Tanggung Jawab Tiga Tersangka Susur Sungai Setelah 10 Siswa SMPN 1 Turi Meninggal Dunia

Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) mengajukan penangguhan penahanan untuk ketiga tersangka susur sungai, IYA, R, dan DDS.

Editor: Asytari Fauziah
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI
Ketiga tersangka susur sungai SMP Negeri 1 Turi ungkap permintaan maaf lewat video ini dan sebut alasan nekat susur sungai sambil menahan air mata. 

TRIBUNMATARAM.COM Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) mengajukan penangguhan penahanan untuk ketiga tersangka susur sungai, IYA, R, dan DDS.

Namun, ketiganya menolak dengan alasan bentuk pertanggungjawaban dan rasa empati kepada keluarga korban.

"Mereka mengatakan, 'kami tidak usah penangguhan penahanan'," ujar Ketua Umum PB PGRI, Unifah Rosidi saat ditemui di Mapolres Sleman, Kamis (27/2/2020).

Tewaskan 10 Siswi SMPN 1 Turi, Perwakilan PGRI DIY Minta Guru Bangga dengan 3 Tersangka Susur Sungai

Ketiga tersangka memilih menjalani proses hukum di tahanan Mapolres Sleman guna menebus kesalahan.

Selain itu, ketiga tersangka yang merupakan pembina pramuka juga sangat memahami perasaan keluarga korban yang telah kehilangan anak mereka.

"Mereka menolak (penangguhan penahanan) sebagai rasa empati kepada keluarga korban," tegasnya.

Unifah mengaku bangga dengan sikap ketiganya yang menolak tawaran pengajuan penangguhan penahanan.

3 Tersangka Tragedi Susur Sungai Sudah Ditahan, Kepala Diplontos, Tertunduk Pakai Baju Tahanan
3 Tersangka Tragedi Susur Sungai Sudah Ditahan, Kepala Diplontos, Tertunduk Pakai Baju Tahanan (TribunMataram Kolase/ TribunJogja Hasan Sakri)

PGRI menawarkan penangguhan tersebut sebagai organisasi yang melindungi hak-hak anggotanya.

"Itu menunjukan sebuah tanggung jawab, sebuah sikap kesatria yang jarang di miliki dan itulah guru sejati," tandasnya.

Setelah mendengar jawaban dari ketiganya, PB PGRI tidak jadi untuk mengajukan penangguhan penahanan.

Pengakuan 3 Tersangka Tragedi Susur Sungai, Minta Sendiri Kepala Digundul & Ungkap Perlakuan di Sel

Sebelumnya diberitakan, kegiatan susur Sungai Sempor yang berlangsung pada Jumat (21/2/2020), menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi.

Polisi menetapkan tiga orang, yaitu IYA dan R yang merupakan guru SMPN 1 Turi, dan DDS yang merupakan pembina dari luar sekolah sebagai tersangka. (Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief) (Kompas.com/ Editor : David Oliver Purba)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tebus Kesalahan atas Kematian 10 Siswa, Alasan 3 Tersangka Susur Sungai Sempor Tolak Penangguhan Penahanan"

Tim SAR Gabungan melakukan pencarian korban yang hilang saat susur sungai di Sungai Sempor, Sleman, Yogyakarta, Jumat (21/2/2020)
Tim SAR Gabungan melakukan pencarian korban yang hilang saat susur sungai di Sungai Sempor, Sleman, Yogyakarta, Jumat (21/2/2020) (TribunMataram Kolase/ (KOMPAS.com/WIJAYA KUSUMA))

Anak dan Istri Tersangka Susur Sungai Dibully, Syok Disebut Anak Pembunuh hingga Takut Masuk Sekolah

Ditangkapnya tiga tersangka dalam tragedi susur sungai SMPN 1 Turi memberikan dampak negatif pada istri dan anak pelaku.

Istri dan anak pelaku justru mendapatkan bully baik secara langsung maupun tak langsung.

Saking takutnya, anak tersangka IYA sampai tak berani masuk ke sekolah.

 Tewaskan 10 Siswi SMPN 1 Turi, Perwakilan PGRI DIY Minta Guru Bangga dengan 3 Tersangka Susur Sungai

Ditetapkan sebagai tersangka tragedi susur sungai, kini istri dan kedua anak IYA guru di SMPN 1 Turi alami tekanan psikologis.

Akibat kelalaiannya hingga menewaskan 10 siswi SMPN 1 Turi, kini keluarga tersangka tragedi susur sungai ikut terkena imbasnya.

Salah satunya istri dan kedua anak IYA, guru SMPN 1 Turi yang menjadi tersangka dalam tragedi susur sungai pada (21/2/2020) lalu.

Melalui kakak sepupu IYA terungkap seperti apa perundungan yang telah diterima istri dan kedua anak guru SMPN 1 Turi ini.

 Pengakuan 3 Tersangka Tragedi Susur Sungai, Minta Sendiri Kepala Digundul & Ungkap Perlakuan di Sel

Agus Sukamta (58) kakak sepupu dari IYA, tersangka susur sungai menceritakan bahwa istri dan anak-anak tersangka mengalami tekanan psikologis.

Mereka jadi korban perundungan di media sosial, bahkan anak-anak tersangka juga dihakimi oleh teman sebayanya.

"Eh ayah mu pembunuh ya?" ucapnya menirukan perkataan yang didapat oleh anak-anak IYA.

Tak hanya itu anak-anak dari IYA juga sempat melihat pemberitaan tentang ayahnya di YouTube melalui ponsel.

Kuasa hukum IYA berikan keterangan
Kuasa hukum IYA berikan keterangan ((TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari))
 

Terkejut dengan apa yang dilihatnya, anak IYA langsung melemparkan ponsel tersebut karena ketakutan.

Akibat hal-hal ini kedua anak IYA yang masih duduk di bangku kelas 5 dan 6 SD menjadi ketakutan dan sempat tak mau sekolah.

"Anak-anak beberapa hari tidak masuk sekolah, tapi karena sudah agak tenang, mereka sudah mau ke sekolah diantar eyangnya," terangnya.

Saat di sekolah mereka pun hanya bisa sembunyi sebelum dijemput. Beruntung pihak sekolah mau membantu dengan menemani anak-anak tersebut.

Karena aksi perundungan gencar di media sosial, pihak keluarga saat ini tak memperbolehkan anak-anak dan istri IYA untuk memegang ponsel.

"Kami bisa memahami IT yang berkembang, dan viral medsos memang memberikan tekanan psikologis ke anak-anaknya. Bahkan istri IYA ketemu orang juga takut," paparnya.

Istri IYA kini lebih banyak diam dan melamun.

Bahkan saat tidur pun istri IYA kerap mengigau mengkhawatirkan anak-anaknya.

Ia menerangkan bahwa aktivitas keluarga inti dari IYA jadi terganggu gara-gara tekanan ini.

"Mau tidak mau kita ungsikan, kondisi di sekitar tidak kondusif untuk beberapa saat.

Video pembina Pramuka minta maaf atas tragedi susur sungai
Video pembina Pramuka minta maaf atas tragedi susur sungai (YouTube TribunJogjatv)

Tapi pihak kampung juga ikut membantu ronda, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Namun dibalik itu semua, ia menyatakan bahwa keluarga jelas berempati dan turut merasakan kesedihan bagaimana kehilangan anak.

Meluarga sangat mendukung IYA dan mendorong agar bersikap gentleman dan bertanggung jawab.

Mereka menyerahkan sepenuhnya ke proses hukum yang berlaku.

"Saya mewakili tersangka, memohon maaf kepada seluruh keluarga korban.

Kami dari keluarga merasakan betapa sedihnya keluarga yang ditinggalkan.

 

Kami memohon maaf sebesar-besarnya, dan belasungkawa sedalam-dalamnya," ujarnya.

Terkait perundungan yang dialami, ia meminta agar seluruh masyarakat bijak dalam melihat kasus ini dan biarkan proses hukum berjalan.

Pihaknya pun tak ada niat untuk melaporkan akun-akun yang melakukan perundungan.

Salah satu hal yang sering dikatakan netizen adalah perihal IYA yang melarikan diri dan terkesan lempar tanggung jawab saat kejadian.

Terkait hal tersebut kuasa hukum IYA, yakni Oktryan Makta meluruskan dan mengungkapkan apa yang terjadi di lokasi kejadian.

Guru olahraga sekaligus pembina Pramuka jadi tersangka atas tragedi susur sungai
Guru olahraga sekaligus pembina Pramuka jadi tersangka atas tragedi susur sungai (Istimewa/TribunJogja)

"Itu tidak benar.

Karena sejurus terjadinya kejadian laka air susur sungai sempor telah hadir di tempat kejadian perkara dan berupa menyelamatkan beberapa siswa-siswi yang menjadi korban," terangnya.

Namun diakuinya bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, IYA sempat ada kepentingan di luar kegiatan susur sungai dan harus meninggalkan lokasi.

Begitu IYA mendapat informasi adanya laka sungai, ia pun bergegas ke lokasi dan turut membantu menyelamatkan anak-anak.

Bahkan usai kejadian itu, IYA tetap mengikuti prosedur termasuk memberikan keterangan ke kepolisian.

"IYA tidak melarikan diri, tak ada maksud melepas tanggungjawab," tegasnya.

Pihak kuasa hukum pun, tanpa bermaksud memojokan pemangku di sekolah, menyampaikan bahwa kegiatan ini sudah bagian dari kegiatan yang diprogramkan sekolah.

Jadi menurutnya ini bukan tanggungjawab individual

"Sepanjang murid melakukan kegiatan kesiswaan, itu berarti merupakan kegiatan sekolah. 

Itu bukan kegiatan serta merta atau mendadak. Tapi adanya musibah itu diluar perencanaan yang ada," tuturnya. (TribunJogja.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Pilunya Kehidupan Keluarga Tersangka Tragedi Susur Sungai, sang Anak Diberi Hujatan Kelewat Sadis!

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved