Berenang Tanpa Izin di Kolam Renang Hotel, Seorang Mahasiswa Tewas Tak Terselamatkan

Seorang mahasiswa Universitas Dwijendra, Stepanus Lende (20) dilaporkan tewas saat berenang di kolam renang sebuah hotel di Denpasar, Bali.

Editor: Asytari Fauziah
Grid.Id
Ilustrasi tenggelam 

TRIBUNMATARAM.COM Seorang mahasiswa Universitas Dwijendra, Stepanus Lende (20) dilaporkan tewas saat berenang di kolam renang sebuah hotel di Denpasar, Bali, Selasa (5/10/2019).

Kepala Polsek Denpasar Timur (Dentim), Kompol I Nyoman Karang Adiputra mengatakan, korban bersama temannya berenang tanpa izin manajemen hotel.

"Renang tanpa seizin manajemen hotel. Korban saat renang mengarah pada kedalaman dua meter, korban tenggelam," kata Nyoman Karang, Selasa (5/11/2019) malam.

Kronologi kejadiannya, saat itu korban bersama temannya bernama Maksi tiba pukul 12.00 Wita.

Tragedi 5 Siswa SMP Budhaya III Tewas Tenggelam, Kepala Desa Sudah Peringatkan dari Awal

Mulanya, keduanya berenang di kolam dangkal kurang lebih 10 menit. 

Setelah itu pindah ke kolam dengan kedalaman dua meter.

Namun, tak lama setelah itu terdengar korban minta tolong.

Korban kemudian ditolong oleh temannya bernama Stevan dan Maksi.

Namun, keduanya tak mampu mengangkat tubuh korban karena berat. 

Maksi kemudian lari ke depan hotel dan minta tolong kepada tukang kebun hotel.

Saat diangkat ke pinggir kolam, korban sudah dalam keadaan tidak sadar dan tidak bergerak.

Nasib Tragis Imam, Sarankan Prada DP Bakar Mayat Vera Oktaria, Tewas Tenggelam Sebulan Kemudian

Korban dan rekannya sering curi waktu berenang

Nyoman Karang melanjutkan, dari keterangan Sugiyono (56), marketing pihak hotel, pada hari kejadian tidak ada yang memberikan izin untuk berenang.

Jadi Sugiyono kaget karena tiba-tiba ada laporan orang yang tenggelam di kolam renang hotelnya.

Menurutnya, korban bersama teman-temannya sering berenang di kolam hotel tanpa izin.

Namun, begitu dihampiri oleh karyawan selalu lari.

Cerita Korban Selamat KM Pieces yang Tenggelam di Kalsel, 8 Hari Bertahan Hidup Minum Air Seni

Sekitar pukul 14.00 wita, tim BPBD Provinsi Bali tiba dan melakukan tindakan pertolongan pertama selama 20 menit.

Namun tidak berhasil dan korban sudah dinyatakan meninggal dunia.

Jenazah korban kemudian sudah dibawa ke RSUP Sanglah Denpasar untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Diduga, korban meninggal dunia akibat tenggelam karena kurang bisa berenang. (Kompas.com/Kontributor Bali, Imam Rosidin/Aprillia Ika)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berenang Tanpa Izin, Mahasiswa Tewas Tenggelam di Kolam Renang Hotel di Bali"

Lima orang wisatawan asal Jakarta dilaporkan meninggal tenggelam di Kawasan Wisata Baduy, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (25/10/2019).
Lima orang wisatawan asal Jakarta dilaporkan meninggal tenggelam di Kawasan Wisata Baduy, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (25/10/2019). (Dok. warga Baduy)

POPULER Kronologi 5 Siswa SMP Tewas Tenggelam di Sungai Terlarang, Istirahat Nekat Mandi di Sungai!

TRIBUNMATARAM.COM Lima siswa SMP Jakarta meninggal dunia karena tenggelam di sungai terlarang yang ada di Baduy, Kepala Desa sudah beri peringatan, korban tak izin guru.

Study tour yang seharusnya menyenangkan malah menjadi duka bagi siswa SMP Budhaya III Duren Sawit.

Pasalnya ada 5 teman mereka yang meninggal dunia akibat tenggalm di Sungai Ciujung, Kampung Gajeboh, Desa Kanekes, Kecamata Leuwimandar, Kabupaten Lebak, Banten.

Kejadian ini terjadi pada Jumat (25/10/2019).

Menurut Wendy, korban bersama rombongan tengah melakukan kunjungan ke kawasan wisata adat Baduy bersama rombongan sekolah dari Jakarta.

Total peserta mencapai 120 orang.

"Rombongan datang pagi ini, mereka sedang berwisata," kata dia.

Wendy mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang, di antaranya penyelenggara, pihak sekolah dan saksi di lokasi kejadian.

Sekretaris Desa Kanekes Sarpin mengatakan, lima wisatawan yang meninggal merupakan siswa SMP dari Jakarta yang tengah melakukan kunjungan wisatawan ke Baduy.

"Betul, ada lima orang, infonya lagi main air di Gajeboh, Baduy luar," kata Sarpin saat dihubungi, Jumat.

Sarpin mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Jumat siang.

Rombongan wisatawan saat itu tengah istirahat di Gajeboh yang merupakan batas terakhir saat hendak berkunjung ke Baduy dalam.

 5 Fakta Kecelakaan Tol Lampung Tewaskan Sekeluarga, Anak Sulung Sebut Ayah Mengantuk & Tabrak Truk

Kelima korban termasuk dalam 120 siswa dari sekolah lain untuk berkunjung ke Kawasan Wisata Adat Baduy.

Jumat pagi mereka sudah tiba di Baduy, kemudian beristirahat di perbatasan Baduy Luar dan Baduy dalam.

Saat waktu istirahat dan bebas, kelima siswa ini mandi di sungai Kampung Gajeboh.

"Sekitar jam 12.00 WIB waktu istirahat, siswa mandi di sungai Kampung Gajeboh tanpa seizin gurunya," kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardi melalui keterangan tertulis dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Sabtu (26/10/2019).

Tanpa sepengatahuan guru, ternyata mereka berenang di bagian sungai yang memiliki kedalaman tiga meter.

Kata Edy, awalnya yang bermain di sungai ada tiga siswa.

Namun, ternyata tiga siswa itu tidak bisa berenang dan perlahan-lahan mulai tenggelam.

Dua siswa lain yang melihat kejadian itu berusaha untuk menolong.

Namun, keduanya juga turut tenggelam hingga total korban yang tenggelam lima orang.

Kelima korban akhirnya ditolong oleh warga setempat dan dievakuasi ke Puskesmas Cisimeut sekitar pukul 14.30 WIB.

"Korban tenggelam di Baduy Gajeboh dilakukan proses identifikasi, kita periksa secara keseluruhan, ciri umum dari pakaian dan ciri khusus, seperti tanda lahir hingga susunan gigi," kata Kabiddokkes Polda Banten AKBP dr Nariyana di RSUD dr Adjidarmo, Jumat (25/10/2019).

 Bangkit Sempat Beri Pesan Terakhir untuk Istri yang Hamil 7 Bulan Sebelum Tewas Diculik & Dibunuh

Selain itu, pihak kepolisian juga membuka Post Ante Mortem di RSUD dr Adjidarmo.

Hal itu diperuntukkan bagi bagi keluarga dan kerabat korban yang hendak mengumpulkan data identitas korban yang diketahui masih di bawah umur.

"Yang kita butuhkan dari keluarga, ciri-ciri fisik secara umum, dia apakah punya luka, ciri khusus tanda lahir, tahi lalat, Identitas dari pihak sekolah sudah ada, tim Inafis sudah ambil sidik jari dan bisa kita cocokan dengan ijazah SD," kata Nariyana.

Kelima korban ini diketaui bernama Moses Imanuel Baskoro, Sahrul Ramadhan, Paskaleo Anesho Telaumbanua, dan Christiano arthur.

Kepala Desa Kanekes Jaro Saija mengatakan, sungai tempat korban berenang adalah Sungai Ciujung.

Kata dia, wisatawan memang dilarang untuk berenang di sana lantaran sungainya dalam.

"Tenggelamnya di sungai Ciujung, memang dalam, karena ada leuwi (cekungan), wisatawan dilarang ke sana," kata dia.

Kepala desa menyebutkan jika ia sudah memwanti-wanti dengan aturan yang ada.

Termasuk larangan untuk mandi di Sungai Ciujung di Kampung Gajeboh.

"Dari awal sudah dilarang, dikasih peringatan, hari Jumat jangan teriak-teriak, jangan mandi ke sungai. Sudah ada batasan - batasannya," kata dia.

Orang Tua Cemas tunggu kepulangan

Orang tua murid SMP Budhaya III Santo Agustinus saat menanti kedatangan anak mereka di Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (25/10/2019).
Orang tua murid SMP Budhaya III Santo Agustinus saat menanti kedatangan anak mereka di Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (25/10/2019). (Tribun Jakarta/Bima Putra)

Setelah mendengar ada lima siswa tewas tenggelam di Sungai Gajeboh, orangtua siswa SMP Budhaya III Santo Agustinus bergegas menyambangi sekolah mereka.

Mereka menanti kepulangan anaknya yang memang dijadwalkan tiba di Ibu Kota, Jumat malam.

Jhonny, salah satu orangtua siswa, mengatakan bahwa anaknya Fransika (14) selamat dari musibah tersebut.

"Saya ditelepon anak saya, dia gemetaran pas nyeritain. Katanya, ada anak sekolah meninggal lima orang.

Istri saya langsung nangis, puji Tuhan anak saya tidak apa-apa," ujarnya.

 7 Fakta Remaja Putus Sekolah karena Ayah Ibu Tewas Dipatuk Ular, Kerja Serabutan Demi 3 Adik

Namun, ia mengaku masih belum mengetahui detail kronologinya.

Jumat malam, rombongan para pelajar yang study tour ke wisata adat pulang ke Jakarta dengan kawalan polisi.

"Sekarang masih di jalan, katanya dikawal polisi.

Saya kurang tahu bagaimananya di jalan, yang pasti rombongan 3 bus yang tadi pagi berangkat," tuturnya.

(TribunMataram.com/Asytari Fauziah)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved