Berita Terpopuler

POPULER Driver Ojol Suspect Corona yang Hilang Akhirnya Ditemukan, Kini Jalani Karantina

Seorang driver suspect corona yang tengah dikarantina dan hilang akhirnya ditemukan.

Kompas.com
Ilustrasi virus corona masuk ke Indonesia 

TRIBUNMATARAM.COM Seorang driver ojol suspect corona yang tengah dikarantina dan hilang akhirnya ditemukan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Tjetjep Yudiana mengatakan, satu driver ojek online yang sebelumnya sempat dicari karena wajib masuk karantina, Jumat (6/3/2020) malam akhirnya berhasil ditemukan.

Malam itu juga driver ojol suspect virus corona itu dikarantina di Asrama Haji Batam.

"Alhamdulillah sudah ketemu. Kalau tidak salah pihak Gojek yang membantu menghubunginya dan saat ini sudah dilakukan karantina," kata Tjetjep saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (7/3/2020).

Pemerintah Umumkan 2 Orang Lagi Positif Terinfeksi Corona, Berada di Lokasi Sama dengan Pasien 1

Tjetjep menceritakan, sama dengan driver ojol yang pertama kali dikarantina, driver ojol yang baru ditemukan ini juga sempat kontak langsung dengan CSS yang juga closed contact dengan VP.

CSS merupakan pembantu rumah tangga di rumah VP di Batam. Adapun VP merupakan warga negara Singapura yang positif corona.

Pihaknya pun mengapresiasi langkah Gojek yang tanggap dan kooperatif dalam membantu menghubungi mitranya.

Swap tenggorokan driver ojol itu sudah diambil dan sudah dikirimkan ke Jakarta untuk proses laborotorium.

"Kami berharap hasilnya negatif," ujar Tjetjep.

Dengan dikarantinya driver ojol tersebut, masyarakat Batam tidak perlu khawatir dan disarankan tetap beraktivitas seperti biasanya.

Cerita Wakil Wali Kota Tasikmalaya Sanggup Beli Alat Pendeteksi Virus Corona, Gagal Terganjal Izin

Sebelumnya dari dua driver ojek online yang diduga suspect corona, satu berhasil ditemukan.

Driver yang berhasil ditemukan, sudah dikarantina dan sudah diambil swap tenggorokannya. Hanya saja untuk hasilnya belum keluar.

Saat ini seluruh orang-orang yang termasuk dalam pengawasan dinas kesehatan yang ada di Batam, telah menjalani masa karantina.

Karantina dilakukan di beberapa lokasi, mulai dari kediaman masing-masing, hingga di Asrama Haji Batam. (Kompas.com/ Kontributor Batam, Hadi Maulana/ David Oliver Purba)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pencarian Berakhir, 1 Driver Ojek Online Suspect Corona Akhirnya Ditemukan"

Permintaan dari diduga pasien positif Corona Depok via WhatsApp viral.
Permintaan dari diduga pasien positif Corona Depok via WhatsApp viral. (TribunMataram Kolase/ Twitter @bananahoe/ ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Merasa Tak Enak Badan dan Seperti Gejala Virus Corona, Jangan Panik, Ini yang Harus Dilakukan

Virus corona sedang mewabah, jika rasakan gejala yang banyak dibicarakan jangan panik, lakukan langkah di bawah ini dan tetap tenang.

Dua orang warga Depok, sudah dinyatakan terinfeksi virus corona.

Hal ini bahkan disampaikan langsung oleh presiden Jokow Widodo awal pekan ini.

Pasangan ibu dan anak ini menjalani perawatan dan diisolasi di RSPI Sulisanti Suroso, Jakarta.

Hal ini membuat banyak orang panik dengan masuknya virus yang menyebar dengan cepat ini.

 Tak Pelu Panic Buying Meski Corona Masuk ke Indonesia, Yuk Lakukan 3 Hal Sederhana, Pola Hidup Sehat

Apalagi dengan adanya pemantauan dan pengawasan pada beberapa pasien yang mengalami gejala yang sama dengan kasus virus corona ini.

Gejala awalnya kerap disebutkan mirip dengan flu biasa.

Ilustrasi pengguna masker
Ilustrasi pengguna masker (Tribunnewswiki.com/Archieva Prisyta)

Seperti demam, batuk, pilek hingga gangguan pencernaan disertai letih dan lesu.

Apalagi untuk orang yang baru saja berkunjung dari luar negeri.

Lalu apa yang harus dilakukan saat merasakan gejala awal terinfeksi virus corona?

Kepala Bidang Humas Kementerian Kesehatan Busroni mengatakan, jika seseorang merasa memiliki atau merasakan tanda-tanda Covid-19 agar mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat baik klinik, puskesmas, maupun rumah sakit.

Ia juga menganjurkan agar menceritakan dengan jujur mengenai aktivitas atau kontak yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir.

“Tanda-tanda ditengarai dulu, kemudian ke dokter atau faskes.

Cerita apa adanya, apakah rumahnya pernah didatangi seseorang dari negara terjangkit ataukah dia sendiri habis dari negara terjangkit,” ujar Busroni, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/3/2020).

Pengungkapan informasi ini dinilai penting agar petugas bisa fokus melakukan penanganan dan tindakan selanjutnya.

“Dari situ akan ketahuan dia menuju ke arah Covid atau tidak.

Nanti petugas akan memastikan dan menentukan langkahnya jika diindaksi ke situ, dia (pasien) akan dirujuk,” ujar Busroni.

 Virus Corona Masuk ke Indonesia, Ini Penanganan yang Tepat Menurut Ahli Medis dari PDEI dan MHKI

Tanda-tanda yang diperiksa oleh dokter yakni rasa sakit dengan panas tinggi, dan beberapa waktu kemudian tidak turun.

Gejala juga diikuti dengan batuk dan sesak.

“Sebenarnya batuk saja tanpa disertai sesak harus ke dokter.

Apalagi kalau dengan sesak, dia harus ke dokter atau fasilitas kesehatan,” jelas Busroni.

Ia mengatakan, para tenaga medis sudah memiliki pemahaman yang cukup baik tentang Covid-19.

“Dokter pasti akan mengarah ke situ.

Apakaha ada riwayat perjalanan, pernah ada tamu, atau apakah pernah berkunjung ke luar negeri dalam 14 hari terakhir,” lanjut dia.

Hubungi Hotline Komenkes

Jika tak ingin langsung datang ke doker bisa menghubungi hotline Kemenkes untuk mengetahui lebih lanjut soal corona.

“Hotline Kemenkes fungsinya untuk tanya, 'Saya gini-gini (mengalami gejala) mau ke mana (periksa)?' atau misal mau tanya, 'Saya punya teman dari Malaysia mau datang ke Indonesia, syaratnya apa?” ujar Busroni mencontohkan.

“Itu pertolongan untuk cari info. Bukan nomor untuk pengobatan. Untuk mengarahkan dan memberikan pemahaman dan pencerahan,” lanjut dia.

Adapun nomor hotline Kemenkes terkait virus corona adalah 021-5210411 atau 081212123119.

Masker Lebih Baik Dipakai yang Sakit

Dia pun menganjurkan, lebih baik masker digunakan oleh mereka yang sedang sakit flu maupun batuk untuk mencegah penularan penyakit pada orang lain.

"Orang yang enggak sakit sebenarnya enggak perlu palai masker," jelas Reviono.

Terkait penggunaan masker untuk mengurangi risiko tertular virus corona, Profesor Obat dan Epidemiologi di University of Iowa's College of Medicine, Eli Perencevich, juga mengungkapkan hal senada.

Melansir Forbes, Sabtu (29/2/2020), Dr. Perencevich, mengungkapkan seseorang tak perlu menggunakan masker wajah jenis apa pun dengan maksud mencegah tertular covid-19.

Ilustrasi virus corona masuk ke Indonesia
Ilustrasi virus corona masuk ke Indonesia (Kompas.com)

Sekalipun ada kasus temuan covid-19 di dekat sana, menurut dia, tetap saja orang sehat tidak perlu memakai masker, baik itu masker bedah, masker N95, masker respirator, maupun masker jenis lainnya untuk melindungi diri dari virus corona.

Bahkan, Dr Perencevich, secara tegas melarang orang sehat menggunakan masker.

Pasalnya, belum ada bukti bahwa memakai masker pada orang sehat akan melindungi mereka dari serangan virus corona.

Masker Tingkatkan Risiko Infeksi

Menurut dia, penggunaan masker yang salah malah bisa jadi dapat meningkatkan risiko infeksi karena seseorang lebih sering menyentuh wajah.

Dr Perencevich pun menjelaskan virus corona dapat ditularkan melalui tetesan, bukan melalui udara. Itu berarti Anda tidak dapat menghirupnya secara acak.

 Pasien Positif Corona Tak Tahu Dirinya Terinfeksi sampai Jokowi Umumkan, Pemerintah Langgar Aturan?

Masker melainkan tepatnya dipakai oleh mereka yang merasa menderita flu atau berpikir terkena seranga covid-19.

"Jika Anda mengalami flu atau berpikir terkena Covid, saat itulah Anda harus mengenakan masker untuk melindungi orang lain.

Di rumah, jika Anda merasa sakit, Anda harus menggunakan masker untuk melindungi anggota keluarga Anda," ungkap Dr Perencevich.

(TribunMataram.com/Asytari Fauziah)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved