Virus Corona
POPULER Tanggapan Ahli Soal Tingkat Kematian Pasien Terinfeksi Covid-19 di Indonesia Termasuk Tinggi
Virus corona makin merebak, bahkan tingkat kematian pasien covid-19 di Indonesia termasuk tinggi, begini tanggapan para ahli hingga prediksi kasusnya.
Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Asytari Fauziah
TRIBUNMATARAM.COM - Virus corona makin merebak, bahkan tingkat kematian pasien covid-19 di Indonesia termasuk tinggi, begini tanggapan para ahli hingga prediksi kasusnya.
Perkembangan kasus virus corona semakin banyak dari hari ke hari.
Bahkan hingga Kamis (19/3/2020) ada 309 pasien yang terinfeksi kasus ini.
15 orang pasien berhasih sembuh namun 25 kematian.
Sebagai informasi, korban meninggal akibat Covid-19 ini lebih dari dua kali rata-rata dunia.
• Korban Corona Meninggal Capai 19 Orang, Jokowi Akhirnya Instruksikan Rapid Test Covid-19 Massal
• Krisdayanti Nekat Liburan ke Eropa di Tengah Wabah Corona, Yuni Shara Cemas tapi Ungkap Alasan Adik
Hingga Kamis (19/3/2020) pukul 00.00 WIB, data JHU memperlihatkan bahwa ada 207.518 penderita Covid-19 di seluruh dunia.
Dari angka itu, ada 8.247 korban meninggal dunia, angka ini setara 3,97 persen.
Adapun, tercatat ada 82.104 pasien yang sembuh.
Jika dipersentasekan, angkanya mencapai hampir 40 persen.

Sedangkan angka kematian di Indonesia karena kasus corona cukup tinggi.
Dikutip TribunMataram dari Kompas.com, Johns Hopkins University (JHU) mengeluarkan Coronavirus Covid-19 Global Case yang dikeluarkan.
Data tersebut diperoleh persentase kematian akibat kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia mencapai 8,37 persen.
Lalu apakah tanggapan ahli di Indonesia soal hal ini?
1. Tanggapa Ahli
Petugas medis membawa seorang pasien yang diduga terinfeksi virus misterius mirip SARS, ke rumah sakit Jinyintan, di Kota Wuhan, China, Sabtu (18/1/2020). Virus misterius mirip pneumonia telah menjangkiti puluhan orang dan menelan korban jiwa kedua di China, menurut pemerintah setempat.
Melihat presentase kematian seperti itu, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH, merasa tidak terkejut.
Menurut dia, permasalahan utamanya adalah besar kemungkinan Indonesia mengalami under-diagnosis.
Bila lebih banyak kasus bergejala ringan ditemukan, tentu presentase kematian akan menurun.
• Kenali Cara Penularan Virus Corona, Jadi Alasan Penting Harus Jaga Jarak atau Social Distancing
"Jadi, ada kasus infeksi Covid-19 yang tidak terdeteksi atau terdiagnosis.
Mungkin karena sakitnya ringan, mungkin karena RS atau dokternya belum aware kalau itu kemungkinan Covid-19, dan sebab lain.
Sebagian di antara yang tidak terdiagnosis ini juga mungkin meninggal," kata Panji saat dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Rabu (18/3/2020).
2. Seharusnya Tak Setinggi Itu
Ilustrasi virus corona masuk ke Indonesia
Ahli menganggap wajar hal ini apabila melihat angka kasus yang masih terbilang kecil.
Oleh sebab itu, menjadi besar kemungkinan angka dipenyebut atau jumlah kasus terlalu kecil, sehingga presentase kematian dengan jumlah kasus menjadi tinggi angkanya.
• Mengapa Presentase Angka Kematian Corona di Indonesia Tertinggi di Dunia? Ini Penjelasan Ahli
"Jadi proporsi yang meninggal saya rasa enggak setinggi itu.
Dengan kata lain, angka kematian tinggi mungkin bukan karena virusnya lebih ganas, tapi kitanya yang kurang "ganas" mencari orang-orang yang sakit Covid-19," ujarnya.
Panji pun menambahkan bahwa pada saat ini, kita tidak mengetahui secara pasti dan terperinci tentang hal-hal atau indikator yang berkaitan, dan tidak ada angka yang benar bisa diandalkan.
3. Prediksi ke Depannya
Ilustrasi virus Corona menyerang Indonesia
Lantas, bagaimana prediksi tren angka kasus dan kematian mendatang di Indonesia?
Panji menuturkan bahwa tren ke depannya, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 akan meningkat, bahkan bisa jadi pesat jumlahnya.
Akan tetapi, perihal kematian, masih banyak faktor yang membuat angka prevalensi kematian akibat virus SARS-COV-2 ini terjadi.
Setidaknya Panji menyebutkan bahwa ada tiga hal yang bisa menjadi faktor kunci untuk menekan prevalensi kematian akibat Covid-19 ini.
Pertama, tergantung apakah kelompok yang punya risiko meninggal lebih tinggi akan banyak yang sakit, misalnya lansia.
"Kalau lansia banyak yang sakit, ya angka kematian bisa tinggi," kata dia.
• Peta Persebaran Virus Corona di 10 Provinsi di Indonesia, Pasien Positif hingga Meninggal
Kedua, tergantung secepat apa pasien ditangani. Hal ini juga tergantung secepat apa Indonesia bisa mendiagnosis pasien.
Semakin cepat terdiagnosis, maka kemungkinan kematian bisa dihindari semakin tinggi.
Ketiga, tergantung seberapa kewalahan sistem kesehatan Indonesia.
Sebagian pasien Covid-19 ini akan membutuhkan fasilitas khusus seperti ventilator dan perawatan di ruang ICU yang jumlahnya sangat terbatas.
Jika pasien dengan kebutuhan ini tidak mendapatkan fasilitas lengkap itu, maka kemungkinan kematian juga tentu meningkat.
4. Data di Asia Tenggara
Tenaga medis melakukan Simulasi Kesiapsiagaan Penanganan Virus Corona (Covid-19), di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut sebagai langkah kesiapsiagaan Kota Bandung untuk mengatasi penyebaran wabah virus corona.
Persentase kematian tertinggi di Asia Tenggara adalah Filipina (9,4 persen). Dari 202 kasus, 19 orang dinyatakan meninggal dunia dan lima orang sembuh.
Selain kedua negara tersebut, ada enam negara lain di Asia Tenggara yang wilayahnya juga telah terjangkit Covid-19, yaitu Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.
Di Thailand, tingkat kematian akibat penyakit ini hanya 0,4 persen. Dari 212 kasus positif, saat ini hanya menyisakan 169 kasus.
Sedangkan, 42 kasus lainnya telah dinyatakan sembuh dan satu orang meninggal dunia.
• Fakta Pasien Nol Pembawa Corona di Wuhan Akhirnya Ditemukan, Terinfeksi November, Ketahuan Desember
Persentase tak jauh berbeda ditunjukkan Malaysia (0,2 persen). Dari 790 kasus, dua orang meninggal dunia dan 60 orang sembuh.
Hingga kini masih ada 728 kasus, di mana tiga di antaranya merupakan warga negara Indonesia yang kini dalam kondisi stabil.
5. Tanggap Darurat
Kondisi arus lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi tampak sepi setelah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) Virus Corono, Minggu (15/3/2020).
Sejauh ini, pemerintah telah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Saat ini, Gugus Tugas telah menetapkan masa tanggap darurat penanganan kasus ini hingga 29 Mei 2020.
Adapun dari 227 kasus, tersebar di 13 provinsi. Jakarta menjadi provinsi tertinggi penyebaran kasus ini (77 kasus).
Wilayah berikutnya diikuti Jawa Barat (23 kasus), Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing 8 kasus, Banten (9 kasus), dan Yogyakarta (2 kasus).
Sementara masing-masing satu kasus untuk Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.
• Fakta Lengkap dr Handoko Gunawan, Usia 80 Tahun Masih Bantu Pasien Corona, Kondisi Diungkap Keluarga
Sejumlah daerah pun telah menetapkan kasus siaga dan tanggap darurat.
Daerah itu antara lain Kabupaten Kota Waringin Timur, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Lombok Tengah, Sumatera Utara, Kabupaten Bengkanyang, Kabupaten Kolaka Timur, dan Papua Barat. (TribunMataram.com/Asytari Fauziah)