Ratusan Bocah SD di Kupang Panjat Tembok 4 Meter Tiap Hari, Akses Sekolah Tertutup Rumah Pengusaha
Cerita ratusan bocah SD di Kupang, Nusa Tenggara Timur / NTT panjat tembok 4 meter untuk menuju ke sekolah.
TRIBUNMATARAM.COM - Cerita ratusan bocah SD di Kupang, Nusa Tenggara Timur / NTT panjat tembok 4 meter untuk menuju ke sekolah.
Pendidikan di wilayah timur Indonesia masih menjadi persoalan.
Kali ini, kisah miris datang dari ratusan murid SD Kristen Petra Alak, Kota Kupang, NTT.
Ratusan murid SD Kristen Petra Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), kesulitan ke sekolah mereka, karena harus memanjat tembok setinggi empat meter.
• Disekolahkan Gratis, Bocah SMP di Kupang Bobol ATM Rp 27Juta Demi Foya-foya, Kecil-kecil Kriminal
• Dikenal Cerdas, Siswa SMP Kupang Tak Pernah Besuk Ayahnya Dipenjara karena Bunuh Ibunya
Tembok yang menghalangi akses menuju SD Kristen Petra itu dibangun oleh seorang pengusaha sukses di Kota Kupang.
Para siswa terpaksa harus berusaha sekuat tenaga memanjat tembok kokoh itu untuk sampai ke sekolah.
"Tiap hari kami terlambat ke sekolah gara-gara harus berulang kali panjat tembok tinggi ini.

Saya kesulitan karena temboknya tinggi sekali," ujar Juliana Julita Bahan, siswi kelas VI SD Kristen Petra Alak, saat diwawancarai sejumlah wartawan, Jumat (6/3/2020) pagi.
Menurut Juliana, ada jalan alternatif untuk ke sekolah.
Namun, jaraknya menjadi semakin jauh untuk sampai ke sekolah.
Jaraknya bisa mencapai enam kilometer.
Karena kondisi jalan alternatif yang jauh, membuat para murid terpaksa memanjat tembok.
"Kalau dulu belum ada tembok tinggi ini, kami tidak pernah terlambat ke sekolah,"ujar Juliana.
Juliana berharap agar ada solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut
"Kami hanya minta agar tembok ini segera dibongkar," kata Yuliana.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Sekolah SD Kristen Petra Alak, Frengky Kase mengatakan, tembok dibangun sekitar tiga bulan yang lalu.
Tentu saja hal itu menyulitkan para murid.
Frengky menyebut, sejak tembok berdiri, para murid sering terlambat saat ke sekolah karena perjalanan dari rumah memakan waktu 20 sampai 25 menit.

Biasanya, para murid hanya butuh waktu 5 sampai 10 menit untuk sampai ke sekolah.
Selain keterlambatan, pembangunan tembok juga berdampak terhadap keselamatan para murid.
Hingga saat ini setelah mediasi belum ada solusi untuk persoalan ini.
"Sudah 1 bulan kami menunggu tapi belum ada solusi sama sekali, baik itu dari pihak kelurahan dan juga pemilik lahan tersebut yang kami dengar milik Pitoby,"
Dirinya berharap, kebijakan dari pihak pemerintah seperti wali kota, gubernur, DPRD, serta pemilik lahan untuk segera menyelesaikan persoalan ini.
Kompas.com bersama sejumlah wartawan mencoba mengonfirmasi keluarga Pitoby yang merupakan pemilik lahan, dengan mendatangi kantor mereka di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.
Namun, penanggung jawab Pitoby tidak berhasil ditemui karena sedang berada di luar daerah. (Kompas.com/ Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setiap Hari Ratusan Murid SD di Kupang Harus Panjat Tembok 4 Meter agar Bisa Sampai ke Sekolah", https://regional.kompas.com/read/2020/03/06/13042091/setiap-hari-ratusan-murid-sd-di-kupang-harus-panjat-tembok-4-meter-agar-bisa?page=all#page2.

Disekolahkan Gratis, Bocah SMP di Kupang Bobol ATM Rp 27Juta Demi Foya-foya, Kecil-kecil Kriminal
Sudah disekolahkan dan diberi tumpangan, siswi SMP di Kupang, Nusa Tenggara Timur / NTT ini malah bobol ATM kerabatnya demi hidup mewah di depan teman-temannya.
Bukannya fokus bersekolah, AA (14) malah membobol ATM kerabatnya dan memakai uangnya untuk berfoya-foya.
Tampaknya, gelar kecil-kecil kriminal pantas disandang oleh AA yang masih duduh di bangku SMP ini.
Siswi SMP Kupang ini bobol Rp 27 juta dari ATM milik kerabat. Uang habis untuk bersosialita. Ibu kandung tanyakan uang yang didapat.
Bimbingan kepada anak memang diharapkan dari orangtua.
• Detik-detik Bayi 5 Bulan di Kupang Terbang Terbawa Angin, 30 Menit Dicari Ditemukan di Tumpukan Seng
Namun siapa sangka jika kesempatan untuk melakukan tindakan kriminal pasti akan ada orang yang mengeksploitasinya.
Gadis berusia 14 tahun ini ketahuan mencuri kartu ATM dan membobol rekening milik kerabatnya.
AA dilaporkan membobol rekening milik Margaretha P (60), warga Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.
Melansir dari Pos Kupang, Kasus ini langsung dilaporkan korban ke Mapolres Kupang Kota pada Jumat (22/11/2019).
• Detik-detik 6 Siswi SMP Jakarta Disiram Air Keras Pria Tak Dikenal, Wajah Pelaku Sempat Terekam CCTV
Pelaku pembobolan AA (14), selama ini sedang tinggal dan diasuh oleh korban sendiri, bahkan disekolahkan oleh korban.

Ia menjelaskan, saat tinggal di rumah korban, pelaku mencuri kartu ATM Bank NTT milik korban.
Sejak tanggal 9 hingga 17 November 2019, pelaku mulai membobol rekening dengan bermodalkan ATM bank NTT milik korban.
Selama satu minggu, pelaku secara bertahap melakukan transaksi penarikan uang.
Diketahui uang yang telah dihabiskan dan diambil oleh AA di ATM kerabatnya ini mencapai Rp 27.300.000.
Ibu kandung pelaku, Maria (56) yang juga warga Kecamatan Maulafa, Kota Kupang heran dan curiga dengan kehidupan pelaku akhir-akhir ini.
• Rincian Besaran Gaji PNS Terbaru dari Lulusan SD/SMP, SMA, Sarjana & Gol IV, Siap Ikut CPNS 2019?
Ibu kandung korban mendapatkan informasi bahwa pelaku memiliki banyak uang dan sering mentraktir rekan-rekannya.
Ibu pelaku menghubungi korban dan menanyakan terkait kehilangan uang atau semacamnya di rumah korban.
"Saya dihubungi ibu pelaku. Ibu pelaku tanya apakah ada kehilangan uang di rumah karena sejak pelaku tinggal di rumah korban, pelaku memiliki banyak uang," ujar korban.
Mendapatkan informasi tersebut, Margareta P lalu mengecek tas dan dompet yang ia miliki.
Korban pun kaget saat mengetahui bahwa kartu ATM Bank NTT miliknya telah raib.
Korban lalu menghubungi pihak Bank NTT untuk memblokir rekeningnya, namun satu jam sebelumnya pelaku sempat menarik uang sebesar Rp 2 juta dari rekening korban.
Selanjutnya, Tim Unit Buser Sat Reskrim Polres Kupang Kota bergerak cepat dan mengamankan pelaku pada Jumat siang.
Selain mengamankan pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti berupa satu buah kartu ATM Bank NTT atas nama korban.
Saat diperiksa polisi, pelaku mengakui perbuatannya sudah mencuri ATM milik korban dan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
Kapolres Kupang Kota, AKBP Satrya Perdana P Tarung Binti, SIK melalui Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, Iptu Bobby Jacob Mooynafi, SH., M.Hum saat ditemui di Mapolres Kupang Kota membenarkan laporan polisi tersebut.
Usai mendapatkan laporan tersebut, pihaknya bergerak cepat dan pelaku sudah diamankan di Mapolres Kupang Kota untuk diproses sesuai hukum.
Namun demikian, kata Kasat Reskrim, dengan alasan pelaku masih dibawah umur maka polisi mengupayakan diversi dan pelaku harus didampingi orangtua atau pihak Bapas.
Atas perbuatannya, pelaku dikenakan pasal 362 KUHP. "Terhadap anak pelaku (AA), dikenakan pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun penjara," katanya. (Tribunstyle/Dhimas Yanuar) (Pos Kupang/ Gecio Viana).
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Kecil-kecil Kriminal, Siswi SMP Kupang Bobol Rp 27 Juta dari ATM Kerabat, Uang Habis Untuk Sosialita, https://style.tribunnews.com/2019/11/25/kecil-kecil-kriminal-siswi-smp-kupang-bobol-rp-27-juta-dari-atm-kerabat-uang-habis-untuk-sosialita?page=all.