Ibu Faisal Amir, Mahasiswa Luka Parah saat Demo di DPR Minta Pelaku Menemuinya, Akan Dimaafkan
Ibu Faisal Amir, mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia yang mengalami luka parah saat demo di DPR meminta agar pelaku penganiayaan ditangkap.
Kronologi Ricuh
Mahasiswa menggelar aksi di depan Gedung DPRD Sultra pukul 11.30 wita.
Ketua DPRD Sultra minta perwakilan mahsiswa untuk melakukan audensi.
Sebagian mahasiswa sempat menyepakati hal itu, tapi tak berapa lama massa terbelah.
Ada yang berupaya masuk ke dalam Gedung DPRD.
"Ada sebagian elemen mahasiswa yang memaksakan kehendaknya untuk masuk ke gedung DPRD.
Ada sebagian elemen yang bersedia audensi," ujar Harry.
Kericuhan mulai terjadi, sekitar pukul 15.30 dari kerumunan massa, diketahui ada mahasiswa yang terluka.
• Mahasiswa UHO Tewas Ditembak saat Demo di Sulawesi Tenggara, Luka Dada Sedalam 10 cm, Kakak Histeris
Luka Randy
Sudah disebutkan jika luka di dada kanan Randy cukup parah.
Namun belum bisa dipastikan penyebab luka selebar 5 cm dan kedalaman 10 cm ini.
"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata Yudi Ashari
Untuk memastikan jenis peluru yang menewaskan Randy, tim dokter masih menunggu hasil autopsi.
Dokter Yudi menjelaskan, peluru tidak mengenai organ vital, tapi udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.
"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.
• Randy, Mahasiswa Tewas dengan Luka Tembak saat Demo di DPRD Sultra, Polisi Bantah Pakai Peluru Tajam
Bantahan Polisi
AKBP Harry Golden Hart mengatakan, hingga kini penyebab luka di dada Randi masih diselidiki.
"Ada bekas luka di dada sebelah kanan. Kita belum memastikan luka tersebut karena apa."
"Saat ini korban dibawa dari RS Korem ke Kendari untuk otopsi," ujar Harry.
Harry mengatakan, polisi yang menjaga aksi demo hanya melengkapi diri dengan tameng dan tongkat.
Untuk pengurai massa menggunakan gas air mata, water canon dan beberapa kendaraan.
Dia membantah, petugas menggunakan peluru tajam saat melakukan pengamanan demo.
"Tidak ada (peluru), kami pastikan pada saat apel tidak ada satu pun yang bawa peluru tajam, peluru hampa, peluru karet," ujar Harry.
(TribunMataram.com/Asytari Fauziah/Tribunnews.com/Siti Nurjannah Wulandari)