Nasib 5 Anggota TNI Kepung Asrama Mahasiswa Papua di Jatim, Diskors & Diseret ke Pengadilan Militer

Nasib lima anggota TNI yang mengepung asrama mahasiswa Papua di Jawa Timur, diskorsing dan diseret ke Pengadilan Militer.

(Kompas.com via ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO)
Polisi membawa sejumlah orang yang diamankan dari Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019). Sebanyak 43 orang dibawa oleh pihak kepolisian untuk diminta keterangannya tentang temuan pembuangan bendera Merah Putih di depan asrama itu pada Jumat (16/8/2019). 

"Saya pastikan akan menjamin keamanan seluruh warga Papua yang tinggal di Jawa Timur.

Bukan hanya Papua tapi seluruh suku dan di Indonesia yang tinggal di Jawa Timur sepanjang tidak melanggar aturan yang ada," kata Luki usai pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat Papua dan Muspida Jawa Timur di rumah dinasnya, Senin (19/8/2019) malam.

(Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal, Dhias Suwandi)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2019/08/20/10510011/pasca-kerusuhan-manokwari-kesaksian-warga-papua-di-surabaya-hingga-tolak?page=all

TRIBUNMATARAM.COM - Penyebab kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, warga protes rasisme hingga persekusi terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur diduga jadi pemicu.

Kerusuhan besar terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019), gedung DPRD Papua Barat dbakar massa, warga takut berlindung di rumah.

Dugaan penyebab kerusuhan di Papua Barat ini disebabkan karena protes warga atas rasisme dan persekusi kepada warga Papua di Jawa Timur.

Kompas TV melaporkan, dalam kerusuhan itu, massa membakar gedung DPRD Papua Barat.

Dalam tayangan Kompas TV terlihat api bercampur kepulauan asap menyelimuti gedung wakil rakyat di Papua Barat.

Kontributor Kompas TV, Budy Setiawan melaporkan, akibat pembakaran gedung DPRD Papua Barat, sejumlah ruas jalan ditutup.

Salah satunya adalah jalan utama di daerah itu, Jalan Yos sudarso.

Menurut Budi, peristiwa berawal dari aksi protes warga atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Aksi blokade jalan oleh masyarakat Papua di Manokwari, terhadap tindakan rasisme yang terjadi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.(KONTRIBUTOR KOMPAS TV/ BUDY SETIAWAN)
Aksi blokade jalan oleh masyarakat Papua di Manokwari, terhadap tindakan rasisme yang terjadi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.(KONTRIBUTOR KOMPAS TV/ BUDY SETIAWAN) ( )

 Pesta Pernikahan Diserang Bom Bunuh Diri Tewaskan 63 Orang & 182 Terluka, ISIS Klaim Lakukan Ledakan

 Ratapi Korban Luka dan Meninggal Kebahagiaan Pesta Pernikahan Saya Hilang karena Bom Bunuh Diri

 Cek Kompensasi Pemadaman Listrik, Langsung Tertera yang Jumlah Ganti Rugi: Saya Dapat Rp 45.192

 PLN Siapkan Dana 865 Miliar untuk Ganti Rugi karena Listrik Padam, Kapan Kompensasi Diterima?

Massa kemudian menyampaikan protes dengan menyebar ke sejumlah jalan sambil membawa senjata tajam dan spanduk sebagai bentuk protes.

Sebagian massa yang membawa senjata tajam menebang pohon untuk membuat blokade jalan.

Aparat keamanan berusaha membubarkan aksi massa.

Sebagian berjaga di objek vital seperti bank, pusat perbelanjaan dan lainnya.

"Sejumlah ruas jalan ditutup setelah pembakaran gedung DPRD ini," kata Budi melaporkan ke Kompas TV.

Pantauan Kompas.com, sejumlah ruas jalan yang diblokade, yakni Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.

Selain itu, massa juga melemparkan pecahan botol dan merobohkan papan reklame, serta tiang lampu lalu lintas di pinggir jalan Yos Sudarso.

Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap tindakan persekusi dan rasisme yang dilakukan oleh organisasi masyarakat (ormas) dan oknum aparat, terhadap mahasiswa Papua, di Malang, Surabaya dan Semarang.

Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani kepada Kompas TVmenyebutkan, massa menutup hampir semua ruas jalan di Manokwari. 

 Bersitegang dengan Farhat Abbas, Hotman Paris, Pengacara Fairuz A Rafiq Dilanda Duka, Siapa Wafat?

 Botol Air Mineral Untuk Menkeu Sri Mulyani Mendadak Ditarik Lagi Gara-gara Teriakan Menteri Susi Ini

 Guru Beristri di Jambi Hubungan Intim dengan Siswi di Kelas & Kamar Kos, Pemilik Kontrakan Memergoki

 Video Viral Hotman Paris Hutapea Pamer Arloji Rolex, Emas, Berlian, Sambil Nyindir Farhat Abbas?

Bahkan ia tidak bisa mendekati gedung DPRD Papua Barat yang jaraknya cukup dekat dengan kantornya.

Hal itu karena massa masih beringas.

Lakotani mengatakan, pimpinan daerah saat ini sedang berusaha untuk melakukan negosiasi dengan pemimpin aksi.

Ia sudah berkoordinasi dengan kapolda dan panglima TNI untuk bertemu dengan pemimpin aksi massa agar situasi bisa tenang.

"Kami sedang mencari jalan untuk bertemu dengan pimpinan aksi," kata Lakotani. (Kompas.com/KONTRIBUTOR KOMPAS TV MANOKWARI, BUDY SETIAWAN)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2019/08/19/09221791/kerusuhan-pecah-di-manokwari-massa-bakar-gedung-dprd-papua-barat?page=all

Kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019).

Kompas TV melaporkan, dalam kerusuhan itu, massa membakar gedung DPRD Papua Barat.

Terlihat api bercampur kepulauan asap menyelimuti gedung wakil rakyat di Papua Barat.

Evi, salah satu warga yang tinggal di dekat Gedung DPRD Papua Barat menggambarkan kondisi di sekitar lokasi kerusuhan.

"Saya lihat banyak yang terbakar ini. Kerusuhannya kami sudah panik sekali di sini," kata Evi saat dihubungi Kompas.com.

Wanita yang juga bekerja sebagai staf humas Polda Papua Barat ini mengatakan, ia dan keluarga tak dapat beraktivitas di luar rumah.

"Iya saya sekitar kerusuhan. (Rumah) saya posisinya di tengah-tengah keramaian. Saya di dalam rumah. Cuma kita lihat itu DPRD lagi kebakaran itu," ujarnya.

"Ada suami, anak (di dalam rumah). Anak tidak sekolah, diliburkan. Saya juga tidak di kantor karena takut," tambahnya.

Kontributor Kompas TV, Budy Setiawan melaporkan, akibat pembakaran gedung DPRD Papua Barat, sejumlah ruas jalan ditutup. Salah satunya adalah jalan utama di daerah itu, Jalan Yos Sudarso.

Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak menemui langsung dan berbicara kepada warga dan mahasiswa Manokwari, Papua Barat, di lokasi aksi longmarch dan demonstrasi di Manokwari, Senin (19/8/2019) pagi.
Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak menemui langsung dan berbicara kepada warga dan mahasiswa Manokwari, Papua Barat, di lokasi aksi longmarch dan demonstrasi di Manokwari, Senin (19/8/2019) pagi.(dok KOMPAS TV)

Menurut Budi, peristiwa berawal dari aksi protes warga atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur.

Kondisi pada pukul 10.20 WIB, sempat terjadi pertemuan antara aparat dengan pengunjuk rasa.

Namun tidak berakhir dengan baik.

Massa menyerang polisi dengan batu.

Pantauan KompasTV, pengunjuk rasa tidak takut dengan balasan polsi yang menembakkan gas air mata.

Polisi tampak berlindung di balik tameng dari batu yang dilemparkan massa. (Kompas.com/SHERLY PUSPITA)

Sumber : https://www.kompas.com/tren/read/2019/08/19/102503165/kerusuhan-di-manokwari-warga-panik-ketakutan-dan-bersembunyi-di-rumah

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved