Rindu Pada Ibunya, Nasir Nekat Bongkar Makam dan Bawa Jenazah ke Rumah, Ini yang Dialaminya
Ibunya baru meninggal 40 hari yang lalu, Nasir nekat bongkar makam karena rindu dan bawa pulang jenazah sang ibu, ini tiga hal yang dialaminya.
Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNMATARAM.COM - Ibunya baru meninggal 40 hari yang lalu, Nasir nekat bongkar makam karena rindu dan bawa pulang jenazah sang ibu, ini tiga hal yang dialaminya.
Warga Desa Kedungsumur, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo sempat geger dengan aksi Nasir.
Seroang pria yang nekat membongkar makam ibunya.
Ibu Nasir ini baru saja dimakamkan selama 40 hari yang lalu.
• Viral Pria Dikubur Ternyata Masih Hidup, 7 Jam Setelah Pemakaman Pulang ke Rumah
Namun Nasir yang diketahui memiliki gangguan jiwa tak bisa menahan kerinduaannya.
Hingga akhirnya ia nekat untuk menggali makam ibunya ini.
Aksinya ini sempat mengebohkan warga sekitar.
Apalagi pemakaman kembali ibunda Nasir juga viral di media sosial.
Ini dia 3 hal yang dialami Nasir hingga berani mengambil jenazah ibunya dan akhirnya mau menguburkannya kembali.
1. Diduga Rindu Ibunya
Kapolsek Pakuniran Iptu Habi Sutoko mengatakan, pelaku yang membongkar makam ibunya itu, tengah mengalami gangguan jiwa berat.
Pelaku Nasir itu merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara.
Alasan dibongkarnya makam itu, menurut Kapolsek, lantaran pelaku merindukan keberadaan ibunya sendiri.
Sehingga, pelaku memutuskan untuk membongkar makam dan membawa jenazah itu ke rumahnya.
• Ibu Dibunuh dan Ayahnya Dipenjara, Pelajar SMP di NTT Gantung Diri di Rumahnya
2. Bongkar Makam Sendirian
Menurut Amin, warga setempat, penggalian makam almarhumah Sumarto (70) oleh Nasir, anaknya, dilakukan setelah Sumarto meninggal dunia 40 hari lalu.
"Nasir membongkar makam ibunya seorang diri, saat kematian ibunya menginjak 40 hari.
Setelah itu, Nasir mengangkat jenazah ibunya dan dibawa pulang ke rumahnya.
Agar tidak diketahui orang, Nasir memasukkan jenazah sang ibu ke dalam karung dan kemudian menggotongnya," katanya, Senin (14/10/2019).
Amin menambahkan, saat pembongkaran pada Jumat itu tak ada warga yang mengetahuinya.
Sebab, posisi makam itu berada di tengah hutan. Jarang sekali warga yang ke sana.
• Anaknya Korban Demo di Gedung DPR, Tangis Histeris Rosminah Ibunda Akbar Alamsyah: Anak Saya Disiksa
3. Bawa Pulang Jenazah Ibunya

Jenazah sang ibu sempat diinapkan di rumah Nasir.
Tetapi Sul, kerabatnya, mengetahui kejadian itu.
Sul kemudian membujuk Nasir agar mau mengembalikan jenazah Sumarto.
Nasir yang mengalami gangguan jiwa, akhirnya bersedia.
Pada Minggu (13/10/2019) siang, Nasir mengembalikan jenazah ibunya ke liang kubur.
• Balita di Langkat Tewas Disulut Rokok & Digantung di Pohon oleh Ayah Tiri, Ibu Ikut Kubur di Bukit

Demi Sembuhkan Anaknya, Ayah Tega Kubur Bocah 12 Tahun Ini Hidup-hidup Sampai Kurung di Kandang Ayam
TRIBUNMATARAM.COM - Beragam upaya dilakukan pasangan Hamzah (40) dan Latifah (36) untuk menyembuhkan anaknya, Moh. Efendi (12).
Bocah asal Dusun Bringin, Desa Angsana, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan itu hanya bisa merangkak dan tak bisa berbicara seperti layaknya manusia.
Sebelum mengurungnya di bekas kandang ayam, bocah itu pernah dikubur hidup-hidup separuh badan oleh ayahnya, Hamzah.
• 5 Fakta Viral Slip Gaji Bupati Banjarnegara Rp 5,9 Juta, Foto Diambil Anaknya yang Masih SMP
Moh. Hamzah kepada Kompas.com saat ditemui di kediamannya, Jumat (4/10/2019) menjelaskan, Efendi dikubur atas petunjuk salah satu guru spiritual asal Kalimantan Barat.
Penguburan itu dilakukan bertepatan dengan hari Jumat Legi di depan rumahnya.
"Efendi pernah dikubur separuh badan di depan rumah karena petunjuk guru spiritual," ujar Hamzah.
Namun, upaya penyembuhan melalui ritual itu tidak ada hasilnya.
Hamzah bersama istrinya Latifah (36) tidak patah arang. Keduanya masih berupaya lagi mencari petunjuk ke guru spiritual lainnya.
Salah satu yang didatangi di Kota Malang.
"Petunjuk guru yang di Malang diminta agar dirawat seperti biasanya saja.
Sebab, kelak saat dewasa akan menjadi guru spiritual yang banyak didatangi orang," kata Hamzah.
Hamzah dan istrinya mulai putus asa untuk mengobati anaknya. Sebab, secara fisik kondisi tubuh anaknya tidak ada penyakit.
Efendi hanya tidak bisa berdiri, tidak bisa berbicara dengan bahasa orang normal dan tidak tuli.
Sehingga, Efendi dirawat apa adanya di dalam kurungan.
Bidan desa setempat pernah mengajak Hamzah dan istrinya untuk mengobati Efendi ke rumah sakit dengan biaya gratis, asalkan memiliki kartu BPJS.
Ajakan itu gagal karena Efendi tidak masuk dalam daftar anggota keluarga.
Sehingga, proses memasukkan nama Efendi ke dalam kartu keluarga, memperlambat proses pengobatan.
"Saat di rumah sakit, dokter hanya bilang ada gangguan saraf.
Tapi kami tidak diberi obat dan hanya diminta terapi ke rumah sakit secara rutin," ungkap Hamzah.
• Polisi Amankan Pelajar yang Terlantar Setelah Ikuti Demo di DPR, Termasuk Anak SD!
Menurut Latifah, ibu kandung Efendi, terapi hanya sekali dilakukan ke rumah sakit.
Alasannya, keluarga tidak punya biaya untuk bolak-balik dan tidak kendaraan yang akan mengantarkan.
"Jadi kami rawat apa adanya saja. Ke guru spiritual sudah. Ke rumah sakit sudah. Biarkan dikurung saja," terang Latifah.
Efendi dikurung di bekas kandang ayam, karena bisa menghilang dari rumahnya dengan cara merangkak.
Hal itu terjadi saat kedua orangtuanya bekerja di luar rumah.
Pernah suatu ketika, Efendi hilang dan ditemukan di pinggir sungai dan di pinggir hutan sampai malam hari.
(TribunMataram.com/Asytari Fauziah)