Virus Corona
Bukan Corona, Ini 10 Virus Paling Mematikan di Dunia, Ada yang Kemungkinan Meninggalnya 100%
Padahal, angka kematian yang disebabkan karena virus corona dinilai sangat rendah bila dibandingkan 10 virus mematikan lainnya yang pernah mewabah.
TRIBUNMATARAM.COM - Bukan virus corona atau Covid-19, inilah 10 virus paling mematikan di dunia.
Mewabahnya virus corona di seluruh dunia menimbulkan kepanikan tersendiri bagi masyarakat.
Padahal, angka kematian yang disebabkan karena virus corona dinilai sangat rendah bila dibandingkan 10 virus mematikan lainnya yang pernah mewabah di dunia.
Data dari World Health Organization (WHO) membuktikan bahwa mayoritas pasien Covid-19 yang tersebar di berbagai dunia dinyatakan sembuh.
• Menyusul Tom Hanks, Bintang Film Marvel Idris Elba Umumkan Dirinya Positif Terinfeksi Corona
• Mirisnya Kondisi Rumah Sakit Rujukan Pasien Positif Corona, Ruang Isolasi 3x4 Meter Diisi 6 Orang
Data pada 15 Maret 2020 menyebutkan bahwa angka infeksi Covid-19 mencapai 157.476 orang di 155 negara.
Angka kematiannya 5.845 orang, sementara angka kesembuhan mencapai 75.953 orang.
Secara virologi, jenis virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 yaitu SARS-CoV-2 memang tidak terlalu mematikan.
Sedikitnya ada 10 virus lainnya yang lebih mematikan dibanding itu, seperti dilansir dari Live Science:
1. Marburg
Para ilmuwan menemukan virus Marburg pada 1967, saat outbreak dalam skala kecil merebak di antara para pekerja di Jerman. Mereka terkena infeksi dari monyet yang dibawa dari Uganda.
Virus Marburg mirip dengan Ebola, yang menyebabkan demam tinggi. Demam yang sangat tinggi ini kerap menimbulkan syok, gagal organ, kemudian kematian.
Angka kematian pada outbreak pertama bahkan mencapai 25 persen. Namun pada tahun 1998-2000, angka kematiannya mencapai 80 persen saat terjadi outbreak di Kongo.
2. Ebola
Outbreak Ebola pertama pada manusia diketahui terjadi di Sudan dan Kongo, tepatnya pada 1976. Ebola ditularkan lewat kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, serta kontak langsung dari orang atau hewan yang terinfeksi.

Terdapat lebih dari 1 jenis virus Ebola, dan tingkat bahayanya bervariasi. Hal tersebut dijelaskan oleh Elke Muhlberger, pakar virus Ebola di Boston University.