Gundala
Sementara terkait luka yang dialami korban pihaknya tidak mengetahui karena pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi.
Kasatreskrim Polres Bandung AKP Firman Taufik juga mengatakan berdasarkan pantauan CCTV kejadian terjepitnya bocah di gerbang sekolah merupakan musibah.
"Hasil pantauan CCTV itu bukan menjadi sebuah kesalahan tapi menjadi musibah," ujarnya.
Gerbang otomatis itu berada di antara PGRA dan MI serta bisa menghubungkan ke Mts.
Gerbang berwarna krem tersebut memiliki tingginya sekitar tiga meter dan panjang sekitar empat meter.
Sedangkan tombol gerbang otomatis itu terletak di sekitar MTs dan MA.
Dikabarkan gerbang tersebut baru dipasang pihak sekolah.
Sementara itu pihak Kementrian Agama Kabupaten Bandung kini tengah mencari informasi terkait kronologi kejadian tersebut.
"Kami cari informasi dulu, kami kan berjenjang infomasinya, kami ke Ketua Forumnya dulu (Forum PGRA Kabupaten Bandung).
Kami cari kronologi dulu," ujar Humas Kementerian Agama Kabupaten Bandung Ahmad Suhaeri. (Kompas.com/*)
Kata-kata Terakhir Guru TK yang Tewas dalam Kecelakaan Beruntun di Baluran Situbondo
Kristianti (49) hanya bisa menunduk dan mendoakan kepergian sahabatnya, Masruchah (55), yang tewas dalam kecelakaan beruntun di Jalan Pantura Hutan Baluran, Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Kamis (4/7/2019).
Kristianti bertutur, pada saat kejadian, dia duduk persis di belakang korban di dalam bus. Tepatnya, di kursi nomor dua dari depan. Sementara itu, korban duduk di depannya bersama cucunya, Nana (4).
Tidak ada firasat apa pun saat rombongan guru TK dan Paud se-Kecamatan Gresik akan bertolak menuju Pulau Dewata Bali untuk berwisata.
"Tadi sempat diciumi, sambil bilang ya ngene buk jenenge rekreasi, jangan kepala sekolah TK saja, harus dengan guru-guru semua (ya begini bu, namanya rekreasi jangan hanya dengan kepala sekolah TK saja tetapi dengan guru-guru lainnya juga)," katanya.
Sambil menadahkan tangan, Kristianti hanya bisa mendoakan kepergian almarhum semoga khusnul khotimah.
"Insya Allah, Ibu (Masruchah) orang yang bermanfaat bagi kami, terutama di tingkat TK dan SD, mohon maaf ya," ujarnya seraya meninggalkan lokasi rumah duka.
• Ibu Kota Bakal Dipindah ke Kalimantan, Menpan RB Bakal Boyong Jutaan ASN Pusat Ikut Pindah
• Fairuz A Rafiq Ungkap Alasan Bungkam setelah Penjarakan Galih Ginanjar, Pablo Benua & Rey Utami
• Syahrini Akhirnya Jawab Rasa Penasaran Fans Soal Kabar Kehamilannya, Istri Reino Barack Unggah Video
Jenazah Masruchah tiba di rumah duka pada Jumat (5/7/2019). Jenazah dimakamkan setelah shalat Jumat.
Masruchah merupakan satu-satunya korban yang tewas dalam kecelakaan beruntut di Jalan Pantura Hutan Baluran, Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, itu.
Sepuluh korban lainnya mengalami luka ringan adalah Roben (60) warga Simpang Nias 17 RT 03/ RW 07 Desa Randuagung.
Sujiati (45) warga jalan Panglima Sudirman 120 RT 01/ RW 03, Desa Sidomoro dan Nur Yati (51) warga Simpang Nias 17 RT. 03/RW. 07 Desa Randu Agung, Kecamatan Kebomas. Ketiganya mengalami luka ringan.
Kemudian Defitra (34) warga Manyar Kartika 8/18 RT 03 RW.01 Desa Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya. Muamar Saiful Qathafi (26) warga Pecindilan Sumur 3 RT.04/RW.03 Ds. Kapasari Kecamatan Genteng, Kota Surabaya mengalami luka ringan.
Penumpang lainnya, Siryantoko (61) Warga Keluraham Ngipik, RT. 03/ RW.02, Sugi Astuti (55) warga Kelurahan Ngipik RT 03/RW 02. Keduanya mengalami luka ringan pada tangan kanan dan kiri.
Sementara itu, pengemudi bus bernama Anwar Suyono (33), warga Purwoasri RT 04/RW 08 Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, mengalami luka ringan.
Terakhir, kondisi pengemudi Suzuki Ertiga BP 1096 ME, Suwandy Sucioto (39) mengalami luka berat di bagian kepala dan penumpangnya, Emi Suwila (32), warga Batam, mengalami luka ringan.
Kecelakaan bermula dari kendaraan truk nopol DR 8806 AZ mengalami rem blong sehingga menabrak kendaraan yang berada di depannya yakni minibus jenis suzuki Ertiga BP 1096 ME, kemudian dua bus pariwisata rombongan guru TK dan PAUD se-Kecamatan Gresik serta truk bernomor polisi S 8861 UQ.
Akibat kerasnya tabrakan, satu bus pariwisata tersebut terperosok hingga masuk ke dalam parit Hutan Baluran. (Kompas.com/*)