Viral Pasien Tak Cepat Dirawat Hingga Meninggal di Parkiran Rumah Sakit, Ini Penjelasan RSUD Kartini

RSUD RA Kartini, Jepara, menjelaskan duduk perkara pasien Lukita, warga Desa Mambak, meninggal di area parkir rumah sakit, pada Senin (16/3/2020).

Editor: Asytari Fauziah
DOK PRIBADI ABDUL ROSYID
Keluarga pasrah menunggu penanganan terhadap pasien di dalam mobil ambulans yang terparkir di kompleks RSUD RA Kartini Jepara, Senin (16/3/2020). Hingga akhirnya meninggal di mobil tersebut. 

TRIBUNMATARAM.COM Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RA Kartini, Jepara, menjelaskan duduk perkara pasien Lukita, warga Desa Mambak, meninggal di area parkir rumah sakit, pada Senin (16/3/2020).

Direktur RSUD RA Kartini, Dwi Susilowati, menjelaskan, saat Lukita tiba di rumah sakit situasi ruangan IGD sudah penuh.

Bahkan, brankar untuk pasien pun saat itu juga terpakai semuanya.

"‎Memang kondisinya 25 unit tempat tidur dan brankar saat itu sudah terpakai semua, sehingga kami juga tidak bisa memberikan brankar itu untuk pasien," jelas dia, Selasa (17/3/2020), dilansir dari Tribunnews.

Bukan Corona, Ini 10 Virus Paling Mematikan di Dunia, Ada yang Kemungkinan Meninggalnya 100%

Lalu, Dwi juga tidak menampik, petugas keamanan rumah sakit sempat meminta ambulans yang membawa Lukita untuk tidak parkir di area IGD.

"Memang sempat diingatkan petugas keamanan untuk tidak parkir di ruang IGD."

"Tapi tidak perlu jauh-jauh juga nggak apa," jelas dia.

Datang tanpa surat rujukan

Keluarga pasrah menunggu penanganan terhadap pasien di dalam mobil ambulans yang terparkir di kompleks RSUD RA Kartini Jepara, Senin (16/3/2020). Hingga akhirnya meninggal di mobil tersebut.
Keluarga pasrah menunggu penanganan terhadap pasien di dalam mobil ambulans yang terparkir di kompleks RSUD RA Kartini Jepara, Senin (16/3/2020). Hingga akhirnya meninggal di mobil tersebut. (DOK PRIBADI ABDUL ROSYID)

Dwi menambahkan, Lukita datang tanpa membawa surat rujukan. Untuk itu, sesuai proseder, pasien tersebut harus melalui proses antrean.

Saat itu, Lukita mendapat antrean nomor 19. Pihak rumah sakit juga telah menawarkan rujukan ke rumah sakit lain kepada pihak keluarga Lukita.

Namun, menurut Dwi, pihak keluarga memilih untuk menunggu dan mengantre.

"‎Kami sudah berusaha untuk merujuk ke rumah sakit lain tapi pasien tidak bersedia, padahal kami sudah menganjurkannya," jelasnya.

Viral di media sosial

Seperti diberitakan sebelumbnya, meninggalnya Lukita menjadi viral setelah beredar tulisan terkait pelayanan RSUD di Jepara tersebut.

Tulisan itu dibuat oleh seseorang bernama Abdul Rosyid, sopir ambulans yang membawa Lukita ke rumah sakit.

Begini isi tulisannya:

POTRET BURUK PELAYANAN RSUD JEPARA, PASIEN MENINGGAL DUNIA SI TEMPAT PARKIR.

Alm mbah LUKITA warga desa Mambak kec pakis aji kab Jepara meninggal dunia di tempat parkir..

Senin 16 Maret 2020 kami mengantarkan pasien dari rumah nya ke puskesmas pakis aji pukul 12.15 mnt

dan dari sini kami di beri rujukan ke Rumah sakit Umum jepara krn memang keadaan alm sudah payah berangkatlah kami ke rumah sakit menggunakan ambulan desa Mambak.

30 menit sampailah kami di RSU begitu turun solah satu penupang tak suruh turun dulu utk minta "gledek" pak minta gledek katanya ke salah satu petugas berbaju putih memakai masker gledej gledek opo wes orak ono begitu jawab petugasnya..

Dengan trrpaksa kami menunggu bersama pasien di dalam ambulan desa, krn tak tega melihat pasien cucu alm memberanikan diri msk ke minta petugas memeriksa dan alhmdllah petugas kesehatan datang meskipun hnya di dulek2 dada pasien dan msk kembali tanpa keterangan apapun.

Terungkap Setelah Ashraf Meninggal, Perhatikan Caption 3 Unggahan Suami BCL, Firasat Pamit?

Sekitar 5 menit kami di datngi pak satpam di data antrian dpt nmr antrian 19 dan di suruh daftar dulu di kantor dan melakukan saran pak satpam

Karena pasien ( alm mbah Lukita ) blm mendpat Gledek kami pun menunggui pasien di dalam ambulan yang terparkir di UGD lalu kami di datangi pak satpam dan berkata BOLEH MENUNGGU TAPI TIDAK BOLEH PARKIR DI SINI

akhirnya kamipun membawa pasien ke tempat parkir krn pasien memang sudah tidak mungkin utk di turunkan dari ambulan..

Sekitar 2 jam kami menunggu di parkiran hingga pasien akhirnya meninggal tanpa penanganan APAPUN dari petugas kesehatan nangis hati ini

Ya Allah.....kami maaaarah kpd pihak rumah sakit dan tak satu pun yg menjawab apalagi bertanggung jawab..

Kami hanya ingin di kemudian hari tidak ada mbah LUKITA LUKITA yang lain yang di perlakukan seperti ini,

kemana kami harus mengadu selain kepadamu ya Robb..

Maaf bila ada pihak2 yg tidak berkenan dan tidak menerinya

Abdul Rosyid

Jepara, 16 Maret 2020

Saat dihubungi Tribunnews, Abdul mengatakan, Lukita meninggal di dalam ambulans karena lama mendapat pengananan dari pihak rumah sakit.

"Sekitar dua jam kami menunggu di parkiran hingga pasien akhirnya meninggal tanpa penanganan apapun dari petugas kesehatan," ujar dia. (Kompas.com/ Editor : Michael Hangga Wismabrata)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Penjelasan RSUD Jepara Soal Mbah Lukita yang Meninggal di Parkiran Rumah Sakit"

Ambo Tang, kakek meninggal karena kelaparan di Sulsel
Ambo Tang, kakek meninggal karena kelaparan di Sulsel (TribunMataram Kolase/ Instagram)

Viral Potret Kakek Meninggal Meringkuk di Atas Batu karena Kelaparan, Wagub Sulsel Naik Pitam

Viral potret kakek meninggal di atas tumpukan batu karena kelaparan, Wakil Gubernur Sulsel naik pitam.

Meninggalnya Ambo Tang, seorang kakek 75 tahun yang ditemukan dalam posisi meringkuk di dekat tumpukan batu gunung di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo meninggalkan keprihatinan.

Bagaimana tidak, Ambo Tang meninggal dunia karena mengalami kelaparan.

Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 34 ayat (1) tertuang bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.

Hal tersebut sudah menjadi kewajiban setiap pemimpin pemerintahan baik pusat maupun daerah untuk memperhatikan warganya.

Namun tak demikian dengan kasus yang baru saja terjadi di Jeneponto, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.

Seorang kakek yang diketahui bernama Ambo Tang (75), warga Dusun Punagayya, Desa Bontorappo, Tarowang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan ditemukan meninggal dunia diduga kelaparan.

()

 POPULER Ibu Pamit Beli Sabun, 4 Anak Kelaparan & Gizi Buruk, Ternyata Pilih Hidup dengan Pacar

Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan, jenazah Ambo Tang ditemukan di dekat tumpukan batu gunung di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo, Jumat (17/1/2020).

Sebelumnya Ambo Tang dikabarkan hilang. Dia meninggalkan rumah pada Rabu (15/1/2020).

"Kejadian ini sangat menyayat hati, sangat menyedihkan, Ambo Tang meninggal dunia diduga karena kelaparan," ungkap Andi Sudirman kepada wartawan, Sabtu (18/1/2020).

Jenazah Ambo Tang telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Bontorappo, Jumat.

Dengan kejadian yang menimpa Ambo Tang, Andi telah memerintahkan stafnya untuk menyalurkan bantuan berupa sembako kepada keluarga almarhum.

 Pamit Beli Sabun, Ibu Telantarkan 4 Anak Kelaparan hingga Gizi Buruk Demi Hidup dengan Pacar

Jenazah kakek, Ambo Tang saat ditemukan
Jenazah kakek, Ambo Tang saat ditemukan

"Kami selaku pihak pemerintah seharusnya mendeteksi informasi kondisi keluarganya sebelum kejadian. Saya harap kejadian serupa tidak terulang kembali," ucap Andi.

Andi juga meminta kepada seluru bupati dan wali kota di Sulsel lebih serius dalam penanganan warga miskin.

"Kami instruksikan untuk seluruh Bupati dan wali kota agar menyisir keluarga fakir miskin serupa dan menunda agresifitas alokasi anggaran fisik konstruksi bukan prioritas jika masalah sosial menjadi momok menakutkan," pintanya.

Andi juga mengingatkan para legislator untuk mengawasi dan mengarahkan alokasi anggaran ke sektor penanganan fakir miskin lebih besar.

Pengalokasian anggaran untuk penanganan fakir miskin harus porsinya lebih besar jika wilayahnya masuk dalam zona perhatian khusus peringkat kemiskinan 10 besar Sulsel.

Kasus seperti ini haruslah menjadi refleksi bersama bahwa masih ada hal yang semacam itu di negara ini.

Tak hanya pemerintah saja yang harus memperhatikan, setidaknya warga atau tetangga dekat haruslah juga andil bagian.

Setidaknya kasus seperti ini apabila diketahui ada di sekitar masyarakat, minimal warga yang berada di tempat tersebut melapor pada pihak pemerintah daerah.

Hingga kasus yang serupa tidak terjadi pada siapapun warga Indonesia yang sah di mata Undang-Undang menjadi tanggung jawab pemerintah. (Sosok.id/*)

Sumber : https://sosok.grid.id/read/411991644/seorang-kakek-meninggal-gegara-kelaparan-permprov-sulsel-ngamuk-wakil-gubernur-sisir-keluarga-fakir-miskin-serupa-dan-tunda-pembangunan?page=all

Viral Potret Kakek Meninggal Meringkuk di Atas Batu karena Kelaparan, Wagub Sulsel Naik Pitam

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved