Keraton Agung Sejagat
Seragam Sinuhun Keraton Agung Sejagat Disebut Mirip yang Dipakai Sultan Brunei Sang Raja Terkaya
Kebohongan Keraton Agung sejagat terbongkar, seragam sinuhun disebut mirip punya Sultan Brunei yang harganya fantastis!
Dengan kekayaan yang bombastis, tentu nilai seragam yang dikenakan sang Sultan diyakini memiliki harga yang juga diluar dugaan.

Lantas, kira-kira berapa ya nilai seragam Raja Keraton Agung Sejagat?
Belum diketahui pasti, namun Sri Utami (40), warga Purworejo yang juga tetangga dari Keraton Sejagat, menyampaikan bahwa dulunya, Totok Santosa Hadiningrat, adalah pemimpin sebuah organisasi bernama Jogjakarta Development Committe (JOGJA-DEC).
Dilansir dari tribunnews.com, ketika menjadi anggota dari organisasi tersebut, Sri Utami menuturkan bahwa organisasi DEC sempat mengadakan iuran kartu anggota (KTA) sejumlah Rp 15 ribu.
Sedangkan untuk seragamnya, para anggota DEC harus membelinya sendiri dengan harga Rp 3 juta.
"Selain iuran KTA suruh bayar seragam juga senilai Rp 3 juta. Seragamnya itu dulu seperti army atau militer loreng-loreng," kata Sri, seperti dikutip Sosok.ID, dlansir dari TribunJateng.com pada Rabu (15/1/2020).
Sri Utami juga menuturkan bahwa ia bergabung dalam organisasi tersebut kira-kira 3 tahun yang lalu.
"Sekitar tiga tahun yang lalu, awal kegiatannya seperti membantu rakyat kecil," kata Sri.
"Waktu terbentuk sudah ada bidang-bidangnya seperti pendidikan, sanitasi dan lain-lainnya," lanjutnya kepada TribunJateng.com, Selasa (14/1/2020).
Di organisasi tersebut, Totok Santosa Hadiningrat juga menjanjikan akan mendatangkan Dolar Amerika Serikat ke Indonesia.
Dolar tersebut akan Totok gunakan untuk memenuhi kebutuhan organisasinya dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.
Lewat penuturan Sri, Totok mengaku bahwa organisasi yang ia bentuk adalah organisasi yang bergerak dibidang kemanusiaan.
"Bilangnya bergerak di bidang kemanusiaan, tetapi nyatanya belum ada yang disalurkan. Karena keberadaanya itu dulu masih merintis disini," Ujar Sri Utami dikutip dari TribunJateng.com.

Rumahnya yang berjarak hanya sekitar 2 rumah dari keberadaan Istana Keraton Sejagat, Sri Utami menjelaskan bahwa tidak ada kegiatan yang berlangsung di istana tersebut, dengan kata lain, istana tersebut sedang kosong dan tak berpenghuni.
Ia juga mengungkapkan bahwa sebenarnya, keberadaan KAS cukup mengganggu.