5 Fakta Pembantaian Sekeluarga di Serang, Pelaku Ingin Mencuri Handphone Berakhir Pembunuhan Tragis

Pembunuhan satu keluarga di Serang, Banten yang bermula dari niatan pelaku untuk mencuri handphone berakhir tragis, ini 5 faktanya.

Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Delta Lidina
Kompas.com/Acep Nazmudin
Rumah Keluarga Korban yang diduga pembantaian di Kabupaten Serang, Banten dipasang garis polisi, Selasa (13/8/2019) 

TRIBUNMATARAM.COM - Pembunuhan satu keluarga di Serang, Banten yang bermula dari niatan pelaku untuk mencuri handphone berakhir tragis, ini 5 faktanya.

Pembunuhan sekeluarga yang berada di Serang, Banten mengejutkan warga.

Sang ayah dan putra kecilnya yang masih balita meningga dunia.

Tubuh korban ditemukan luka dari penganiayaan.

Pihak kepolisian Polda Banten sudah menyelidiki kasus ini lebih lanjut.

Fakta-fakta Terbaru Dampak Kerusuhan Fakfak Papua Barat, Korban, Kerusakan, Internet, Respon Polisi

Bocah Pemulung yang Sempat Dikira Meninggal Dunia Sudah Kumpul dengan Keluarganya

 Kemesraan Glenn Fredly & Mutia Ayu di Hari Pernikahan, Peluk Mesra dan Gandeng Tangan di Depan Tamu

 Betrand Peto Itu Siapa? Intip Wajah Bocah Bersuara Emas Sebelum Jadi Anak Ruben Onsu & Sarwendah

Terduga pelaku juga sudah berhasil diamankan di Tulang Bawang, Lampung.

Setelah melakukan pembunuhan, pelaku kembali ke rumahnya.

Keesokan harinya ia mengamankan diri dirumah orang tuanya di Tulang Bawang, Lampung.

Namun polisi berhasil mengamankan pelaku pada Selasa (20/8/2019).

Kasus pembantaian sekeluarga ini memiliki lima fakta.

Kelima fakta ini dikutip Tribun Mataram dari Kompas.com.

1. Tak Berniat Membunuh

Kepada polisi, pelaku mengaku tidak ada niat membunuh korban. Awalnya dia hanya ingin mencuri sebuah ponsel di rumah korban.

Peristiwa tersebut terjadi pada pada Selasa (13/8/2019) dini hari saat hendak pulang ke rumah selepas pelaku kumpul-kumpul bersama sejumlah rekannya di kawasan Cilegon, Banten. 

"Pukul satu dini hari hendak pulang ke rumahnya, melintas di rumah korban.

Melihat pintunya terbuka, pelaku menghentikan laju kendaraannya," kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Edy Sumardi di Mapolda Banten, Serang, Selasa.

Melihat pintu terbuka, pelaku berniat masuk dengan niat merampok.

Mengantisipasi terjadi sesuatu, pelaku mengambil sebilah patok yang tergeletak di samping rumah korban yang saat itu tengah dalam proses pembangunan. 

"Pelaku masuk perlahan lewat pintu depan, mau ambil handphone di ruang tamu," kata Edy.

Aksi pelaku kemudian dipergoki oleh korban Rustandi lantaran suara kaki pelaku yang tidak sengaja menendang pengisi baterai ponsel.

Niat Hati Agar Tak Boros Uang Simpanan Rp 10 Juta Malah Dimakan Rayap, Ini Nasibnya Dibawa ke BI

2. Hanya Demi Sebuah Handphone

Saat itu, pelaku hendak pulang ke rumah usai berkumpul dengan teman-temannya di bilangan lingkar Selatan, Kota Cilegon. 

"Mau ambil handphone di ruang tamu, tapi ketahuan, nyawa korban dihabisi dengan cara dipukul dan ditusuk dengan sebilah patok kayu yang diambil di halaman rumah korban," kata Edy saat press release di Mapolda Banten, Selasa (20/8/2019).

Menurut Edy, pelaku melakukan pembunuhan secara spontan setelah aksinya dipergoki oleh  Rustandi yang menjadi korban meninggal.

Selain Rustandi, korban meninggal lain adalah Alif, balita empat tahun anak Rustandi.

Alif meninggal dengan cara dipukul menggunakan patok yang sama untuk membunuh anaknya.

Sementara Siti Sa'idah, istri Rustandi, turut dianiaya hingga kritis.

3. Pelaku Mengenal Korban

Polisi ungkap kronologi pembantaian satu keluarga di Banten
Polisi ungkap kronologi pembantaian satu keluarga di Banten (Kompas.com/Acep Nazmudin)

Kapolres Serang Kota AKBP Firman Affandi mengatakan, pembunuh satu keluarga di Kampung Gegenang, Desa Sukadalem, Kecamatan Waringin Kurung, Kabupaten Serang, Bante, merupakan rekan kerja dari salah satu korban.

Firman mengatakan, pelaku berinisial S tengah menggarap lahan kosong yang lokasinya tidak jauh dari TKP pembunuhan.

"Dia yang kerja di lahan korban, lagi nguruk tanah, bukan rekan kerja pabrik. Untuk motifnya nanti kita tanya yang bersangkutan," kata dia saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (20/8/2019).

4. Kronologi Pembunuhan

Rustandi memergoki pelaku yang akan mngambil handphone di ruang tamu, namun saat akan berteriak kepalanya dipukul dengan patok.

Istri Rustandi, Siti Sa'idah terbangun, pelaku langsung menganiaya korban hingga mengalami luka di beberapa bagian badan dan wajah.

Siti Sa'idah kritis dan pingsan.

Musim Hujan Diprediksi Baru Datang Bulan November, Penjelasan BMKG Musim Hujan yang Terlambat

Sementara korban meninggal Alif yang masih balita, diperlakukan keji dengan dipukul menggunakan patok. 

"Setelah bersimbah darah, pelaku meninggalkan korban dengan membawa satu buah handphone," kata Edy. 

5. Warga Menemukan Korban Pagi Hari

Peristiwa yang diduga pembantaian keluarga tersebut menewaskan Rustadi (33) dan anaknya A (4). Sementara Siti Sa'idah (24), ditemukan dalam kondisi kritis.

Kasatreskrim  Polres Serang Kota AKP Ivan Adhittira mengatakan, peristiwa naas tersebut pertama kali diketahui oleh Asgari, yang merupakan rekan kerja Rustandi pada Selasa (13/8/2019) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.

Saat itu, Asgari hendak mengambil peralatan kerja yang tersimpan di dalam rumah korban.

Diketahui, kata Ivan, korban berprofesi sebagai buruh bangunan. 

"Korban pertama kali ditemukan oleh teman kerjanya, pas mau ngambil alat-alat kerja.

Temannya ini mencium bau amis, pas ke dalam korban sudah pada tergeletak di ruang tamu rumahnya," kata Ivan kepada wartawan di lokasi kejadian di Kabupaten Serang, Selasa (13/8/2019).

Saat ditemukan oleh Asgari, kata Ivan, kondisi Rustandi dan A sudah meninggal dunia dengan bersimbah darah.

Sementara Siti masih bernyawa. Asgari lantas memberi tahu warga di sekitar rumah korban dan melaporkan kejadian tersebut ke polisi. 

"Ibu kritis, sedang dilakukan penanganan oleh medis, kita berdoa agar ibu bisa kembali sehat dan mintai keterangan.

Kondisi luka tusuk bagian punggung belakang," kata Ivan.

Penjelasan Lengkap Polisi yang Lakukan Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya

Untuk korban meninggal Rustandi, kata Ivan, ditemukan setidaknya tiga luka tusukan di bagian kepala.

Sementara korban A, tidak ada luka tusukan maupun sayatan. Polisi menduga, A meninggal lantaran pukulan benda tumpul atau dibanting. (TribunMataram.com/Asytari Fauziah)

Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved