Polisi Tetapkan 12 Pelajar & 24 Mahasiswa Tersangka Kerusuhan Demo di DPR, Dianggap Serang Petugas
Polisi menetapkan 12 pelajar dan 24 mahasiswa sebagai tersangka dalam kerusuhan demonstrasi yang terjadi di depan Gedung DPR RI Senayan.
TRIBUNMATARAM.COM - Polisi menetapkan 12 pelajar dan 24 mahasiswa sebagai tersangka dalam kerusuhan demonstrasi yang terjadi di depan Gedung DPR RI Senayan.
Adapun para pelajar dan mahasiswa ini ditangkap karena dianggap sebagai pemicu kerusuhan, mulai dari penyerangan petugas hingga perusakan fasilitas umum.
Berikut ini rincian lengkap daftar tersangka demo di depan Gedung DPR RI yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa.
Tercatat 36 orang yang terdiri dari 12 pelajar dan 24 mahasiswa ditetapkan tersangka saat kerusuhan terjadi di Kompleks Parlemen Senayan pada 24-25 September 2019 lalu.
Berdasarkan data yang dimiliki Polda Metro Jaya, pada 24-25 September, tercatat 105 mahasiswa diamankan dengan rincian 24 orang ditetapkan sebagai tersangka dan 81 orang lainnya telah dipulangkan.
• LBH Jakarta Terima Aduan 90 Orang Belum Pulang ke Rumah Sejak Demo Mahasiswa di Depan Gedung DPR RI
Sementara itu, 15 pelajar SMP dan SMA juga diamankan dengan rincian 12 orang ditetapkan sebagai tersangka dan 3 orang dikembalikan ke orangtua.
Adapun, pada 25-26 September, polisi mengamankan 15 mahasiswa dan 83 pelajar.
Namun, belum ada informasi apakah ada yang ditetapkan tersangka dan jumlah orang yang dipulangkan.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto mengatakan, para mahasiswa dan pelajar itu ditetapkan tersangka penyerangan dan pengrusakan fasilitas umum.
"Macam-macam (alasan ditetapkan sebagai tersangka) seperti menyerang petugas, pengrusakan secara bersama-sama dan bahkan ada yang melakukan pembakaran," kata Suyudi kepada wartawan, Jumat (27/9/2019).
Saat ini, para tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif di Polda Metro Jaya.
• Ibu Faisal Amir, Mahasiswa Luka Parah saat Demo di DPR Minta Pelaku Menemuinya, Akan Dimaafkan
Sementara, para pelajar yang berusia di bawah 18 tahun dititipkan di Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani, Jakarta.
"Ditahannya dengan dititipkan ke balai aman Handayani setelah melalui proses diversi dengan didampingi pihak Bapas," ujar Suyudi.
Suyudi menyebut para tersangka dijerat Pasal 170, 212, 214, 406,187 KUHP.
Seperti diketahui, aksi unjuk rasa dilakukan oleh aliansi mahasiswa, pelajar, dan masyarakat sipil di berbagai daerah pada Selasa (24/9/2019) dan Rabu (25/9/2019) sehingga berujung ricuh dengan aparat keamanan di Kompleks Parlemen Senayan.
• Kapolri Tito Karnavian Mutasi 3 Kapolda Papua, Sultra & Riau, Ada Kaitan dengan Peristiwa Besar?
Demo tersebut digelar karena menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK). (Kompas.com/ Rindi Nuris Velarosdela)
Ibu Faisal Amir, Mahasiswa Luka Parah saat Demo di DPR Minta Pelaku Menemuinya, Akan Dimaafkan
TRIBUNMATARAM.COM - Ibu Faisal Amir, mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia yang mengalami luka parah saat demo di depan kantor DPR meminta agar pelaku penganiayaan terhadap anaknya ditangkap dan dihadapkan padanya.
Ratu Agung, ibunda mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia, Faisal Amir meminta keadilan bagi anaknya ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM) untuk menangkap pelaku penganiayaan terhadap putranya.
Ratu Agung bahkan meminta agar pelaku menemuinya secara langsung.
Faisal mengalami pendarahan di kepala dan patah tulang saat aksi demo di Gedung DPR/MPR RI yang berujung ricuh pada Selasa (24/9/2019).
"Saya mohon dengan sangat kepada Komnas HAM untuk mengusut tuntas siapa pelaku kekejaman terhadap Faisal Amir," ujar Ratu saat bertemu para komisioner di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
• Tangis Pilu Ayah Randy, Mahasiswa UHO Tewas Saat Demo, Dijemput Saat Melaut: Kalian Apakan Anakku?
Ratu menegaskan, pihak keluarganya akan tetap melaporkan kejadian ini ke polisi guna menuntut keadilan agar pelaku yang membuat Faisal masuk rumah sakit diungkap.
Kendati demikian, Ratu akan memaafkan pelaku jika dipertemukan. "Saya minta tolong diusut. Hadapkan orangnya pada saya, saya akan maafkan," ujar dia.
Kuasa hukum Faisal dan keluarga, Sumadi Atmaja, mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kronologi singkat perisitiwa yang menyangkut Faisal ke Komnas HAM.
Sumadi juga mendesak Komnas HAM membuat tim pencari fakta (TPF) untuk mencari pelaku pemukulan terhadap Faisal.
"Mendesak Komnas HAM membentuk TPF, siapa pelakunya dan kita akan kawal.
• Yusuf Kardawi Meninggal setelah Demo di Gedung DPRD Sultra, Bekas Benturan Tak Beraturan di Kepala
Komnas HAM juga berjanji akan independen dan mengusut tuntas siapa pelakunya," kata Sumadi.
Faisal dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) RS Pelni oleh teman-temannya dan sejumlah pegawai proyek di kawasan Senayan pada Selasa kemarin, sekitar pukul 19.00 WIB. Faisal saat itu dalam kondisi tidak sadar.
Tim dokter di IGD RS Pelni kemudian memeriksa kondisi Faisal.
Hasilnya, Faisal mengalami pendarahan di kepala dan patah tulang pada bahu kanan.
• Sempat Koma, 1 Lagi Mahasiswa UHO Kendari Tewas di Demo DPRD Sultra, Cedera Kepala hingga Pendarahan
Faisal kemudian menjalani dua operasi. Operasi yang dijalani Faisal berjalan lancar. (Kompas.com/Christoforus Ristianto)

Tangis Pilu Ayah Randy, Mahasiswa UHO Tewas Saat Demo, Dijemput Saat Melaut: Kalian Apakan Anakku?
TRIBUNMATARAM.COM - Immawan Randy salah satu mahasiswa yang tewas saat ikut demo di depan DPRD Sulawesi Tenggara, ayahnya hanya bisa menangis histeris sepulang melaut.
Video viral yang memperlihatkan tangisan seorang ayah mahasiswa UHO yang tewas saat demo ramai di sosial media.
Sang ayah awalnya nampak kebingungan melihat keramaian di rumahnya.
Namun saat memasuki rumah, pria ini nampak berteriak histeris dan menangis.
• Sempat Koma, 1 Lagi Mahasiswa UHO Kendari Tewas di Demo DPRD Sultra, Cedera Kepala hingga Pendarahan
Aksi yang diikuti Immawan Randy di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara berakhir ricuh hingga memakan korban jiwa.
Randy sendiri adalah mahasiswa semester 7 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo ( UHO), Kendari.
Mahasiswa ini meninggal dunia karena tembakan di dada.
Saat dibawa ke RS Ismoyo, Randy keadaannya sudah kritis bahkan tak tertolong.
Dokter RS Ismoyo, Yudi Ashari menjelaskan jika ada luka selebar 5 cm di dada kanan Randi.
Menurut penuturan Yudi, luka dengan kedalaman 10 cm itu diakibatkan oleh benda tajam, seperti dikutip TribunMataram.com dari Tribunnews.com.
"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam."
"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata Yudi Ashari.
• Danai Mahasiswa Demonstran, Ananda Badudu Ungkap Kondisi dalam Kantor Setelah Dipulangkan Polisi
Tewasnya Randy tentu membawa duka mendalam untuk keluarganya.
Sang kakak sempat histeris hingga pingsan dan tak bisa berdiri lagi.
Ayah Randy juga nampak histeris saat pulang selepas melaut.
Terlebih, sang ayah terlambat tahu jika sang anak sudah meninggal dunia lantaran masih melaut.
Reaksi ayah Randi viral di linimasa Twitter.
Akun @caramelbil mengunggah video singkat saat ayah Randi digandeng para tetangga menuju rumah yang sudah ramai pelayat.
Sang ayah hanya menaruh wajah kebingungan dengan jala di tangan.
Saat mulai mendekati rumah, ayah Randi mulai perlahan dekati rumah duka yang terdengar suara isak tangis dari luar.
Terlihat ayah Randi lempar jala di depan rumah dan bertanya-tanya pada semua orang yang datang.
"Ohaii ni yo? (Ada apa ini rame-rame?)" ujar ayah Randi menggunakan bahasa daerah.
• Detik-detik Ananda Badudu Dijemput Polisi karena Danai Demo Mahasiswa, Pintu Kamar Digedor Dini Hari
Saat mulai memasuki rumah, semakin keras tangisan terdengar.
"Kalian apakan anakku" teriak ayah Randi mengetahui kematian anaknya.
"ini bapaknya mhs UHO korban aksi yang wafat tadi, baru pulang dari melaut, ga tau apa2 terus nanya
"kenapa rame-rame?"
pas naik liat jasad anaknya "kalian apakan anak ku"
ya Allah ambyar
#KendariBerduka," tulis akun @caramelbil.
Kronologi Ricuh
Mahasiswa menggelar aksi di depan Gedung DPRD Sultra pukul 11.30 wita.
Ketua DPRD Sultra minta perwakilan mahsiswa untuk melakukan audensi.
Sebagian mahasiswa sempat menyepakati hal itu, tapi tak berapa lama massa terbelah.
Ada yang berupaya masuk ke dalam Gedung DPRD.
"Ada sebagian elemen mahasiswa yang memaksakan kehendaknya untuk masuk ke gedung DPRD.
Ada sebagian elemen yang bersedia audensi," ujar Harry.
Kericuhan mulai terjadi, sekitar pukul 15.30 dari kerumunan massa, diketahui ada mahasiswa yang terluka.
• Mahasiswa UHO Tewas Ditembak saat Demo di Sulawesi Tenggara, Luka Dada Sedalam 10 cm, Kakak Histeris
Luka Randy
Sudah disebutkan jika luka di dada kanan Randy cukup parah.
Namun belum bisa dipastikan penyebab luka selebar 5 cm dan kedalaman 10 cm ini.
"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata Yudi Ashari
Untuk memastikan jenis peluru yang menewaskan Randy, tim dokter masih menunggu hasil autopsi.
Dokter Yudi menjelaskan, peluru tidak mengenai organ vital, tapi udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.
"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.
• Randy, Mahasiswa Tewas dengan Luka Tembak saat Demo di DPRD Sultra, Polisi Bantah Pakai Peluru Tajam
Bantahan Polisi
AKBP Harry Golden Hart mengatakan, hingga kini penyebab luka di dada Randi masih diselidiki.
"Ada bekas luka di dada sebelah kanan. Kita belum memastikan luka tersebut karena apa."
"Saat ini korban dibawa dari RS Korem ke Kendari untuk otopsi," ujar Harry.
Harry mengatakan, polisi yang menjaga aksi demo hanya melengkapi diri dengan tameng dan tongkat.
Untuk pengurai massa menggunakan gas air mata, water canon dan beberapa kendaraan.
Dia membantah, petugas menggunakan peluru tajam saat melakukan pengamanan demo.
"Tidak ada (peluru), kami pastikan pada saat apel tidak ada satu pun yang bawa peluru tajam, peluru hampa, peluru karet," ujar Harry.
(TribunMataram.com/Asytari Fauziah/Tribunnews.com/Siti Nurjannah Wulandari)