Ibu Hamil Ditandu Sepanjang 7 KM Menuju Pusksesmas Terdekat, Bayi dalam Kandungan Meninggal
Seorang wanita hamil di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten, terpaksa ditandu ke puskesmas setelah akses jalan di desa tak bisa dilalui.
Di balik sukses dan lancarnya Pemilu 2019 itu, banyak sejumlah pihak yang berperan penting yaitu para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Merekalah yang melakukan proses pemungutan hingga penghitungan suara sehingga hasilnya bisa diserahkan secara berjenjang hingga ke KPU.
Banyak kabar sejumlah petugas KPPS yang sakit bahkan meninggal dunia karena kelelahan pada proses Pemilu 2019 ini.
• Kelelahan Kawal Kotak Suara Sehari Sebelum Pemilu, Aiptu M Saepudin Meninggal Dunia, Keluhkan Ini
Sama halnya yang dialami oleh seorang Ibu asal Sulawesi Tenggara yang dikabarkan telah ikut berjuang mengawal jalannya Pemilu.
Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com Sabtu (20/4/2019), Sri Utami (30), salah seorang anggota KPPS di TPS 1 Desa Lalonggotomi, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, keguguran setelah bertugas selama dua hari.
Ia kehilangan calon buah hatinya yang berusia dua bulan setelah bertugas sebagai KPPS.
Hal ini dibenarkan suami Sri, Muhammad Agus (32).
"Dia bertugas selama dua hari penuh. Keterangan dari dokter, istri saya keguguran karena kelelahan. Memang ia lembur sampai pagi," ujar Agus saat dihubungi, Sabtu (20/4/2019) malam.
Ia mengaku tidak menyangka jika aktivitas istrinya akan sepadat hari itu.
• Kelelahan Bekerja, 4 Anggota Polisi Ini Meninggal saat Bertugas Amankan TPS Pemilu 2019
Sepekan sebelum pelaksanaan pemungutan suara, istrinya sudah menjalani tugasnya sebagai petugas KPPS.
"Dua hari itu memang sibuk sekali, lembur sampai pagi. Jangankan pulang, shalat saja di TPS. Kalau saya tahu sejak awal akan sesibuk ini, saya mungkin larang," katanya.
Agus menuturkan, istrinya merasa keluar darah sejak 17 April sekitar pukul 18.00 Wita.
Namun, kejadian itu tidak dihiraukan mengingat pekerjaan di TPS saat itu masih banyak.
Keesokan harinya, sekitar pukul 06.00 atau saat sang istri pulang ke rumah, ia merasakan banyak darah keluar.
Kemudian, Agus tersadar bahwa istrinya telah mengalami keguguran.