Berita Terpopuler
POPULER Viral Video Detik-detik Pria Tenggelam Direkam Teman Sendiri, Tak Ditolong Meski Beri Sinyal
Detik-detik pria tenggelam direkam teman sendiri, bukannya menolong, akhirnya meregang nyawa.
TRIBUNMATARAM.COM - Detik-detik pria tenggelam direkam teman sendiri, bukannya menolong, akhirnya meregang nyawa.
Nyawa Jaffer Ayub (19) melayang sia-sia setelah tenggelam di sebuah sungai.
Mirisnya, detik-detik kematian Jaffer Ayub justru direkam temannya sendiri tanpa mendapat pertolongan.
Merekam berbagai kejadian dengan kamera ponsel pintar sepertinya memang sudah menjadi kebiasaan yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan remaja masa kini.
Berbagai kejadian direkam untuk kemudian diunggah di media sosial unatuk mendapatkan pengakuan dari jagad maya.
Dengan demikian, popularitas di media sosial yang semu bisa dengan mudah didapatkan.
• POPULER Kronologi 5 Siswa SMP Tewas Tenggelam di Sungai Terlarang, Istirahat Nekat Mandi di Sungai!
Demi mendapatkan hal tersebut, bahkan tak jarang mereka menghiraukan keselamatan dan privasi orang lain.
Seperti kejadian yang terjadi di India ini.

Dua remaja tega membiarkan salah seorang temannya tewas tenggelam di dalam air.
Tak hanya itu, mereka bahkan turut mengabadikan momen detik-detik kawannya itu saat meregang nyawa di dalam air.
Melansir dari New Indian Express, Jaffer Ayub (19) meninggal dunia karena tenggelam pada Sabtu (16/11/2019) lalu.
Diketahui bahwa pada Jumat malam, Jaffer dan dua orang temannya pergi ke sebuah kolam.
Kolam tersebut berlokasi di dekat Rukmoddin Darga yang terletak di pinggiran kota.
Jaffer sendiri diketahui adalah seorang warga Mijguri, Kalaburagi.
• Tragedi 5 Siswa SMP Budhaya III Tewas Tenggelam, Kepala Desa Sudah Peringatkan dari Awal
Ia meninggal setelah melompat ke dalam kolam, padahal ia tak tahu caranya berenang.
Dalam sebuah video yang beredar, terlihat Jaffer melompat ke dalam kolam.
Satu temannya nampak beranjak dari kolam dan berdiri di pinggir kolam.
Awalnya, Jaffer terlihat baik-baik saja dan berenang sebisanya.
Namun, beberapa saat kemudian saat Jaffer terlihat mendekati pinggir kolam.
Jaffer nampak berusaha meraih pinggiran kolam dan berusaha muncul di udara.
Teman Jaffer yang berada persis di depannya terlihat mengulurkan tangannya, tapi ia tak mau menolong lebih lanjut.
Sementara Jaffer terus muncul dan tenggelam di kolam tersebut.
Sementara teman yang satunya adalah orang di balik video tersebut.
Hingga akhirnya video berakhir dengan Jaffer yang tak terlihat lagi di kolam.
Ia tewas tenggelam di kolam tersebut tanpa ada yang berusaha menolongnya.
Termasuk sekelompok perempuan yang saat itu tengah mencuci pakaian di dekat lokasi tersebut.
• Nasib Tragis Imam, Sarankan Prada DP Bakar Mayat Vera Oktaria, Tewas Tenggelam Sebulan Kemudian
Mereka hanya menjadi penonton bisu saat peristiwa itu terjadi.
Diketahui bahwa Jaffer adalah tulang punggung keluarganya.
Sebab, ayahnya yang seorang pecandu alkohol tak bisa bekerja.
Ketika polisi berkunjung ke rumah dua teman Jaffer, orang tua mereka menghalangi petugas untuk membawa mereka ke kantor polisi.
Mereka justru mengatakan bahwa kejadiaan nahas tersebut telah membuat anak laki-laki mereka syok.
Kini kasus kematian Jaffer telah didaftarkan di kantor polisi setempat dan akan segera ditangani.
(Sosok.id/
)Kronologi 5 Siswa SMP Tewas Tenggelam di Sungai Terlarang, Istirahat Nekat Mandi di Sungai!
TRIBUNMATARAM.COM - Lima siswa SMP Jakarta meninggal dunia karena tenggelam di sungai terlarang yang ada di Baduy, Kepala Desa sudah beri peringatan, korban tak izin guru.
Study tour yang seharusnya menyenangkan malah menjadi duka bagi siswa SMP Budhaya III Duren Sawit.
Pasalnya ada 5 teman mereka yang meninggal dunia akibat tenggalm di Sungai Ciujung, Kampung Gajeboh, Desa Kanekes, Kecamata Leuwimandar, Kabupaten Lebak, Banten.
Kejadian ini terjadi pada Jumat (25/10/2019).
Menurut Wendy, korban bersama rombongan tengah melakukan kunjungan ke kawasan wisata adat Baduy bersama rombongan sekolah dari Jakarta.
Total peserta mencapai 120 orang.
"Rombongan datang pagi ini, mereka sedang berwisata," kata dia.
Wendy mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang, di antaranya penyelenggara, pihak sekolah dan saksi di lokasi kejadian.
Sekretaris Desa Kanekes Sarpin mengatakan, lima wisatawan yang meninggal merupakan siswa SMP dari Jakarta yang tengah melakukan kunjungan wisatawan ke Baduy.
"Betul, ada lima orang, infonya lagi main air di Gajeboh, Baduy luar," kata Sarpin saat dihubungi, Jumat.
Sarpin mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Jumat siang.
Rombongan wisatawan saat itu tengah istirahat di Gajeboh yang merupakan batas terakhir saat hendak berkunjung ke Baduy dalam.
• 5 Fakta Kecelakaan Tol Lampung Tewaskan Sekeluarga, Anak Sulung Sebut Ayah Mengantuk & Tabrak Truk
Kelima korban termasuk dalam 120 siswa dari sekolah lain untuk berkunjung ke Kawasan Wisata Adat Baduy.
Jumat pagi mereka sudah tiba di Baduy, kemudian beristirahat di perbatasan Baduy Luar dan Baduy dalam.
Saat waktu istirahat dan bebas, kelima siswa ini mandi di sungai Kampung Gajeboh.
"Sekitar jam 12.00 WIB waktu istirahat, siswa mandi di sungai Kampung Gajeboh tanpa seizin gurunya," kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardi melalui keterangan tertulis dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Sabtu (26/10/2019).
Tanpa sepengatahuan guru, ternyata mereka berenang di bagian sungai yang memiliki kedalaman tiga meter.
Kata Edy, awalnya yang bermain di sungai ada tiga siswa.
Namun, ternyata tiga siswa itu tidak bisa berenang dan perlahan-lahan mulai tenggelam.
Dua siswa lain yang melihat kejadian itu berusaha untuk menolong.
Namun, keduanya juga turut tenggelam hingga total korban yang tenggelam lima orang.
Kelima korban akhirnya ditolong oleh warga setempat dan dievakuasi ke Puskesmas Cisimeut sekitar pukul 14.30 WIB.
"Korban tenggelam di Baduy Gajeboh dilakukan proses identifikasi, kita periksa secara keseluruhan, ciri umum dari pakaian dan ciri khusus, seperti tanda lahir hingga susunan gigi," kata Kabiddokkes Polda Banten AKBP dr Nariyana di RSUD dr Adjidarmo, Jumat (25/10/2019).
• Bangkit Sempat Beri Pesan Terakhir untuk Istri yang Hamil 7 Bulan Sebelum Tewas Diculik & Dibunuh
Selain itu, pihak kepolisian juga membuka Post Ante Mortem di RSUD dr Adjidarmo.
Hal itu diperuntukkan bagi bagi keluarga dan kerabat korban yang hendak mengumpulkan data identitas korban yang diketahui masih di bawah umur.
"Yang kita butuhkan dari keluarga, ciri-ciri fisik secara umum, dia apakah punya luka, ciri khusus tanda lahir, tahi lalat, Identitas dari pihak sekolah sudah ada, tim Inafis sudah ambil sidik jari dan bisa kita cocokan dengan ijazah SD," kata Nariyana.
Kelima korban ini diketaui bernama Moses Imanuel Baskoro, Sahrul Ramadhan, Paskaleo Anesho Telaumbanua, dan Christiano arthur.
Kepala Desa Kanekes Jaro Saija mengatakan, sungai tempat korban berenang adalah Sungai Ciujung.
Kata dia, wisatawan memang dilarang untuk berenang di sana lantaran sungainya dalam.
"Tenggelamnya di sungai Ciujung, memang dalam, karena ada leuwi (cekungan), wisatawan dilarang ke sana," kata dia.
Kepala desa menyebutkan jika ia sudah memwanti-wanti dengan aturan yang ada.
Termasuk larangan untuk mandi di Sungai Ciujung di Kampung Gajeboh.
"Dari awal sudah dilarang, dikasih peringatan, hari Jumat jangan teriak-teriak, jangan mandi ke sungai. Sudah ada batasan - batasannya," kata dia.
Orang Tua Cemas tunggu kepulangan

Setelah mendengar ada lima siswa tewas tenggelam di Sungai Gajeboh, orangtua siswa SMP Budhaya III Santo Agustinus bergegas menyambangi sekolah mereka.
Mereka menanti kepulangan anaknya yang memang dijadwalkan tiba di Ibu Kota, Jumat malam.
Jhonny, salah satu orangtua siswa, mengatakan bahwa anaknya Fransika (14) selamat dari musibah tersebut.
"Saya ditelepon anak saya, dia gemetaran pas nyeritain. Katanya, ada anak sekolah meninggal lima orang.
Istri saya langsung nangis, puji Tuhan anak saya tidak apa-apa," ujarnya.
• 7 Fakta Remaja Putus Sekolah karena Ayah Ibu Tewas Dipatuk Ular, Kerja Serabutan Demi 3 Adik
Namun, ia mengaku masih belum mengetahui detail kronologinya.
Jumat malam, rombongan para pelajar yang study tour ke wisata adat pulang ke Jakarta dengan kawalan polisi.
"Sekarang masih di jalan, katanya dikawal polisi.
Saya kurang tahu bagaimananya di jalan, yang pasti rombongan 3 bus yang tadi pagi berangkat," tuturnya.
(TribunMataram.com/Asytari Fauziah)