Dua Gebrakan Dokter Terawan Setelah 2 Minggu Jabat Menkes, Bikin Pencetus 'Cuci Otak' Makin Disegani
Dokter Terawan Agus Putranto atau yang akrab disapa dokter Terawan tak henti menjadi pusat perhatian.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Agung Budi Santoso
@theSOWONG: Tipikal tentara, mau makan dimana saja oke. Harus diapresiasi kalo ada pimpinan yg mau makan semeja dgn bawahan. Bawahannya bangga lho kalo bisa makan semeja dgn pimpinannya.
@winzoeloe: Luar biasa....dan harus di contoh kesederhanaan nya.
@marcia_nang: Sederhana, lembut & humble.. ahhh bapakk
Di balik sosoknya yang kini dikenal sebagai Menkes, dokter Terawan bukanlah sosok yang sembarangan.
Sosok dokter Terawan ini dikenal dengan sepak terjangnya yang cemerlang di dunia medis.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto bahkan adalah salah satu pasien langganan dokter Terawan.
• Mengenal dr Terawan Menteri Kesehatan yang Baru, Dokter Cuci Otak yang Kontroversial!
Namun meski dikenal memiliki sepak terjang yang cemerlang di dunia medis, dokter Terawan rupanya punya catatan buruk dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Melansir Majalah Intisari, pada tahun 2008, dokter Terawan pernah dipecat atau diberhentikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait metode terapi 'cuci otak' yang tengah ia kembangkan.
Terapi 'cuci otak' dengan Digital Substracion Angiography (DSA) yang ia kembangkan diklaim bisa menghilangkan penyumbatan di otak yang menjadi penyebab stroke.
Namun, metode 'cuci otak' yang dikenalkan Terawan ini rupanya menuai pro kontra lantaran dianggap memiliki resiko yang begitu tinggi dan belum teruji klinis.
Imbasnya, IDI sempat memberikan sanksi kepada dokter Terawan yaitu berupa pemecatan dari keanggotaan selama 12 bulan karena dianggap telah melanggar kode etik kedokteran.
• Daftar 12 Calon Wakil Menteri yang Penuhi Panggilan Jokowi di Istana Hari Ini, Ada Anak Bos MNC TV
Bahkan sanksi pemecatan dari IDI ini sampai berimbas pada pelantikannya sebagai Menkes.
Dilansir dari Tribun Kesehatan, pengangkatan dokter Terawan sebagai Menkes ini sempat ditolak dan tak disetujui oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
MKEK bahkan sempat mengirim surat penonalakan kepada Presiden Jokowi 3 minggu sebelum pelantikan resmi menteri Kabinet Indonesia Maju.
Kendati demikian, nampaknya baik dari pihak Jokowi sebagai kepala negara maupun dokter Terawan tak mau ambil pusing masalah seperti ini. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)