Viral Hari Ini

Buntut Panjang Video Viral Motivator Pukul & Tempeleng Siswa SMK, 10 Korban Lebam hingga Mimisan

Buntut panjang video viral motivator pukul dan tempeleng siswa SMK, 10 orang jadi korban, alami luka lebam hingga mimisan.

TribunMataram Kolase/ (KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)
Tangkap layar video pemukulan siswa oleh motivator yang tersebar di media sosial 

TRIBUNMATARAM.COM - Buntut panjang video viral motivator pukul dan tempeleng siswa SMK, 10 orang jadi korban, alami luka lebam hingga mimisan.

AS, seorang motivator wirausaha di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang dilaporkan oleh orangtua wali murid ke polisi karena memukul anak-anaknya.

Video pemukulan yang dilakukan AS pun viral, 10 siswa yang jadi korban melakukan visum.

Kasus pemukulan sejumlah pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 2 Kota Malang oleh seorang motivator berinisial AS alias AP, terekam video dan menjadi viral di media sosial.

Tak Cuma Diculik, Widy Vierratale Dianiaya Mantan Sampai Berlumuran Darah, Dipukuli Habis-habisan

Dalam rekaman tersebut tampak sejumlah siswa berbaris di depan kelas dan ditempeleng satu per satu oleh pelaku.

Saat itu, sejumlah siswa sedang mengikuti Seminar Motivasi Berwirausaha yang diisi oleh AS sebagai motivator.

Aksi pemukulan tersebut diduga AS tersinggung saat siswa tertawa saat ada penulisan kata ‘goblok’.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Update, jumlah siswa yang dipukul ada 10 orang

Tangkap layar video pemukulan siswa oleh motivator yang tersebar di media sosial
Tangkap layar video pemukulan siswa oleh motivator yang tersebar di media sosial(KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)

Dari hasil pemeriksaan sementara hingga hari Jumat (18/10/2019), Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander, mengatakan, sudah ada 10 siswa yang jadi korban.

"Dari 10 orang, yang lapor masih 9 orang. Yang satu masih mimisan. Nanti kita cek, kalau yang bersangkutan sudah bisa diberi keterangan berita acara, kita periksa," katanya di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Jumat (18/10/2019).

Dikenal Cerdas, Siswa SMP Kupang Tak Pernah Besuk Ayahnya Dipenjara karena Bunuh Ibunya

Dony mengatakan, berdasarkan hasil visum, ada korban yang mengalami luka di bibir. Sisanya hanya mengalami luka lebam di pipinya.

"Visum yang keluar baru satu, luka di bibir. Sisanya hanya luka bekas lebam," katanya.

2. Video pemukulan jadi viral di media sosial

Ilustrasi media sosial
Ilustrasi media sosial(ViewApart)

Saat sejumlah siswa SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang sedang mengikuti Seminar Motivasi Berwirausaha yang diisi oleh AS sebagai motivator, terjadi insiden pemukulan.

Diduga, AS memukul karena tersinggung saat siswa tertawa ketika ada penulisan kata ‘goblok’.

Menurut Dony, hingga saat ini polisi masih menyelidiki kasus pemukulan tersebut.

Misteri yang Tersisa dari Kematian 3 Mahasiswa dalam Demo di Depan Gedung DPR yang Ricuh

“Kami masih di lapangan untuk cek korban dulu ya,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis malam.

3. Siswa alami luka di bagian wajah

Kapolres Malang Kota bersama Forkopimda Kota Malang saat menemui siswa korban pemukulan motivator di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Jumat (18/10/2019)
Kapolres Malang Kota bersama Forkopimda Kota Malang saat menemui siswa korban pemukulan motivator di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Jumat (18/10/2019)(KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)

Dony mengatakan, berdasarkan hasil visum, ada korban yang mengalami luka di bibir. Sisanya hanya mengalami luka lebam di pipinya.

"Visum yang keluar baru satu, luka di bibir. Sisanya hanya luka bekas lebam," katanya.

Pihaknya masih terus memintai keterangan sejumlah saksi terkait kasus itu. Termasuk memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) pemukulan.

Seperti diketahui, aksi pemukulan oleh oknum motivator digital marketing tersebut terjadi saat acara Seminar Motivasi Berwirausaha di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Kamis (17/10/2019).

4. Penjelasan pihak sekolah

Wali Kota Malang Sutiaji bersama jajaran Forkopimda Kota Malang saat menemui siswa korban pemukulan di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Jumat (18/10/2019)
Wali Kota Malang Sutiaji bersama jajaran Forkopimda Kota Malang saat menemui siswa korban pemukulan di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Jumat (18/10/2019)(KOMPAS.com/ANDI HARTIK)

Kepala SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang Nur Cholis mengatakan, setelah mengetahui kejadian itu, pihak sekolah menemui AS.

Saat itu AS kemudian meminta maaf atas tindakannya. Namun ternyata beberapa orangtua yang anaknya jadi korban telah melaporkan AS ke polisi.

Seperti diketahui, SMK Muhammadiyah 2 memang kerap menggelar seminar dengan mendatangkan motivator. AS didatangkan oleh pihak sekolah sebagai motivator kewirausahaan.

"Yang Pak AS itu adalah motivator kewirausahaan. Masih yang pertama kali," kata Nur.

(Penulis: Penulis : Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Khairina)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2019/10/19/05450031/fakta-lengkap-motivator-tempeleng-siswa-korban-jadi-10-hingga-pelaku-minta?page=all#page2

Fakta Tragis Kematian Pemuda Lombok Timur yang Tewas saat Ditilang, Sempat Minta Berhenti Dipukuli

TRIBUNMATARAM.COM - Fakta tragis di balik kematian Zainal Abidin (29), pemuda asal Desa Paok Motong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat / NTB yang tewas dipukuli oknum polisi saat ditilang.

Kematian Zainal Abidin saat ditilang, Kamis (5/9/2019) lalu menyisakan kisah tragis di baliknya.

Zaenal Abidin (29) seorang pemuda asal Desa Paok Motong, Lombok Timur, tewas setelah diduga berkelahi dengan anggota Satlantas di lapangan apel Satlantas Polres Lombok Timur ini rupanya sempat meminta tolong agar dirinya tidak dipukuli.

Untuk mengungkap tewasnya Zaenal, Polda NTB pun memeriksa Ikhsan yang merupakan keponakan dari Zaenal.

Hasilnya, dari keterangan Ikhsan, ia mengaku melihat pamannya dipukul tiga oknum polisi dengan menggunakan traffic cone atau kerucut lalu lintas.

Tak hanya itu, menurut Ikhsan, kalau pamannya tidak hanya dipukul di halaman Satlantas saja, bahkan juga di atas mobil patroli dipukul oleh oknum polisi yang berbeda.

Bahkan, sambung Ikhsan, pamannya sempat minta tolong kepada oknum polisi agar berhenti dipukuli.

Untuk mengungkap kasus kematian Zaenal, pihak Polda NTB pun sudah memeriksa 14 saksi, bahkan Kapolda NTB Irjen Nana Sudjana menegaskan akan segera menetapkan tersangka dalam waktu kurang tiga minggu.

Berawal dari ditilang

Nana mengungkapkan, kronologi perkelahian antara oknum polisi di lapangan Satlantas Polres Lombok Timur dan seorang warga bernama Zaenal Abidin, dipicu dari Zaenal yang terjaring razia operasi patuh yang dilaksanakan pada hari Kamis (5/9/2019) lalu sekitar pukul 16.00 WIB.

Tak terima sepeda motornya terjaring razia, sambung Nana, pada pukul 20.20 Wita, Zaenal pun mendatangi Polres Lotim dengan menggunakan sepeda motor dari arah melawan arus dan tanpa helm memasuki pintu gerbang kantor Satlantas.

Nana melanjutkan, Zaenal kemudian menanyakan motornya. Tiba-tiba, kata Nana, Zaenal memukul anggota Satuan Lalu Lintas yang memicu terjadinya perkelahian tersebut.

"Tiba-tiba Zaenal memukul anggota lantas (polantas) yang mengakibatkan terjadinya perkelahian, dengan anggota yang bertugas," ungkap Nana, dalam jumpa pers, Senin (9/9/2019).

Terdapat luka memar di tubuh Zaenal

Ayah Zaenal Abidin, Sahabudin (60) mengatakan, terdapat luka memar di sekujur tubuh anaknya Zaenal.

Hal itu diketahui Sahabudin saat tiba di Rumah Sakit Umum Sudjono (RSUD) Lombok Timur, tempat anaknya dirawat.

"Saya kaget ternyata di bagian muka memar, di belakang kepalanya ada memar juga, dan di kakinya," ungkap Sahabudin saat ditemui di kediamannya di Dusun Tunjang Selatan, Minggu (8/9/2019).

Sahabudin mengatakan, dia mendapat informasi bahwa anaknya masuk rumah sakit dari polisi pada Sabtu dini hari pukul 04.00 WITA.

"Sekitar jam 4 malam itu saya dapat informasi dari petugas, Zaenal masuk rumah sakit," katanya.

"Kalau kelihatannya ada yang memukul tapi saya tidak tahu siapa orangnya," sambungnya.

Diminta ditangani transparan

Merasa ada kejanggalan pada kematian anaknya, keluarga Zaenal pun meminta pendampingan dari Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) Fakultas Hukum Universitas Negeri Mataram (Unram) terkait kasus ini.

“Yang pertama, kami berharap kepolisian terbuka menyampaikan fakta yang sebenarnya terjadi, oleh para pelaku kalau memang ditemukan ada dalam peroses kasusnya Zaenal,” kata Joko Jumadi, selaku penasehat hukum di BKBH Fakultas Hukum Unram, Senin (9/9/2019).

Joko sebelumnya mengatakan, pihaknya menduga ada kesalahan SOP kepolisian terkait penanganan kasus Zaenal.

Salah satu buktinya dikuatkan dengan adanya pemberian tali asih kepada keluarga dan tanda tangan surat pernyataan.

“Kuat dugaan dari kami ada kesalahan SOP, kenapa ini teman-teman kepolisian pasti sudah tahu, kalau tidak ada kesalahan, tidak mungkinlah ada tali asih,” ungkapnya.

Sudah periksa empat belas saksi

Kapolda NTB Irjen Nana Sudjana mengatakan, Polda NTB masih melakukan investigasi atas kasus kematian Zaenal yang diduga dianiaya oleh oknum Polres Lombok Timur.

Selain masih melakukan investigasi, sambung Nana, pihaknya juga telah memeriksa 14 orang yang diduga melakukan penganiayaan.

“Kami telah memeriksa 14 orang, sampai saat ini masih belum bisa menentukan tersangka, statusnya masih saksi, karena kami masih mencari bukti-bukti lain,” katanya Kamis (19/9/2019).

Diakui Nana, sudah ada petunjuk untuk menetapkan tersangka. Namun, ia menegaskan bahwa perlu memeriksa lebih dalam terkait peran dari terduga pelaku penganiayaan.

“Memang sudah ada arah, beberapa oknum anggota, sudah mengarahkan kepada tersangka, tapi masih memerlukan pemeriksaan terkait dari peran masing-masing tersebut,” ujarnya.

Pengakuan Ikhsan keponakan Zaenal

Ikhsan yang merupakan keponakan Zaenal Abidin yang menjadi saksi dalam kasus perkara tersebut mengaku kalau pamannya terlebih dahulu melakukan pemukulan terhadap petugas polisi.

"Paman saya yang memukul duluan, memukul pakai tangan, minta motor," ungkap Ikhsan, seusai diperiksa penyidik Polda NTB, Jumat (20/9/2019).

Namun setelah itu, lanjutnya, ia melihat ada tiga oknum polisi memukul pamannya dengan menggunakan traffic cone atau kerucut lalu lintas.

Pemukulan itu terjadi saat dirinya kembali setelah memanggil seorang polisi.

"Satu polisi yang nyamperin kami, kemudian memanggil polisi yang di ujung, karena dia lama tidak mendengar, kemudian saya disuruh panggil. Pas baliknya itu, nah di sana lah saya lihat paman saya itu dipukul pakai kerucut," ujarnya.

Selain itu, masih dikatakan Ikhsan, kalau pamannya tidak hanya dipukul di halaman Satlantas saja, bahkan di atas mobil patroli juga di pukul oleh polisi yang berbeda.

"Di atas mobil patroli juga dipukul oleh polisi lain, jumlahnya satu orang, waktu itu dipukul mukanya," katanya.

Ditambahkan Iksan, pamannya sempat minta tolong agar berhenti dipukuli.

"Pas dipukul di tempat lantas, dia (Zaenal) sempat minta tolong polisi, minta maaf, supaya berhenti dipukul," ungkapnya.

Walau Zaenal telah meminta tolong, sambung Ikhsan, oknum polisi itu tetap tidak mengindahkannya.

"Sempat minta maaf, tapi tidak tahu dia lanjut (memukul)," katanya.

Sumber: KOMPAS.com (Idham Khalid)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2019/09/23/06450481/kisah-tragis-zaenal-tewas-usai-berkelahi-dengan-oknum-polisi-sempat-minta?page=all

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved